Two Feelings Part 32 - Selfish

2.7K 173 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Aby hanya sedang duduk santai di tempat tidur sambil membaca novel romance yang sudah beberapa hari ini dia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Aby hanya sedang duduk santai di tempat tidur sambil membaca novel romance yang sudah beberapa hari ini dia sukai. Entah sejak kapan dia jadi hobi membaca, bahkan saat ini dia punya satu rak penuh novel dan segala jenis buku yang telah lama mulai ia kumpulkan.

Mungkin karena tak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk mengusir kebosanan di kala masa-masa seperti ini terjadi. Awalnya hanya karena jenuh, lalu suatu hari-di keadaan yang sama-Liam mulai membelikannya buku-buku untuk dibaca. Entah kapan pertama kali itu terjadi, Aby sudah lupa. Yang dia tahu, setelahnya dia jadi menyukai membaca.

Setelah itu dia sering mengumpulkan buku-buku sendiri dengan beberapa kali mengunjungi toko buku ketika dia punya waktu senggang-kadang Liam juga ikut menemaninya.

Suara gesekan kunci yang diputar terdengar, Aby tahu, dan dia tidak terusik. Dia tetap membaca bukunya tanpa peduli hal-hal lain. Tidak lama disusul dengan daun pintu berwarna putih yang terdorong ke dalam. Beberapa detik setelahnya, Kate muncul, melangkah masuk dengan membawa nampan berisi sarapan.

"Nona, sarapan Anda." Kate tersenyum sopan, lalu meletakkan nampan itu ke atas nakas. Semangkuk salad buah, roti bakar dengan daging asap dan telur setengah matang-yang tengah meleleh-serta segelas jus apel terlihat masih hangat dan segar. Tipe sarapan kesukaan yang biasanya Aby santap setiap pagi.

"Terima kasih, nanti akan kumakan." Aby hanya melirik sedikit ke arah tiga menu itu, lalu kembali fokus pada halaman yang ia baca.

"Dan ini ponsel Anda." Kate merogoh saku kemeja putihnya lalu menyerahkan ponsel pada Aby.

"Tidak ada telepon atau pesan yang penting kan?" Aby segera memeriksa ponselnya.

"Tidak, Nona." Kate sekali lagi tersenyum. Wanita bermanik hijau dengan rambut pirang pucat yang dikucir rapi, serta bibir agak berisi berpoles lipstick merah marun gelap itu selalu penuh senyum dan berperilaku sopan pada Aby, walau nyatanya Kate tujuh tahun lebih tua darinya. Meski semua pembantu selalu bersikap kaku dan memakai pakaian yang sama setiap hari : celana atau rok hitam dengan atasan kemeja putih, rompi blazer, sepatu hitam, ditambah dasi kupu-kupu dengan warna sama-khusus untuk laki-laki. Meski mereka semua terlalu bersikap kaku dan formal, tapi dari tiga pembantu yang ada di sini. Hanya Kate-lah yang paling dekat dan mengerti Aby. Mungkin, karena mereka berdua sama-sama wanita.

Two Feelings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang