60

31.8K 879 54
                                    

"Kamu mau kemana Cha? Pagi pagi udah rapi gitu." tanya Audrey saat Rachel menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi.

"Mau jalan jalan sama Marvin Ma." jawab Rachel senang.

"Cha, udah berapa kali Mama bilang, lupain Marvin. Marvin udah gak ada. Mama tau kamu sayang banget sama dia, tapi kamu gak bisa kayak gini terus sayang."

"Ma, Marvin masih hidup. Kalo Marvin meninggal, gak mungkin sekarang Marvin ngajak aku jalan." ucap Rachel meyakinkan.

Rachel tak mau berdebat lebih lama lagi dengan Audrey. "Acha berangkat dulu."

Audrey mengintip Rachel dari balik jendela rumah, takut Rachel kenapa napa. Audrey dibuat terkejut saat melihat Marvin membukakan pintu mobil untuk Rachel.

"Jadi, Marvin masih hidup?"

Marvin terlihat memutari mobilnya dan masuk ke dalam mobil. Tak lama, mobil Marvin pergi meninggalkan rumah Rachel.

"Cinta kalian besar sekali. Mama doain semoga kamu bahagia terus sama Marvin ya Nak."

***

"Aku gak mau jalan jalan." ucap Rachel saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Marvin mengernyit. "Terus mau kemana?"

"Aku mau ke rumah kamu aja. Ketemu sama Mama Roseline." sahut Rachel sambil menampilkan senyum terbaiknya.

Marvin membeku mendengar jawaban Rachel. "Tapi-"

"Tapi apa?"

"T-tapi Mama lagi... lagi... Mama lagi keluar sama temen temennya."

"Yahhh." Senyum Rachel pudar mendengar jawaban Marvin. "Yaudah deh lain kali aja."

"Jangan cemberut dong. Aku kan mau ngajak kamu jalan jalan. Masa kamu nya cemberut sih."

Marvin mengacak rambut Rachel. Rachel menoleh ke arah Marvin dan tersenyum.

Marvin mengajak Rachel ke salah satu mall yang berada di Jakarta. Mereka melangkah menuju bioskop karena Marvin sudah memesan tiket sebelumnya.

Usai menonton, mereka pergi ke timezone.

"Aku mau main basket!" seru Rachel. Rachel sedikit menarik tangan Marvin yang sedari tadi tak pernah berhenti menggenggam tangan Rachel.

"Kita tanding. Siapa yang kalah, dia yang traktir makan es krim!" tantang Rachel saat mereka sudah berada di depan mesin permainan bola basket.

"Ayo, siapa takut. Paling aku yang menang." jawab Marvin menerima tantangan Rachel.

"Aku yang menang lah. Kamu kan main basketnya jelek." Rachel memeletkan lidahnya sedangkan Marvin hanya tersenyum melihat tingkah Rachel yang menurutnya menggemaskan.

Setelah menggesekkan kartu permainan, mesin itu menyala dan menampilkan layar skor dan waktu.

Rachel dan Marvin berlomba lomba memasukkan bola ke dalam ring dan mencetak skor sebanyak banyaknya. Marvin memang jago basket, jadi dengan mudahnya Marvin memasukkan bola ke dalam ring. Sedangkan Rachel nampak kesusahan memasukkan bola ke dalam ring karena Rachel tidak terlalu ahli bermain basket.

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang