Rombongan murid SMA Nusa Bangsa sampai di puncak. Mereka berhamburan turun dari mobil.
"Cha bangun." Marvin menepuk pundak Rachel. Rachel terbangun dari tidurnya.
"Kita udah nyampe." sahut Marvin. Rachel mengemasi barang barangnya.
"Gue aja yang bawa." Marvin membawa semua barang barang Rachel.
"Eh gak usah."
"Udah gak papa. Yuk kumpul sama yang lain." Marvin dan Rachel turun dari mobil.
"Anak anak, akhirnya kita sampai juga di puncak. Satu tenda diisi oleh 4 orang. Ya silahkan kalian bangun tenda nya!"
Semua murid bersorak sorai. Mereka segera berhamburan untuk memasang tenda.
Rachel cs segera memasang tenda. Karena Kenny sering ikut acara camp bersama teman temannya, bukan hal sulit bagi Kenny untuk memasang tenda. Tak lama kemudian, tenda pun sudah berdiri tegak.
"Yeayyy tenda nya udah siap." sorak mereka berempat.
Mereka berempat memasuki tenda dan menata barang masing masing.
Sore harinya.
Rachel merasakan air yang turun dari langit. Lama lama air itu makin banyak dan makin deras. Hujan!
"Eh woy hujan!" teriak Berliana panik.
"Masuk tenda! Masuk tenda!"
Hujan makin lama makin deras dan air mulai memasuki tenda.
"Eh anjir ini airnya kenapa masuk ke tenda!" Berliana terlihat sangat panik.
"Duh gimana ini" Nadine tak kalah paniknya. Kenny yang sudah terbiasa ikut camp terlihat santai.
"Udah biasa aja gak perlu panik gitu. Kita tunggu aba aba dari panitia." ucap Kenny santai.
"Tes tes. Satu dua. Ya, minta perhatiannya kepada seluruh siswa SMA Nusa Bangsa segera keluar dari tenda dan selamatkan barang barang kalian! Lalu kalian berkumpul di tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sekali lagi kepada seluruh siswa SMA Nusa Bangsa...." terdengar pengumuman dari panitia.
"Tuh udah kedenger. Yuk kita bawa barang kita dan kumpul di tempat yang udah disiapin sama panitia." Mereka berempat langsung keluar dari tenda dan menyelamatkan diri.
Disana, di sebuah bangunan yang besar yang ada di area camp, Rachel cs dan yang lainnya sedang meneduh menunggu hujan reda. Rachel menatap ke sekitar area camp, banjir.
Rachel yang tak kuat dengan udara dingin, langsung menggosok gosokkan kedua telapak tangannya. Tiba tiba Rachel merasakan ada sesuatu yang hangat yang melekat di punggungnya.
"Gue tau lo kedinginan." Ya, Marvin yang memakaikan jaket di punggung Rachel.
"Lo juga kedinginan."
"Gue udah biasa."
"Makasih ya." Marvin tersenyum melihat Rachel tersenyum.
***
Malam harinya
Hujan sudah berhenti sekitar 2 jam yang lalu. Rachel sedang duduk sendiri di depan tenda. Jaket Marvin masih melekat di tubuhnya yang mungil.
"Cha, lo kenapa? Jangan ngelamun malem malem lo. Pamali." ucap Nadine tiba tiba.
"Gue gak ngelamun kok."
"Eh lo udah minum obat belum" tanya Nadine sedikit berbisik karena takut yang lain dengar. Rachel menjawab dengan anggukan.
"Eh ini jaket siapa?"
"Marvin."
"Cieee. Kayaknya Marvin tuh suka sama lo deh Cha." ledek Nadine diikuti oleh senyum jail.
"Apaan sih lo." Rachel tersipu malu.
Tak lama, Marvin cs datang menghampiri tenda Rachel.
"Haii bebep Nadine." sapa Elno. Nadine hanya membalas dengan senyuman. Marvin langsung duduk di pinggir Rachel.
"Eh btw Kenny sama Berlian kemana?" tanya Ryan celingak celinguk melihat ke dalam tenda.
"Oh tadi mereka sih bilangnya mau keliling." jawab Nadine.
"Yaudah, kita berdua cari mereka dulu ya."
"Kiw kiw ada yang mau pdkt nih." celetuk Elno.
"Berisik lo ah!" Ryan dan Andreas berlalu meninggalkan tenda Rachel.
"Gimana? Masih kedinginan?" tanya Marvin.
"Masih."
"Gue peluk mau?"
"Nggak! Gue nggak mau!" Rachel sedikit menjerit dan menjauhkan diri dari Marvin.
"Kenapa? Katanya masih kedinginan."
"Au ah!" Rachel siap berdiri namun tangan kekar Marvin mencegahnya.
"Cie marah." Rachel memasang muka cemberut.
"Lagian kamu mesum!"
"Apa apa? Gue gak salah denger? Lo tadi bilang apa? Kamu? Cie udah mulai aku kamu an nih." goda Marvin jail.
"Gak! Lo salah denger kali!" Rachel gugup menjawabnya.
"Gak usah gugup gitu kali."
"Gue marah lagi nih!" Rachel bersiap meninggalkan Marvin namun lagi lagi tangan kekar Marvin menahannya.
"Ehh jangan marah dong." Rachel tak menatap Marvin, bukan karena marah, tapi Rachel masih malu karena tadi Rachel refleks bilang kamu.
"Lo kalo lagi marah cantik deh." goda Marvin.
"Apa sih lo!" Rachel memalingkan mukanya untuk menutupi wajahnya yang memerah karena perkataan Marvin tadi.
"Gue janji bakal jagain lo." bisik Marvin di telinga Rachel. Mendengar kata itu, pipi Rachel memerah kembali.
-----------------------------------------------------------------
Itu si Marvin hobi banget ya bikin Rachel baper😂 Author aja jarang dibikin baper sama doi😂 Eh nggak deng😂 Nah kalian yang baca pada baper nggak? Iya? Nggak? Pokoknya ikutin terus deh kelanjutan ceritanya😊 Bakal ada yang lebih baper dari sekarang. See you di part selanjutnya😄
Salam author,
Febiane Nurshabrina22 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Marchel [COMPLETED]
Teen FictionMarvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel Dianita Madison, seorang gadis penderita kanker darah yang memiliki paras cantik, rambut indah, dan...