Rachel sudah boleh pulang dari rumah sakit. Sekarang, Rachel sedang berkumpul dengan Marvin cs dan ketiga sahabatnya di kantin.
"Lo kalo makan belepotan banget sih. Sengaja ya biar gue bersihin?" Marvin mendecak kesal dan mengambil tisu dan membersihkan mulut Rachel yang belepotan saat Rachel memakan siomay.
"Tau tempat kali ah! Kasian tuh disini ada yang jomblo." sindir Elno. Ryan, Andreas, Berliana dan Kenny mendelik tajam ke arah Elno.
"Eh kalem napa nggak usah liatin gue sampe segitunya. Gue tau kok gue ganteng." celetuk Elno dengan pedenya.
Nadine yang duduk di sebelah Elno langsung menoyor kepala Elno, "Pede banget sih kamu."
"Nggak papa yang penting aku sayang kamu." Nadine hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu.
Saat mereka sedang asyik ngobrol, tiba tiba Chatrine dan kedua temannya datang menghampiri meja mereka.
"Hai honey." Chatrine memegang pundak Marvin yang memang duduknya di ujung kursi. Marvin yang risi segera menepis kasar tangan Chatrine.
"Ih kamu kok kasar sih sama aku." dengan suara yang dimanja manja kan.
"Eh lo nggak tau diri banget ya!" Nadine berdiri dari duduknya dan menggebrak meja yang membuat seisi kantin menoleh ke arahnya.
"Lo kenapa sih?! Gue gak ngomong sama lo cabe."
"Jaga mulut lo! Pacar gue bukan cabe!" Elno membela Nadine karena tak terima pacarnya disebut cabe.
"Kenapa? Dia emang cabe kok. Lo juga mau mau nya pacaran sama si cabe itu." Wajah Nadine dan Elno merah padam menahan amarah.
"Nad, udah jangan kebawa emosi." Rachel, Kenny, dan Berliana berusaha menenangkan Nadine.
"Honey, kenapa kamu masih deketin si cewek gak tau diri itu sih? Kan masih cantikan aku dibanding dia." Chatrine mengerucutkan bibirnya. Yaa, memang Chatrine lebih cantik dari Rachel. Tapi memangnya cinta memandang fisik?
"Pergi dari sini! Atau gue bilang ke semua orang kelakuan bejat yang udah lo lakuin sama Acha kemarin!" bentak Nadine.
Wajah Chatrine berubah menjadi pucat. Chatrine takut kelakuannya itu diketahui banyak orang. Dengan perasaan kesal, Chatrine dan kedua temannya pergi meninggalkan kantin.
Tapi sebelum Chatrine pergi dari kantin, dia membisikkan sesuatu ke telinga Marvin, "Besok malem dinner sama gue. Alamatnya nanti gue kirimin. Kalo lo gak mau, Acha akan tanggung akibatnya." Setelah itu, Chatrine dan kedua temannya pergi meninggalkan kantin.
"Woy Vin diem diem bae. Chatrine ngomong apa emangnya kok lo jadi bengong gitu?" tanya Ryan melihat Marvin yang masih terdiam.
Marvin masih diam tak bersuara membuat Ryan mendecak kesal karena pertanyaannya diacuhkan. Rachel menepuk pundak Marvin dan Marvin pun tersadar dari lamunnya.
"Lo kenapa sih?" tanya Rachel. Marvin menggeleng.
Ada yang nggak beres nih, batin Rachel
***
Di kamarnya, Marvin sedang merebahkan diri di atas kasurnya yang king size. Marvin bingung dia harus memilih dinner dengan Chatrine atau tidak.
Ponsel yang Marvin simpan di pinggir kepalanya itu bergetar. Ada notif dari line.
ChatrineOlivia
Besok malem jangan lupa dinner sama aku ya honey
ReadMarvin hanya melihatnya saja dan membanting ponselnya ke kasur. Tak lama, ponselnya bergetar lagi. Marvin mengambil ponsel yang telah dilemparnya.
ChatrineOlivia
Kalo gak mau, Acha yang akan kena akibatnya!MarvinAlfaro
Jgn mcm2 lo y!ChatrineOlivia
Aku tunggu besok malem di caffe Quotes. Jangan lupa pake pakaian yang rapi ya honey
ReadMarvin melempar ponselnya ke sembarang arah. Marvin menjambak rambutnya sendiri. Marvin bingung harus bagaimana.
-----------------------------------------------------------------
Chatrine maksa banget sih ya dinner sama Marvin😪 Author jadi ikut kesel😪 Marvin nerima ajakan Chatrine enggak ya? Penasaran? Yuk tunggu part berikutnya😉
Salam author,
Febiane Nurshabrina28 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Marchel [COMPLETED]
Teen FictionMarvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel Dianita Madison, seorang gadis penderita kanker darah yang memiliki paras cantik, rambut indah, dan...