Two Feelings Part 24 - Dissapointed

2.7K 182 44
                                    

Author benar2 minta maaf karena keterlambatan update. Beberapa hari ini Author terpaksa menunda mengetik karena wattpad sempat error, beberapa cerita Author sepertinya terkena pengaruhnya, dan memang sempat membuat Author galau.

Tapi sekarang mudah2an udh gpp.
Nah, setelah ini Author yakin kalian semua pasti akan pada gak suka dengan alur ceritanya. Tapi, gimanapun akhirnya nanti... cerita harus tetap berjalan :)

Aby selalu berharap dia punya kesempatan untuk memeriksa flash disk pemberian Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aby selalu berharap dia punya kesempatan untuk memeriksa flash disk pemberian Leo. Tapi sepertinya waktu memang tidak pernah berpihak padanya. Walaupun, Levi sudah memberinya izin untuk menggunakan komputer di kamarnya. Satu-satunya perantara yang Aby miliki.

Sebenarnya dia bisa saja pergi ke warnet untuk memeriksa isi flash disk-nya, tapi saat Aby memeriksa ke warnet-warnet sekitaran rumahnya semuanya pasti ramai, apalagi kebanyakan pengunjung adalah para remaja laki-laki. Bisa repot urusannya kalau seorang wanita bule seperti dirinya masuk ke tempat seperti itu, Aby pasti tidak akan mendapatkan privasi untuk melakukan keinginannya.

Hingga dia terpaksa memberanikan diri meminta izin pada Levi untuk menggunakan komputernya, hal ternekat dan jauh lebih berisiko untuk dilakukan. Apalagi kemungkinan ketahuan oleh Levi jadi semakin besar.

Selama ini setiap kali Aby ingin memeriksa flash disk Leo dia selalu dilanda perasaan was-was. Dan entah kenapa dia tidak pernah punya kesempatan karena Levi pasti sudah pulang lebih cepat sebelum Aby sempat menyentuh komputernya. Tapi, untunglah hanya berlangsung tiga hari, karena hari ini, malam ini akhirnya dia berhasil. Setidaknya, dia sudah membuka isinya satu kali, dan itu lebih dari cukup untuk menjelaskan segalanya.

Astaga, padahal Aby sudah mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang. Leo bahkan sudah lelah meyakinkannya, tapi dia tetap meminta lebih banyak bukti. Bukti-bukti tak berarti yang selalu berujung pada jawaban yang sama. Aby selalu mendapatkan hasil yang sama, jawaban yang sama... dan, dia tetap menolaknya. Dari dasar hatinya yang terdalam, Aby benar-benar berharap bahwa apa pun yang ia dapatkan selama ini salah. Dia berharap suatu hari Leo bisa memberinya jawaban yang berbeda, jawaban yang seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan yang ia ketahui sekarang.

Tapi, kali ini... rasanya Aby hampir putus asa. Dia tidak tahu apa dia masih bisa berharap seperti itu. Setiap kali dia mendapatkan jawaban, lalu setelah itu tetap bersikap biasa seakan dia tidak tahu apa-apa, dan bertemu dengan Levi setiap hari... entahlah, seiring waktu berlalu, semakin ke sini Aby jadi semakin takut.

"By..." seseorang menyentuh pundaknya.

"Aby!"

Aby tersentak dan menoleh. "Iya?"

Levi menghela napas. "Dari tadi aku menunggumu, ternyata kau malah melamun di sini."

"Oh..." Aby tersadar,lalu memandang ke washtafel di depannya. Sejak tadi dia sedang mencuci piring, Aby melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena dia sempat melamun.

Two Feelings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang