54

25.2K 849 5
                                    

Marvin melempar tasnya ke sembarang arah. Marvin menyalakan AC yang berada di kamarnya lalu duduk di pinggir ranjang.

"Arghhhh." Marvin mengerang dan mengacak rambutnya frustasi.

Semenjak kejadian di kantin tadi, Rachel, Elno, Ryan dan Andreas tak kembali ke kelas sampai pulang sekolah. Begitu pula dengan Nadine, Kenny dan Berliana. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Marvin sangat mengkhawatirkan kondisi Rachel. Namun, akal sehat Marvin telah dikuasai oleh pikirannya yang kini sedang dilanda cemburu buta.

Marvin termakan omongan Natha sampai sampai dia bersikap sekasar itu pada Rachel.

Marvin mengambil handuk dan melangkah ke kamar mandi, berharap pikirannya kembali jernih.

Keesokan harinya di sekolah.

Marvin nyaris terlambat hari ini. Meski Marvin adalah anak pemilik sekolah Nusa Bangsa, namun Marvin tetap diperlakukan seperti murid lainnya, itu amanat dari Papa nya Marvin.

Marvin berlari kecil agar cepat sampai di kelas. Sesampainya di kelas, Marvin mengatur napasnya agar kembali normal. Marvin mengernyit saat mendapati bangku Rachel masih kosong.

Kemana dia?

Marvin berusaha untuk tidak memikirkan itu. Marvin duduk di tempatnya dan meletakkan tas di atas meja.

Marvin menengok ke arah Vero yang sedang asyik bermain game. Vero terlihat biasa saja saat Rachel tidak masuk sekolah. Apa mungkin Vero tau kenapa Acha gak masuk sekolah?

Tak lama guru Kimia memasuki kelas Marvin.

"Sebelum ibu mengajar, seperti biasa ibu akan absen dulu. Yang tidak masuk hari ini siapa."

Vero mengacungkan tangan yang membuat Marvin dan beberapa yang lainnya menoleh ke arahnya. "Acha sakit bu."

"Acha tuh Rachel ya?"

"Iya Bu."

"Ada suratnya?"

Vero maju ke depan dan memberikan amplop berisi surat sakit lalu Vero kembali ke tempatnya.

Tangan Marvin mengepal kuat. Wajahnya merah padam menahan amarah. Marvin tak menyangka hubungan Vero dan Rachel sudah sejauh ini. Rasa benci mulai tumbuh di hati Marvin.

Marvin tidak fokus mendengarkan apa yang sedang Bu Sri sampaikan. Dipikirannya hanya Rachel. Marvin benar benar merasa khawatir terhadap Rachel.

Di kantin.

Entah, Marvin merasa semua sahabat sahabatnya menjauhinya. Kini, Elno, Ryan dan Andreas memilih bergabung bersama ketiga sahabat Rachel.

Mereka jauhin gue karena kemarin gue kasar sama Acha kali ya?

"Hai Vin. Gue duduk disini ya." Suara Natha membuyarkan lamunan Marvin. Marvin melihat Natha sudah duduk di hadapannya sambil membawa makanan pesanannya.

"Gak! Pergi!" usir Marvin.

Natha mengerucutkan mulutnya. "Lo kan sendiri. Lagian meja yang lain penuh, jadi boleh ya gue disini."

Marvin tak menanggapi Natha. Kali ini Marvin membiarkan Natha bertindak semaunya. Marvin terlalu malas untuk berdebat dengannya.

"Lo kenapa? Dari tadi ngelamun terus." Marvin hanya menjawab dengan menggeleng.

"Mikirin Acha?" Marvin tetap diam.

"Halah cwe kayak Acha lo pikirin. Jelas jelas dia udah sakitin lo. Jelas jelas dia dinner berdua sama Vero. Udahlah, lupain aja dia. Lo peduli sama dia, emangnya dia peduli sama lo? Lo mikirin dia, emangnya dia mikirin lo juga? Lo liat Acha darimana nya sih? Jelas jelas gue lebih cantik daripada Acha." Natha mengibaskan rambutnya ke belakang membuat Marvin jijik melihatnya.

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang