39

31.3K 1K 5
                                    

Hoammm

Rachel membuka matanya sambil mengangkat tangannya ke atas. Rachel mengucek ngucek matanya dan melihat ke arah jam. 05:45

Rachel bergegas bangun dari kasurnya lalu pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

"Morning Pa! Morning Ma! Morning Sha!" sapa Rachel saat melihat adik dan kedua orang tua nya sedang duduk di meja makan yang masih berpakaian piyama.

"Morning Cha."

Rachel menghampiri mereka sambil mengernyit heran. "Mama sama Papa kok masih pake piyama? Emangnya nggak ke kantor?" Rachel duduk di kursi sebrang tempat duduk Audrey.

"Kita ke kantor agak siangan. Jadi ya sekarang santai santai dulu." jawab Audrey sambil mengambil roti dan mengoleskan mentega lalu mengguyurnya dengan susu kental manis. "Nih sarapan dulu."

Rachel menerima roti dari tangan Audrey. "Terima makasih Mama yang cantik."  Lalu memakannya lahap.

"Kata Mama, kamu udah punya pacar ya Cha?" Pertanyaan Devian sukses membuat Rachel tersedak. Buru buru Rachel meminum susu yang ada di sampingnya.

Devian, Audrey, dan Tasha tertawa melihat Rachel yang terkejut karena pertanyaan Devian tadi.

"Pelan pelan kalo makan tuh."

"Papa sih."

"Bener ya kamu udah punya pacar? Siapa tuh namanya...Davin. Eh bukan, aduh papa lupa lagi namanya."

"Marvin, Pa." ucap Audrey membenarkan.

"Nah itu! Iya Marvin. Kamu pacarnya Marvin kan? Orangnya yang mana? Gantengnya sama kayak papa nggak? Eh nggak boleh ada yang melebihi kegantengan papa di rumah ini."

Rachel dan Audrey tertawa mendengar celotehan Devian. "Jelas beda jauh lah Pa. Masih ganteng Marvin dibanding papa." jawab Rachel sambil menjulurkan lidahnya.

"Liat tuh Ma. Anak kamu. Mentang mentang udah punya pacar, jadi selalu membela pacar, menomorsatukan pacar. Apa apa pacar, apa apa pacar." Devian cemberut karena anaknya itu lebih memilih Marvin dibanding dirinya. Tentu saja Devian hanya bercanda.

Rachel bangkit dari duduknya dan memeluk bahu papa nya itu. "Cup cup cup. Jangan nangis dong Pa. Udah gede kok nangis. Malu sama Mama tuh. Tenang aja, Acha gak gitu kok. Acha gak kayak yang lain yang selalu menomorsatukan pacar. Karena kalian tetep nomor satu di hati Acha."

Rachel menenggelamkan wajahnya di pundak Devian. Devian mengelus lembut puncak kepala anak pertamanya itu dan mencium keningnya. "Jaga diri kamu baik baik ya sayang. Papa ngizinin kamu pacaran sama Marvin. Tapi jangan sampe melebihi batas ya."

Rachel langsung berdiri tegak dan bersikap hormat. "Siap laksanakan!"

Keempatnya lalu tertawa.

***

Rachel sampai di kelas dan mendapati kelasnya masih sepi. Hanya ada lima orang yang sudah datang, dan enam ditambah dirinya.

Rachel melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya. Rachel melirik kursi Marvin, masih kosong. Marvin belum datang.

Rachel melihat lihat keadaan kelas. Semuanya tampak sibuk masing masing. Rachel merogoh tas nya dan mengambil buku diary Keysha lalu meletakannya di atas meja.

Saat Rachel akan menutup kembali tas nya, Rachel melihat buku matematika milik Nadine yang dipinjamnya kemarin. Rachel meminjam buku matematika Nadine karena materi kelas Nadine selangkah lebih jauh dari materi kelas Rachel. Jadi Rachel meminjamnya agar Rachel sudah mengerti dan tau jika guru menerangkan.

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang