63

86K 2K 443
                                    

Marvin sedang menatap dirinya di cermin. Dirinya kini sudah siap dengan pakaian pengantin yang dipilihnya bersama Rachel. Ditangannya, terdapat peci berwarna putih yang warnanya sama dengan warna baju pengantin yang Marvin pakai.

Marvin tak henti henti nya tersenyum. Karena sebentar lagi, dirinya akan mempersunting perempuan yang selama ini sangat ia sayangi.

Sebuah tangan menepuk pundak Marvin. Ketika Marvin menoleh, Marvin mendapati Roseline sedang berdiri di belakangnya dan sudah memakai baju kebaya.

"Kamu tampan sekali, sayang." puji Roseline sambil menatap Marvin lewat cermin.

"Mama juga cantik."

Marvin mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah Roseline. Marvin memegang kedua tangan Roseline dan menatap Mama nya itu penuh sayang.

"Ma, terima kasih karena Mama telah mengizinkan Marvin untuk memilih jalan hidup Marvin sendiri. Terima kasih Mama telah mengizinkan Marvin untuk memilih siapa yang akan menemani Marvin sampai masa masa tua nanti. Makasih Ma." Marvin mencium kedua tangan Roseline.

Roseline mengusap ujung matanya yang basah karena air matanya. "Sama sama sayang. Maaf karena Mama udah maksa kamu nurutin kemauan Mama. Dan semoga, dengan kamu memilih Acha sebagai pasangan hidup kamu, kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah."

"Amin. Makasih Ma. Marvin sayang Mama."

Pintu kamar Marvin terbuka dan muncullah Catlyn yang sudah siap dengan baju kebaya. Marvin dan Roseline refleks menoleh ke arah pintu.

"Kak, Ma. Ayo berangkat sekarang."

Roseline menatap anak sulungnya itu. "Kamu udah siap?"

Marvin mengangguk mantap. "Siap Ma."

Roseline mengambil peci putih yang berada di tangan Marvin. Marvin sedikit menundukkan kepalanya dan Roseline memakaikan peci tersebut.

"Yuk berangkat."

***

Rachel sedang duduk di depan meja rias yang berada di dalam kamarnya. Dengan memakai baju pengantin berwarna putih dan make up yang simple namun elegan, ditambah terdapat mahkota kecil di kepalanya membuat Rachel nampak seperti bidadari.

Tukang rias pengantin yang berdiri tak jauh dari Rachel dan sedang membereskan perlengkapan riasnya itu tersenyum saat melihat Rachel yang tak henti henti nya tersenyum sambil menatap dirinya di cermin.

"Keliatannya mbak bahagia banget ya hari ini. Saya perhatiin dari tadi mbak senyum senyum sendiri terus."

Rachel hanya tertawa mendengarnya. Namun, si tukang rias pengantin itu tiba tiba memekik histeris. "Ya ampun mbak, itu hidungnya kenapa? Kok keluar darah?"

Rachel yang menyadari itu langsung mengusap darahnya dengan tangan kanannya. Tukang rias itu langsung mendekati Rachel dan berjongkok di samping Rachel lalu menyodorkan tisu dan sapu tangan.

"Ini mbak buat bersihin darahnya." Rachel menerima tisu dan sapu tangan itu dan menggunakannya untuk membersihkan darah mimisan.

"Mbak sakit? Saya bilang ke ibu ya."

Rachel langsung menahannya saat tukang rias itu hendak berdiri. "Jangan. Jangan kasih tau ibu."

"Tapi mbak mimisan. Saya takut mbak kenapa napa."

Rachel berusaha tersenyum untuk meyakinkan bahwa dirinya baik baik saja. "Mending mbak sekarang kunci pintu kamarnya biar ga ada orang yang masuk. Saya mau bersihin darahnya dulu. Nanti mbak bantu saya buat make up ulang."

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang