24

1.4K 158 17
                                    

Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu.

✨✨✨

"Kak Kris, dialah bajingan yang sudah membuat anak ini hadir kedunia."

Aku merasakan seluruh isi bumi meluruh ketubuhku. Bahkan untuk menangis pun aku tidak bisa. Ternyata dugaanku benar. Ternyata Kris tidak sebaik yang Eyang bicarakan, lelaki itu sama saja dengan yang lainnya. Aku meluruh kelantai, bahkan untuk bernafas pun terasa sangat menyakitkan.

Tuhan, bunuh saja aku sekarang.

✨✨✨

Keadaan benar benar sunyi setelah Ririn mengucapkan kata kata itu. Jangan tanyakan seberapa kacaunya ruang hatiku. Aku ingin mengelak, membantah ucapan gadis itu bahwa tidak mungkin Kris yang melakukannya. Namun, aku tidak bisa berbuat apa apa. Nyatanya suamiku itu memang tak sebaik yang aku kira.

Nyatanya keadaan menyakitkan berbalik kearahku. Kini, aku dan Ririn tak jauh berbeda. Sama sama terluka untuk orang yang sama.

"Maaf kak," lirih nya.

"Gak, kamu gak salah." Aku memejamkan mata, sulit rasanya berada di dalam kepura puraan seperti ini.

"Aku mau minta tolong kak, tolong izinkan kak Kris untuk menikahiku. Tidak akan lama, selama masa kehamilan ini selesai, maka aku akan menyurunya menceraikanku."

Apa yang ada di otak wanita belum lulus sekolah ini? Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu padaku dengan begitu mudah? Apa dia pikir nasibnya setelah bercerai akan mulus begitu saja?

Kulihat kedua nya, Ririn dan Bi Maryam yang sedari tadi tidak mengeluarkan satu kata pun. Mereka memasang raut wajah yang sama, penuh harap. Berharap banyak padaku yang sudah diujung jurang penderitaan ini. Tanpa perlu memikirkan perasaan ku.

"Rin, terserahmu. Lakukan lah semaumu, sepertinya suamiku itu memang pantas menanggung jawabkan perbuatannya."

Ririn kembali menangis. Sudahlah aku muak, aku muak melihat drama tanpa jeda ini. Aku ingin berteriak rasanya, melepas segala emosi di dada yang masih tertahan kuat.

"A... aku, aku gak tahu lagi mau ngapain kak. Aku tahu aku salah, maafin aku."

"Gak apa apa, besok kita tinggal bicarain sama Kris dan ibunya untuk mengatur tanggal pernikahan kalian."

Membayangkan itu semua rasanya ada denyutan tersendiri di dadaku. Semesta aku tidak sekuat itu. Aku masih belum siap melepasnya, aku masih ingin disampingnya semesta. Tapi, aku tahu rencanamu pasti lebih indah dari yang ku bayangkan.

Maka, aku melepasmu Kris. Jika pun kita dituliskan bersama, mau sekuat apapun badai yang akan kita hadapi kita pasti bisa melewatinya. Namun, jika memang tak tertulis disuratan takdirnya, kita memang akan terpisah dengan mudah.

✨✨✨

Di depan ku sudah ada lelaki bajingan itu. Tampangnya tanpa dosa sama sekali. Bahkan melihatnya dengan lekat, terasa amat menyakitkan. Bayangan bagaimana mereka melakukan hal itu membuat dadaku terasa sangat sesak.

"Hebat ya Kris, bisa hamilin anak orang kayak gitu hahaha. Tampangnya aja yang sok dingin, nyatanya lebih jahat dari preman pasar."

Kris menatapku sangat beku, mengintimidasi.

"Apa? Lho emang aku bener kan, kamu memang seberengsek itu. Kalau saja awak media tahu, kalau kamu punya skandal seperti ini gimana nasib karir mu? Hancur? Atau bahkan gak ada si-

"Berhenti. Bagaimana bisa saya menghamilinya?"

Aku memutar bola mata, pintar sekali lelaki ini memainkan perannya. Lalu tanpa bisa ku cegah, tanganku dengan ringannya menampar pipi lelaki itu, tapi biarkan saja. Itu belum seberapa dengan rasa sakit hatiku.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang