9

1.8K 191 4
                                    

Voment ya teman teman.
Lalisa POV.

Sudah jam dua belas malam, dan Kris belum juga kembali. Aku berjalan bolak balik sendari tadi di depan pintu hotel ini, Kris kamu dimana? Batinku.

Acara malam, yang dihadiri kerabat dan saudara dekat dari aku dan Kris berjalan begitu saja. Karena Kris tidak ada, hanya ada aku. Lelaki itu mungkin amnesia dadakan, sampai sampai melupakan acara malam tadi.

Aku terduduk lelah diatas sofa yang tersedia di hotel ini, mataku terpejam erat. Entah mengapa rasa kecewa tiba tiba menghampiri relung hati terdalamku.

Kris hari spesial saja kamu lupakan, gimana aku yang belum spesial ini?

Aku menggeleng. Sudahlah, hubungan aku dan Kris hanya sebatas perjodohan yang berkedok jaga menjaga. Hanya itu dan tidak lebih. Aku pun tahu diri, siapa aku dan siapa Kris. Jadi aku tidak akan berharap yang tinggi tinggi. Takut kecewa, seperti saat ini.

"Kenapa belum tidur?" Aku membuka mata, dan langsung berdiri kaku.

"Kris?" tanyaku memastikan apa itu benar benar Kris. Aku mengerjap beberapa saat dan mengusap mataku pelan. Dan itu memang benar Kris. Penampilan nya malam ini sangat tidak beraturan. "Kamu dari mana?" lanjutku, Kris tidak menjawab lelaki itu melongos begitu saja. Melewatiku yang masih diam menatap lurus pintu yang masih terbuka itu.

"Dari mana saya bukan urusanmu. Sekarang tidurlah, Lisa. Hari sudah larut malam, besok kita bicara lagi."

Aku mengangguk lemah, dan segera berjalan kedalam kamar. Padahal aku hanya khawatir pada lelaki itu, tapi balasannya begini. Sudahlah, lupakan saja. Besok besok tidak usah kutunggu lagi dirimu, Kris! Bodo amat.

✨✨✨

Cahaya matahari itu menganggu tidur ku. Aku mengerjap beberapa saat, lalu mataku benar benar terbuka. Dapat kulihat, Kris berdiri disana membuka hordeng yang menutupi jendela kaca transparan itu.

"Bagunlah, sudah pagi. Kita harus bersiap siap untuk pulang." Aku mengangguk. "Saya tunggu di dapur." Lagi lagi, aku mengangguk.

Aku merenggangkan otot tangan dan kakiku. Lalu menghembuskan nafas pelan, dan segera berdiri. Dengan tertatih aku mengambil handuk yang tergantung di gantungan itu dan langsung memasuki kamar mandi.

Tak sampai satu jam aku sudah keluar dari kamar mandi. Lima menit kemudian aku sudah memakai baju, dan selesai.

"Lama." Padahal aku baru saja mendudukan bokongku di kursi.

"Udah cepet kali. Biasanya aku juga lebih lama dari ini," balasku sewot. Tapi Kris nampak tidak perduli, dia masih sibuk mengunyah mie goreng yang entah kapan dia masak itu.

"Kris," Lelaki itu menoleh saat namanya terpanggil. Salah satu alisnya terangkat, "Gak ada makanan ya?" tanyaku.

"Ada, mie goreng." Aku berdiri, memutar balikan badan menuju dapur terdalam. Dapat kulihat, tempat itu seperti kapal pecah. Luar biasa, Kris ahli memberantakan nya.

"Astaga. Hanya memasak mie saja, sudah sekotor ini dapur dibuatnya." Aku menggeleng sembari memijat pelipis ku.

Tidak mau terlalu ambil pusing, aku segera membereskan kekacauan yang dibuat Kris ini. Setelah semuanya selesai, aku pun memasak mie yang sudah tersedia.

"Lima menit lagi kita berangkat."

Aku baru saja ingin menyuap mie itu kedalam mulut, "iya iya! Aku juga makan gak akan lama kok, kamu tenang aja." Lelaki itu tidak menjawab apa apa, dia hanya berlalu kedalam kamar.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang