50

25.3K 856 14
                                    

Rachel berjalan menuju kelas sendirian. Rachel sudah dari kantin. Namun Rachel ingat belum mengerjakan tugas. Buru buru Rachel pergi dari kantin dan menuju kelas.

Bruk

"Aw." Rachel memegang bahu kanannya yang tersenggol.

"Ups sorry." Natha memegang bibirnya sendiri. "Gue sengaja."

Rachel berusaha untuk tidak mempedulikan Natha. Saat Rachel ingin melangkahkan kakinya, Natha memanggilnya. "Mau kemana? Gue belum selesai ngomong sama lo cabe." Natha menekankan kata terakhirnya itu.

Kedua tangan Rachel mengepal keras dan menghampiri Natha tepat di depan wajahnya. "Apa mau lo."

"Gue mau lo jauhin Marvin." Natha menampilkan senyum liciknya itu. Rachel tak mau berdebat lama dengan Natha. Rachel memutuskan untuk meninggalkan Natha. Namun rambutnya tertarik dengan keras sehingga membuat Rachel terhuyung ke belakang. Namun Rachel bisa menjaga keseimbangan agar dirinya tak jatuh.

"Mau kemana lo hah! Takut sama gue jadi lo mau kabur?!"

"Lepasin rambut gue!" Rachel berusaha melepaskan tangan Natha yang menjambak rambutnya.

Anak anak mulai berkerumun untuk menyaksikan aksi selanjutnya.

"Kenapa? Sakit ya rambutnya gue jambak?!"

"Nath lepasin! Gue lagi gak mau bikin masalah sama orang!"

"Halah alesan! Bilang aja lo takut sama gue!"

Natha semakin kuat menjambak rambut Rachel yang membuat Rachel merintih kesakitan. "Nath lepas! Sakit aw!"

"Ini balesan karna lo gak mau jauh dari Marvin!"

Vero yang sedang berjalan tak jauh dari sana mendengar beberapa obrolan dari siswi siswi biang gosip.

"Kasian banget si Acha. Rambutnya dijambak sama Natha. Padahal kan Acha gak salah apa apa."

"Iya tuh si Natha. Anak baru udah bikin masalah."

"Kalo gue jadi Acha, gue bakal jambak balik rambut Natha."

Vero memperkecil langkahnya. Natha jambak rambut Acha? Gak beres nih.

Vero melihat orang orang sedang berkerumun. Vero langsung mempercepat langkahnya menghampiri mereka.

Vero berusaha menembus kerumunan orang untuk melihat dengan jelas. Vero terkejut saat melihat rambut Rachel yang berantakan karena ulah adiknya.

"Natha stop!" bentak Vero sambil melepaskan tangan Natha dari rambut Rachel yang sudah berantakan. Semua orang yang sedang berkerumun melihat ke arah Vero.

"Apaan sih lo ikut campur segala! Minggir! Ini urusan gue!"

Natha ingin menjambak rambut Rachel namun dengan segera Vero menghalanginya. "Urusan Acha urusan gue juga!"

Natha menyeringai. "Emangnya Acha siapa nya lo?!"

Natha tau, sangat sangat tau kalau kakak nya ini sangat menyayangi Rachel.

"Lo juga siapa nya Marvin sampe nyuruh Acha buat jauhin Marvin? Lo gak ada hak buat larang Acha!"

Skakmat.

Natha memang tak pandai berdebat dengan Vero. Jika mereka sedang berdebat seperti ini, selalu saja Vero yang menang.

Merasa dipermalukan, Natha langsung kabur dan lari dari kerumunan.

Vero langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat kondisi Rachel. "Cha? Lo gak papa kan? Ada yang sakit?" Vero membenarkan rambut Rachel yang berantakan. Rachel menggeleng lemah.

"Kita ke UKS yuk. Lo perlu istirahat."

Rachel merasa tubuhnya lemas. Rachel tak mampu menahan tubuhnya lagi. Sedetik kemudian, penglihatan Rachel menghitam.

***

Rachel membuka matanya yang terasa berat. Rachel menoleh dan mendapati Marvin yang sedang sibuk bermain game di ponsel nya.

"Vin." panggil Rachel dengan pelan.

Marvin melihat Rachel. "Udah sadar?"

Marvin keluar dari game nya. Marvin tadi sedang mabar dengan ketiga sahabatnya itu. Tapi Marvin rela keluar dari game dan mendapat cacian dari teman temannya. Marvin tak peduli pangkatnya di game turun. Saat ini, kesehatan Rachel jauh lebih penting dibanding game.

Marvin mengambil minum dan menyodorkannya ke Rachel. Marvin membantu Rachel untuk minum.

"Vin aku mau ke kelas."

"Tapi kamu belum sembuh."

"Aku udah sembuh kok. Aku mau ke kelas."

Rachel keras kepala. Marvin tak mau berdebat dengan Rachel dan akhirnya Marvin mengalah. "Yaudah ayo."

Marvin membantu Rachel untuk turun dari ranjang. Ketika Rachel melihat ke arah jendela UKS, tak sengaja matanya menangkap sosok Vero sedang tersenyum ke arahnya.

"Makasih." ucap Rachel tanpa suara. Rachel tau, Vero yang membawanya ke UKS. Vero mengangguk lalu pergi dari sana.

***

"Kita bisa kerja sama buat ngancurin hubungan mereka."

"Gue gak mau ikut ikutan lagi sama rencana busuk lo!"

"Yakin gak mau terima tawaran gue? Bukannya lo sayang banget sama Acha?"

"Gue emang sayang sama Acha, tapi gue juga tau kalo Acha sayang nya sama Marvin."

"Yaudah kita buat hubungan mereka retak. Nanti Marvin jadi milik gue dan Acha jadi milik lo lagi."

"Gak! Gue emang sayang sama Acha. Tapi Acha gak bahagia sama gue. Bahagianya Acha cuma sama Marvin."

"Puitis banget sih lo! Kalo lo gak mau, biar gue aja yang ancurin hubungan mereka."

"Gue gak peduli dengan semua rencana busuk lo. Tapi satu hal yang harus lo inget. Kalo sampe Acha kenapa napa karena ulah lo, berarti lo berurusan sama gue!"

Lalu pria itu keluar dari caffe dan meninggalkan gadis itu sendirian.

-----------------------------------------------------------------

Hai readers!😚 Jangan lupa komen dan tinggalkan bintang😉

Salam author,
Febiane Nurshabrina

19 Desember 2018

Marchel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang