7.

2.1K 202 7
                                    

Lagunya membuatku meleleh :(

Aku menghempaskan tubuhku kasar diatas kasur tempat tidurku. Rasanya tubuhku serasa dipukul pukul ribuan warga. Semalaman aku tidak tidur karena Eyang tiba tiba kambuh. Jangan tanya berapa watt lagi kini mataku, membuka mata saja aku malas. Tapi aku tidak bisa tidur sekarang, banyak yang harus ku kerjakan.

Masak, mencuci baju kami berdua, memberi makan ikan ikan Eyang, ah mungkin itu saja untuk hari ini.

Setelah melewati menit menit untuk merenggangkan otot diatas kasur ternyaman itu, aku pun kembali melaukan aktivitas seperti biasa. Ku langkahkan kaki gonta menuju dapur,
"Hari ini mau masak apa ya?" tanyaku setelah berdiri cukup lama didepan kulkas.

Tak ingin mengahbiskan waktu terlalu lama untuk merenung didepan kulkas, aku pun segera mengambil seikat daun bayam dan beberapa buah jagung. Daun bayam itu akan kubuat sayur bening saja, dan jagung nya akan ku buat bakwan jagung. Sudahlah, yang simple simple saja. Tubuhku terlalu lelah untuk memasak yang susah susah.

Aku pun segera mencuci kedua bahan makanan itu, lalu mempersiapkan bumbu bumbu, dan terakhir mulai memmbuat olahan itu menjadi makanan yang bisa dimakan.

"Masak apa? Semangat-uhuk, bener kayaknya." Aku menoleh, ternyata Eyang sudah bangun.

"Eyang ngapain ke dapur, udah tahu sakit ih!" aku menggerutu pelan sembari mengangkat bakwan jagung yang sudah masak kekuningan itu dan meletakannya diatas piring plastik.

"Eyang pengap kalau dikamar terus," jawab Eyang, kulihat dia menarik kursi yang ada dimeja makan.

Sayur bening sudah masak, bakwan jagungnya pun sudah jadi. Kedua makanan itu segera ku sajikan di atas meja makan yang sedang diamati Eyang. Mata Eyang berbinar sata melihat masakanku,

"Perut Eyang langsung keroncongan nih gara gara masakan kamu!" sentak Eyang, aku hanya tertawa pelan.

Eyang segera mengambil nasi, dan mulai makan dengan masakan yang sudah kusajikan tadi. Setelah mencuci makan aku pun duduk didepan Eyang, dan ikut makan juga. Perut ku sudah keroncongan dari tadi.

Kami makan dalam diam. Eyang terlihat sangat menikmati masakanku, karena memang bakwan jagung adalah makanan kesukaan beliau.

"Lisa, selesai makan nanti temui Eyang di tempat biasa ya. Ada yang ingin Eyang omongin," ujar Eyang setelah menaruh piring nya ditempat pencucian. Aku sedikit mengernyit bingung, walau begitu aku tetap mengangguk.

Aku pun melanjutkan menyantap makananku dengan hikmat. Walau kini perasaan ku tak beraturan lagi.

Aku cemas.

✨✨✨

"Tubuh Eyang beberapa minggu ini sudah mulai kambuh kembali, Lisa."

Aku kini sudah duduk diam dihadapan Eyang. Mata Eyang memandang lurus ikan ikan nya yang terlihat begitu heboh saat diberi makanan itu.

"Aku tahu. Mulai besok kita harus rutin kerumah sakit untuk check up ya Eyang?" Eyang tak menjawab,

Aku menghela nafas, ada apa lagi sekarang? masalah baru apa lagi yang akan menanti ku didepan sana?

"Eyang hanya takut, umur Eyang habis sebelum kamu menikah Lisa." Aku mengangga, ucapan Eyangembuatku bergedik ngeri.

"Aku gak suka Eyang ngomong gitu! Lagian kan aku sama Kris akan menikah bulan depan?"

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang