Hari berikutnya dimulai seperti biasa. Dengan aktivitas normal yang sama. Apa yang terjadi kemarin sudah dilewati dan kehidupan harus terus dijalani. Ya, setidaknya itulah yang Levi coba lakukan.
Sejak dia bangun tadi pagi, dia sudah memutuskan untuk melupakan segalanya. Semua yang terjadi kemarin anggap saja sebagai sebuah kenangan buruk, yang namanya kenangan tidak bisa diulang lagi, dan tidak akan menjadi apa-apa selain untuk dilupakan.
Begitu pula dengan Abigail. Apa pun yang berhubungan dengan gadis itu... atau seluruh waktu yang telah Levi lewati bersamanya akan dia lupakan. Mulai saat ini, Levi akan menjalani kehidupannya seperti biasa. Sama seperti hubungannya yang berakhir dengan mantan-mantannya terdahulu, selama ini dia bisa melupakan mereka semua hanya dalam beberapa hari.
Kali ini, dia juga pasti bisa dengan mudah melupakan Aby. Apalagi dengan rasa bencinya yang sangat besar terhadap perempuan itu. Levi yakin ini tidak akan jadi lebih sulit dari sebelumnya.
.........
"Levi, ini proposal yang kau minta aku tanda tangani." Dennis meletakkan sebuah map ke atas meja kerja Levi.
"Ah, iya..." Levi baru menyadari keberadaan Dennis. Dia tidak ingat kapan pria itu masuk ke dalam ruangannya, sepertinya tanpa sadar dia lagi-lagi melamun.
"Tapi kenapa kau yang antarkan? Kenapa tidak menyuruh sekretarismu saja yang memberikannya pada Hana?"
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin sekalian bertemu denganmu. Seperti biasa, setiap harinya."
Levi menghela napas. "Aku sedang sibuk Dennis, kau seharusnya tidak perlu mengunjungiku setiap hari. Kita kan bisa bertemu setelah jam pulang." Levi membuka map itu dengan malas, memeriksa tanda tangan Dennis.
"Apa yang sedang kau bicarakan?" Dennis mengernyit. "Sekarang kan memang sudah jam pulang."
"Hah? Apa?" Levi mendongak memandang Dennis.
"Kau ini kenapa?" Dennis tertawa geli. "Kau menyuruh Hana membawakan map ini tadi pagi kan? Aku baru sempat menandatanganinya sekarang setelah semua pekerjaanku selesai. Makanya aku datang untuk sekalian mengajakmu pulang bersama."
Levi terdiam mendengarkan, dia menoleh ke arah jendela dan baru sadar bahwa ternyata hari sudah mulai gelap. Astaga... entah apa yang terjadi padanya sampai dia tidak sadar kalau waktu terus berjalan.
"Aku tidak sadar kalau sekarang sudah sore."
"Hari ini kau memang sedikit aneh, tidak seperti biasanya. Apa sejak pagi kau ada di sini?"
"Ya, kurasa."
"Jangan bilang kau juga tidak keluar saat makan siang?"
"Aku lupa."
"Kau lupa? Memangnya apa yang sedang kau kerjakan sampai membuatmu sesibuk ini?"
"Itu..." sebenarnya ini terjadi karena masalah kemarin. Padahal Levi sudah berusaha melupakannya, tapi melupakan kejadian sebesar itu dalam sehari memang mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Feelings ✔
RomanceSequel 'After You-came and changed my life' series kedua novel keluarga Anderson. Dianjurkan untuk membaca 'After You-came and changed my life' terlebih dahulu agar dapat mengerti jalan cerita yang saling berhubungan serta para tokoh yang akan diper...