"Liam!" Aby berontak ketika Liam menarik lengannya paksa. Membawanya menjauh dari Levi.
"Hei!" Levi berusaha melepaskan pegangan kasar Liam dari Aby. "Lepaskan! Kau menyakitinya!" Dia berhasil menarik Aby dan mendorong bahu Liam hingga pria itu mundur beberapa langkah.
Liam terdiam, untuk beberapa detik dia seperti terpaku, agaknya terkejut dengan reaksi Levi. "Beraninya kau." Tapi sepersekian detik selanjutnya dia menodongkan pistolnya lagi ke arah Levi.
"Tidak akan kubiarkan kau membawanya bersamamu lagi." Levi menatap Liam tajam, sementara Aby berlindung di balik tubuhnya.
Liam tersenyum sinis, sedikit terkikik yang membuatnya terlihat menyeramkan.
"Satu-satunya orang yang mengambilnya dariku adalah kau. Aku hanya datang untuk mengambil 'milikku' kembali." Dia melangkah maju masih dengan pistol di tangannya.
"Minggir!" Liam melewati Levi dan menyambar tangan Aby lagi, menariknya semakin jauh dari Levi.
"Hei!" Levi mendekati mereka, Liam menodongkan pistolnya semakin dekat kepada Levi.
"Jangan!" Aby berteriak panik dan memegangi dada Liam menghalanginya melakukan tindakan berbahaya.
"Aku akan ikut denganmu, oke? Jadi tolong jangan lakukan apapun. Tenanglah." Cicitnya menatap Liam memohon.
"Aby?" Levi memandangnya tak percaya. "Kau tidak boleh ikut dengannya lagi."
"Tidak apa-apa Levi, aku akan baik-baik saja."
"Dan sebaiknya kita jauhkan benda ini ya?" Aby meraih tangan Liam yang terangkat ke udara sambil memegang pistol, dan menurunkannya dengan gemetaran.
Liam mengalihkan tatapannya dari Levi ke arah Aby, yang masih sama tajamnya.
"Aku akan pulang denganmu, jadi bisa kau menyimpan senjatamu kembali?"
Liam masih menatap Aby, dia diam namun sorot matanya menunjukkan kemarahan dalam pada perempuan itu.
Liam menyimpan kembali senjatanya ke balik saku jaket yang ia kenakan. Mengenggam tangan Aby lalu menariknya ke arah pintu.
"Tunggu!" Levi mengikuti mereka. Tapi Aby berhenti untuk mencegahnya.
"Jangan Levi, ini tempat umum. Aku tidak mau orang-orang panik dan kita menimbulkan keributan." Terlihat jelas gadis itu pucat dan ketakutan, tapi dia tetap tersenyum lembut.
"Aku akan baik-baik saja," Levi masih bisa mendengar bisikan Aby sebelum Liam membawanya keluar dari pintu.
"Kalau sampai kau berani menyakiti--" belum sempat Levi menyelesaikan ucapannya pintu tertutup. Mereka sudah pergi.
Levi langsung mengumpat dan menendang apa saja yang terdekat dengannya saat itu.
Dia merasa bodoh hanya bisa diam saja. Kenapa Aby malah ikut dengan pria itu bukannya berontak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Feelings ✔
RomanceSequel 'After You-came and changed my life' series kedua novel keluarga Anderson. Dianjurkan untuk membaca 'After You-came and changed my life' terlebih dahulu agar dapat mengerti jalan cerita yang saling berhubungan serta para tokoh yang akan diper...