48

26.6K 911 8
                                    

Rachel datang ke sekolah dengan lemas. Kejadian kemarin membuatnya malas untuk bertemu Marvin.

Sesampainya di kelas, Marvin terlihat sedang mendengarkan lagu dengan headphone yang terpasang di kepalanya dengan mata yang terpejam.

Rachel masuk ke dalam kelas dan duduk di mejanya. Vero yang sudah datang melemparkan senyum pada Rachel. Namun Rachel tak meresponnya. Wajahnya tetap ditekuk.

Menyadari bangku di sebelahnya di duduki orang, Marvin langsung membuka matanya dan menoleh.

"Pagi Cha." Marvin memberikan senyum terbaiknya. Tapi Rachel? Jangankan merespon, melirik pun tidak.

"Cha, maafin aku. Aku bisa jelasin semuanya. Yang kemarin tuh aku-"

"Vero." Rachel tidak menanggapi ucapan Marvin.

"Iya Cha ada apa?" tanya Vero sambil tersenyum manis pada Rachel yang membuat Marvin ingin menonjok wajah Vero.

"Gue pengen gantian tempat duduk."

"Loh Cha kok pengen gantian tempat duduk sih?" protes Marvin tidak suka dengan keputusan Rachel.

"Boleh gak?" tanya Rachel ke Vero tanpa menghiraukan Marvin yang protes.

"Kenapa emang pengen gantian tempat duduk?"

"Gak usah banyak tanya. Gue pengen gantian tempat duduk sama lo."

"Tapi kan Cha-"

"Yaudah kalo gak mau gak papa!" ucap Rachel ketus.

Vero menghela napasnya pelan sambil tetap tersenyum. "Yaudah. Kita tukeran tempat duduk."

Rachel langsung memindahkan tas nya ke tempat duduk Vero dan duduk di tempat duduk Vero. Begitu juga sebaliknya. Kini, Vero sebangku dengan Marvin.

Marvin mendengus kesal saat Vero menerima keputusan Rachel. Namun Marvin pun tau diri, Rachel begini karena salah dirinya.

Tak lama, guru fisika memasuki kelas Marvin.

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Rachel memutuskan untuk berdiam diri di kelas. Sebenarnya Rachel lapar, namun Rachel malas pergi ke kantin karena disana pasti ada Marvin. Rachel sedang malas bertemu dengan Marvin.

Saat Rachel sedang fokus membaca novel yang dibawanya dari rumah, tiba tiba saja ada yang menyodorkan roti dan sebotol air putih kepadanya.

Rachel mendongak untuk melihat siapa orang yang memberikan makanan itu. "Vero?"

Vero tersenyum lalu duduk di bangku. Sekarang posisi mereka berhadap hadapan. "Nih makan dulu. Nanti pusing lagi karena telat makan."

"Nggak usah."

"Udah nggak papa. Dimakan ya. Ntar lo sakit."

Karena saat itu cacing di perut Rachel sudah berdemo untuk minta makan, akhirnya Rachel menerima makanan dari Vero. "Thanks." ucap Rachel tanpa tersenyum.

Vero tersenyum saat Rachel memakan roti pemberiannya dengan lahap.

'Gue janji bakal nebus semua kesalahan gue sama lo Cha.' gumam Vero.

***

Rachel sedang menunggu angkot di halte. Hari ini Rachel tidak membawa mobil ke sekolah karena tidak mood menyetir.

Sudah lima belas menit Rachel menunggu angkot, namun tak ada satu pun yang lewat.

"Please deh ya ini daritadi gak ada angkot yang lewat. Gue udah capek nunggu ini. Gak tau apa kalo nunggu itu gak enak, apalagi nunggu dikasih kepastian eaks. Duhh mana gue laper lagi. Handphone gue lagi pake mati segala. Kalau nggak kan gue bisa pesen taksi online. Terus ini juga jalanan sepi amat kayak kuburan. Sial banget sih gue hari ini."

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang