59

28.6K 938 4
                                    

Rachel sudah siap untuk lari pagi di pagi ini. Jika dulu selalu ada Marvin yang selalu menemaninya, namun sekarang, tidak ada lagi sosok Marvin yang menemani Rachel.

Semenjak kecelakaan pesawat, Rachel tidak pernah bertemu dengan Marvin lagi. Sahabat sahabatnya dan keluarga Marvin seolah menyembunyikan Marvin dari Rachel. Di dalam hatinya Rachel sangat yakin, Marvin masih ada, Marvin masih hidup. Terbukti dengan beberapa kali Rachel melihat sosok yang mirip dengan Marvin.

Secara logika, mustahil jika Marvin masih hidup. Pesawatnya saja hancur berantakan, apalagi penumpang di dalamnya. Namun hati Rachel enggan berkata kalau Marvin sudah meninggal, karena hati Rachel benar benar mengatakan bahwa Marvin masih hidup.

Rachel sudah sampai di taman tanpa Rachel sadari. Memikirkan Marvin memang membuat Rachel lupa akan segalanya.

Niatnya lari pagi adalah untuk menyegarkan pikirannya dari hal yang berkaitan dengan Marvin. Namun, Rachel justru semakin mengingatnya.

Rachel memegang bandul kalung pemberian Marvin dua tahun yang lalu. Sampai saat ini, Rachel masih menjaga kalung tersebut.

Flashback on

"Duduk dulu yuk. Capek nih."

Wajah Rachel sudah terlihat sedikit pucat. Mungkin Rachel kelelahan karena telah berlari kecil mengelilingi taman.

Marvin dan Rachel pun duduk di salah satu bangku taman.

"Bentar ya. Aku mau kesana dulu."

"Kemana?"

"Pokoknya kamu diem disini. Jangan kemana mana."

Marvin beranjak dari duduknya. Rachel memainkan jarinya sembari menunggu Marvin kembali. Tiba tiba ada yang menutup matanya dari belakang. Rachel sudah dapat menebak itu adalah Marvin.

"Marvin. Ini kamu ya? Ih ngapain sih pake nutup mata aku segala." Rachel meraba raba tangan kekar Marvin yang sedang menutup matanya.

Rachel membuka matanya saat tangan Marvin tidak lagi menutup matanya. Rachel langsung menutup mulut dengan tangannya saat melihat kalung di depannya.

"Kamu suka?" tanya Marvin.

"Suka. Suka banget."

"Aku pakein ya."

Marvin dengan mudah memasangkan kalung tersebut di leher Rachel karena rambut Rachel dikuncir kuda, jadi Marvin tidak susah memasangkan kalungnya.

Rachel menunduk dan melihat bandul kalung tersebut. Cantik.

"Makasih ya."

Marvin mengecup puncak kepala Rachel yang terlihat senang menerima kalung pemberian Marvin.

Flashback off

Rachel tersenyum mengingat betapa indahnya kenangan mereka dulu. Kenangan akan muncul tiba tiba saat kita melihat benda atau pun tempat yang pernah disinggahi dulu. Terkadang Rachel sering bertanya tanya, apa salahnya sampai sampai Tuhan memisahkan Rachel dengan Marvin.

Bruk

Rachel meringis kesakitan saat ada seseorang menyenggol bahu kanannya dari belakang.

"Woy kalo jalan liat liat dong!" teriak Rachel. Namun orang tersebut tampak acuh dan tetap berjalan meninggalkan Rachel.

Rachel mengernyitkan dahinya saat melihat punggung orang tersebut. Rachel seperti mengenali punggung itu.

"Itu kan orang yang sering ngirim bunga ke gue!" pekik Rachel.

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang