Sudah dua hari Rachel tidak masuk sekolah. Dan sudah dua hari Marvin tidak fokus belajar. Jujur, Marvin merindukan gadis itu. Rindu tawanya, senyumnya. Marvin benar benar merindukan Rachel.
Saat ini, kelas Marvin sedang belajar pelajaran Matematika. Marvin melihat teman teman sekelasnya sedang fokus mendengarkan materi yang disampaikan.
Tok tok tok
Pintu kelas diketuk oleh satpam sekolah. Semua yang berada di kelas menoleh ke arah pintu.
Marvin kaget karena di belakang satpam tersebut adalah Audrey.
"Ada apa?" tanya Bu Sekar, guru matematika.
"Ini ada Bu Audrey, ibu nya Acha. Mau ketemu sama ketua kelas."
"Oh ya, silahkan."
Rama berdiri menghampiri Audrey. Mereka berbincang diluar kelas. Marvin benar benar ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Tak lama, Rama kembali ke dalam kelas. "Makasih Bu." Lalu satpam dan Audrey meninggalkan kelas Marvin.
Marvin benar benar ingin tahu apa yang Audrey bicarakan dengan Rama. Marvin ingin bertanya pada Rama, namun Marvin malu untuk bertanya, karena kejadian Marvin memarahi Rachel di kantin sudah menyebar. Kalau Marvin bertanya, mau disimpan dimana muka Marvin?
Marvin benar benar ingin tahu keberadaan Rachel sekarang. Sangat.
Tet tet tet
Bel pulang sekolah berbunyi. Ketiga sahabatnya telah keluar meninggalkan kelas. Sebetulnya, Marvin merindukan mereka. Marvin rindu dengan canda tawa mereka. Namun, mau bagaimana lagi?
Saat Marvin akan keluar dari kelas, tiba tiba jalannya dihadang oleh Natha.
"Vin, gue pulang bareng lo ya."
"Gak!" Marvin berjalan meninggalkan Natha. Natha mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan Marvin.
"Ayo dong. Gue gak bawa mobil."
"Vero."
Natha mengernyit. "Vero? Maksudnya?"
"Lo kan adiknya Vero. Pulang aja bareng dia."
Natha sempat tersentak, darimana Marvin tau kalo gue adiknya Vero?
"D-dia udah pulang duluan."
Marvin memasukkan tangannya ke kedua saku celananya. Pandangannya lurus ke depan tanpa ekspresi dan tidak memperdulikan Natha.
"Gue pulang bareng lo ya. Pleaseee."
"Gak!"
"Yaudah, kalo lo gak mau anterin gue pulang, ntar malem kita jalan jalan." ancam Natha.
"Apaan sih!" Marvin mulai risi dengan Natha.
"Jadi, pilih gue pulang bareng lo atau ntar malem kita jalan jalan?"
Marvin memutar kedua matanya malas. "Ya."
"Iya apa?"
"Lo pulang bareng gue."
"Asyikk!"
Natha berjingkrak senang. Tak peduli dengan tatapan heran orang lain yang memperhatikannya.
Bukan apa apa, Marvin malas jika harus keluar dengan Natha. Natha tipe cwe pemaksa, manja, apapun keinginannya harus dituruti. Dan Marvin tidak menyukai perempuan manja.
Selama di dalam mobil, Natha tak henti hentinya bicara. Dan seperti biasa Marvin hanya diam, tak menanggapi ocehan ocehan Natha.
Ddddrrttt
KAMU SEDANG MEMBACA
Marchel [COMPLETED]
Teen FictionMarvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel Dianita Madison, seorang gadis penderita kanker darah yang memiliki paras cantik, rambut indah, dan...