"Vin, lo dimana?"
"Rumah."
"Ke rumah sakit sekarang! Acha masuk rumah sakit!"
"Gue kesana." Marvin menutup telpon sepihak. Elno mendecak kesal karena Marvin selalu seperti ini.
Yaps, Elno yang menelpon Marvin tadi. Sekarang Elno sedang duduk diruang tunggu menunggu dokter memeriksa Rachel.
Flashback on~
"Non Achaaa!!" Bi Asih menjerit histeris mendapati Rachel yang tergeletak pingsan di bawah tangga. Elno yang mendengar teriakan Bi Asih, langsung masuk kembali ke dalam rumah Rachel.
"Astaga, Acha!" Elno langsung mendekat ke arah Rachel yang sudah tak sadarkan diri.
"Bi, ini Acha kenapa?" tanya Elno sambil mengecek urat nadi Rachel.
"Tadi bibi lagi di dapur, bibi denger suara jatuh keras banget. Pas kesini, non Acha udah gak sadarkan diri."
"Ini kayaknya Acha jatuh dari tangga. Yasudah, saya bawa Acha ke rumah sakit sekarang." Elno menggendong Rachel ala bridal style.
Elno membawa Rachel ke mobilnya diikuti oleh Bi Asih di belakangnya.
"Bi tolong bukain pintu mobilnya." Bi Asih membuka pintu mobil depan mobil Elno. Elno langsung mendudukkan Rachel disana.
"Den Elno, kalo ada apa apa, langsung telpon bibi ya Den."
"Pasti bi. Doain semoga Acha gak kenapa napa. Saya ke rumah sakit dulu ya bi." Elno berlari memutari mobilnya dan memasuki mobilnya. Lalu, mobil Elno berlalu meninggalkan rumah Rachel dan menuju rumah sakit.
Flashback off~
Dokter yang menangani Rachel keluar dari ruangan. Elno langsung menghampiri dokter itu.
"Dok gimana keadaan Acha?"
"Maaf anda siapanya?"
"Eum saya... saya kakaknya dok." jawab Elno bohong.
"Apa dari kemarin pasien belum makan sama sekali?"
"Saya nggak tau dok."
"Pasien harus dirawat disini selama beberapa hari. Kondisi pasien sekarang lemah. Tidak ada asupan makanan dari kemarin. Ditambah, pasien sepertinya mempunyai banyak fikiran. Hal seperti ini sangat berbahaya bagi kondisi pasien."
"Apa saya boleh melihat Acha dok?"
"Boleh. Tapi pasien masih belum sadar. Yasudah, saya tinggal dulu." Elno memasuki ruangan dimana Acha sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tangannya terpasang infusan, dan di hidungnya terpasang selang.
Elno duduk di pinggir ranjang. Elno tak kuat melihat Rachel dengan keadaan seperti ini. Elno merasa, ini semua karenanya. Kalau saja Elno tidak keceplosan bilang kalau ada yang suka sama Marvin, kejadiannya tak akan seperti ini.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok cowok berbadan tinggi, berkulit putih, dan berhidung mancung. Dibalut dengan kemeja berwarna putih dan celana jeans membuat cowok itu semakin mempesona. Udah tau kan itu siapa? Ya siapa lagi kalau bukan Marvin.
Marvin mendekat ke arah Rachel yang lemah tak berdaya. Elno bangkit dari duduknya, keluar dari ruangan, membiarkan Marvin berdua dengan Rachel.
Marvin menatap Rachel sendu. Hatinya serasa teriris melihat sosok perempuan yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Marvin menggenggam tangan Rachel dengan erat. Didekatkannya tangan itu ke wajahnya Marvin. Marvin mencium lembut punggung tangan Rachel.
"Cha gue disini, please bangun." Rachel masih diam. Marvin menunggu Rachel sadar sampai sampai dia tertidur.
-----------------------------------------------------------------
Kalo kalian suka, jangan lupa kasih bintang dan tinggalkan komentar kalian disini😄
Salam author,
Febiane Nurshabrina25 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Marchel [COMPLETED]
Teen FictionMarvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel Dianita Madison, seorang gadis penderita kanker darah yang memiliki paras cantik, rambut indah, dan...