21

1.6K 154 8
                                    

Bahkan, disaat saat kau menjatuhkanku begitu dalam. Aku masih tetap ingin mencintaimu.

Selamat membaca ☀️

Kris bungkam, matanya tiba tiba kosong saat memandangku. Aku mengatur nafas yang terenggah enggah, karena baru saja mengeluarkan segala emosiku. Kris memejamkan matanya beberapa saat, lalu menggenggam tangan ku.

"Saya tidak tahu mau ngelakuin apalagi saat kamu di perlakukan seperti itu, Lisa. Saya terlalu khawatir sama kamu, tapi ternyata cara saya salah." Aku menoleh kearah lain, rasanya hatiku masih terasa sakit.

Kris mengusap pipiku, "Maaf."

Ingin sekali ku cabut semua rambut Kris. Dia kira sebegitu mudah aku memaafkannya? Ya Tuhan, untung saja kau beri aku stok kesabaran yang tak terbatas rasanya.

"Selalu kayak gitu. Udahlah kita pulang aja," Kris menatapku dengan rasa bersalah.

"Kita selesaikan saja sekarang. Apa yang harus saya lakukan agar kamu tidak marah lagi? Saya juga lelah jika hubungan kita selalu begini,"

Perasaan senang bergejolak di perut dan hatiku, hatiku menghangat. Akhirnya dia peka juga. Aku juga lelah jika terus berdebat tanpa henti dengan lelaki ini.

"Gak banyak, aku cuma mau kamu rubah sifat kamu itu. Jangan terlalu dingin Kris, aku ini istrimu."

Kris tampak ragu, namun tetap saja kepalanya mengangguk, setuju akan ucapanku. Aku tersenyum senang lalu memeluknya dengan erat bahkan sangat erat. Aku tidak perduli, akan adanya orang yang melihat ini. Aku sudah lama tak memeluk suamiku sendiri.

"Kris," aku masih berada dalam dekapannya. Terasa hangat di tengah dinginnya cuaca yang menusuk kulit itu.

"Hmm,"

Dengan cepat ku lerai pelukan kami, dan menatapnya kesal. Kris menaikkan satu alisnya. Sabar Lisa, mungkin awalnya terasa sulit tapi kelak kamu akan dapat hasil nya, aku menyemangati diriku sendiri.

"Gak mau beliin Bunda sama Eyang oleh oleh dulu?"

Seketika Kris melihat jam ditangannya, "Ayo,"

Semesta, permudahkan langkah kami untuk menuju hubungan yang lebih baik dari sebelumnya itu.

✨✨✨

"Tuh cewek cewek ganjen banget sih," Kris yang sibuk memilih milih benda apa yang akan dimasukannya kedalam Keranjang, menoleh kearahku,

"Tuh lihat arah jam sembilan, mereka lihatin kamu mulu. Senyum senyum lagi, apa gak lihat kalau lelaki ini udah punya pendampingnya!" Aku menggerutu kesal, Kris lalu melihat apa yang sedang membuatku kesal.

"Sudahlah, biarkan saja."

"Itu mah kamunya yang kesenengan Kris, sama ajalah kamu sama mereka. Gak ada bedanya," ungkapku dengan nada meninggi. Ku ambil segala pernak pernik yang menurutku lucu, tanpa pikir panjang. Lalu berjalan meninggalkannya sendiri.

Namun, dia mengikuti langkahku. Aku berhenti, lelaki itu juga berhenti. Aku berbelok arah dia juga sama. Jangan lupakan para wanita yang ganjen tadi itu terus mengikuti kami. Sialan.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang