Malam hari sebelumnya, di kediaman Aby dan Liam,
"Kau akan berangkat besok?"
"Ya."
"Tapi kenapa tiba-tiba?"
"Sweetheart, aku sudah bilang padamu tentang ini sejak dua minggu lalu. Seharusnya besok pagi aku memang sudah berangkat, kau lupa ya?"
Mereka berdua baru saja selesai makan malam, saat Liam bilang dia akan mulai mengemas untuk menyiapkan keberangkatannya ke Perancis besok pagi.
Liam ke Perancis untuk mengikuti lomba pacuan kuda terbesar yang disebut Prix de I'Arc de Triomphe, yang akan diadakan di Longchamp setiap setahun sekali dalam periode tertentu selama dua minggu berturut-turut. Acara itu bukan hanya mengikutsertakan warga Perancis namun juga mengundang beberapa peserta lain dari berbagai negara.
Liam sudah menantikan acara itu sangat lama dan tahun ini, akhirnya dia memiliki kesempatan dan diundang menjadi salah satu peserta. Tentunya Liam tidak akan menyia-nyiakan hal ini, dia bahkan sudah mempersiapkan keberangkatannya sejak dua minggu lalu.
"Iya, maaf aku lupa." Aby merasa bersalah, dia benar-benar lupa dengan masalah ini.
"It's okay. Walau sebenarnya aku berharap kau juga ikut denganku." Liam tersenyum mengerti, mereka memasuki kamarnya. Aby akan membantunya berkemas.
"Jika aku ikut siapa yang akan mengawasi butik, tempat pacuan dan Gym-mu? Kau pergi sekitar dua minggu, dan tidak mungkin kita meninggalkan semua urusan pada para pegawai." Aby mengambil koper dari dalam lemari lalu meletakkannya ke atas kasur, dan mulai memasukkan pakaian serta keperluan Liam untuk dibawa ke sana.
Sementara Liam sendiri, duduk di sisi tempat tidur, memperhatikan Aby yang mengemasi barang bawaannya."Tapi bukannya kau selalu bilang kalau kau sangat ingin pergi ke Paris? Kita bisa sekalian mengunjungi Paris setelah acara perlombaan selesai."
"Memang benar, tapi urusanmu kali ini untuk mengikuti perlombaan itu." Aby hanya tersenyum selagi dia mundar-mandir untuk mengambil perlengkapan Liam.
"Lagi pula, kita bisa pergi ke Paris saat kita sudah melangsungkan pernikahan." Sambungnya lagi setelah dia meletakkan sepasang kaus kaki ke dalam koper lalu menatap Liam.
"Oh, are you mean, for our honeymoon? That's a good idea, really good." Satu alis Liam terangkat, dia menyeringai menggoda. "Itu pasti akan sangat menyenangkan."
"Ya." Aby berusaha menampakkan senyum alami. Karena kenyataannya dia tidak benar-benar tulus. "Kita akan pergi ke sana nanti, setelah kita menikah."
"Tapi ini artinya aku juga tidak bisa bertemu denganmu selama dua minggu? Aku pasti akan sangat merindukanmu." Liam berdiri. Lalu menyentuh pipi Aby perlahan, menatap matanya dengan intens.
"Aku juga." Aby masih mempertahankan senyumannya. Tapi, anehnya dia tidak gugup sama sekali padahal Liam sudah sedekat ini dengannya.
Liam menyelipkan beberapa helai rambut Aby ke belakang telinga. Lalu mendekatkan wajah untuk mengecupnya. Meski begitu, nyatanya Aby tidak bisa merasakan apa pun kecuali sentuhan Liam, perasaannya benar-benar kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Feelings ✔
RomanceSequel 'After You-came and changed my life' series kedua novel keluarga Anderson. Dianjurkan untuk membaca 'After You-came and changed my life' terlebih dahulu agar dapat mengerti jalan cerita yang saling berhubungan serta para tokoh yang akan diper...