62

33.5K 958 40
                                    

Marvin memandangi dirinya di cermin. Dirinya sudah siap dengan tubuh yang dibalut jas hitam yang dibeli Roseline. Rambutnya ia atur dengan baik sehingga membuatnya tampan malam ini.

Tok tok tok

"Marvin, kamu udah siap?" tanya Roseline dari balik kamar Marvin.

"Udah Ma."

"Kita berangkat sekarang. Mama tunggu di bawah."

Marvin menghembuskan napasnya dan melihat dirinya sekali lagi. Malam ini, keluarga Marvin akan mengunjungi rumah dari calon tunangan Marvin nanti. Marvin dan calon tunangannya itu akan melaksanakan pertunangan malam ini.

Sebenarnya, Marvin ingin sekali ke rumah Rachel dan melihat kondisi gadis itu. Namun, Marvin tak bisa menolak perintah Roseline. Karena jika Marvin menolak perjodohan ini, Roseline tidak akan menganggap Marvin sebagai anaknya lagi. Benar benar ancaman yang berat bagi Marvin.

Marvin keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Terlihat Roseline dan Farel sudah menunggunya di ruang keluarga. Roseline yang melihat anak pertamanya itu sudah siap, langsung beranjak dari tempat duduknya. "Nah tuh Marvin udah siap. Yuk berangkat. Nanti kita telat."

Roseline langsung keluar dari rumah. Farel ikut berdiri dan menghampiri Marvin. Farel tau, bahkan sangat tau, kalau Marvin memang tidak setuju dengan perjodohan ini. Farel sebenarnya tak tega melihat Marvin dijodohkan seperti ini. Namun mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan Roseline.

Saat Marvin ingin menyusul Roseline, Farel mencegahnya. "Marvin."

Marvin menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Farel. "Ya Pa?"

Farel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana nya dan menghampiri Marvin. "Papa tau kamu masih gak setuju sama perjodohan ini. Papa juga tau kalo di hati kamu itu cuma ada Acha. Tapi, Papa yakin, Mama lakuin ini buat kebahagiaan kamu juga."

"Tapi Pa, Mama lakuin ini bukan untuk kebahagiaan Marvin. Mama lakuin ini karena-"

Ucapan Marvin harus terhenti karena Roseline sudah memanggilnya dari luar. "Marvin! Papa! Ayo buruan! Udah telat ini."

"Kalo acara tunangan malam ini berjalan lancar, kamu harus jelasin semuanya ke Acha ya, Nak."

Farel tersenyum. Lalu mengeluarkan tangan kiri nya dari saku celananya dan menepuk pundak Marvin dua kali. Lalu berjalan meninggalkan Marvin yang masih berdiri di tempatnya.

Marvin menghela napas dengan berat lalu menyusul Farel dan Roseline yang sudah menunggu nya di dalam mobil.

***

Roseline, Farel dan Marvin sudah berada di depan pintu rumah calon tunangannya. Roseline nampak sibuk melihat dirinya di kaca kecil yang dia bawa dari rumah. Sedangkan Farel dan Marvin nampak acuh dengan penampilannya sekarang. Setelah merasa sempurna, Roseline memasukkan kembali kaca itu ke dalam tas yang sedari tadi ia tenteng di tangan kirinya.

Baru saja Roseline akan mengetuk pintu, namun pintu itu sudah lebih dahulu di buka dan menampilkan sepasang suami istri yang sudah siap dengan pakaian rapi.

"Eh kalian udah dateng." sambut Dini. "Yuk masuk."

Dini langsung merangkul Roseline dan berjalan mendahului Farel, Marvin dan Aldi.

"Silahkan duduk."

Mereka duduk di kursi makan yang sudah disediakan. Roseline dan Farel duduk bersebelahan, sedangkan Dini dan Aldi duduk di sebrang mereka. Marvin duduk di samping Farel.

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang