20

1.7K 169 13
                                    

Kau dan aku menyakitkan.

Selamat membaca ☀️

Kris kembali setelah meninggalkan ku hampir setengah jam. Dan kini, dia sudah duduk disampingku. Sibuk dengan dunianya sendiri, entah apa yang di kerjakannya. Tapi aku lelah berdebat, aku lelah menghabiskan tenaga hanya untuk membuatnya mengerti. Tubuh dan raga ku benar benar lelah. Jadi, aku memilih diam saja sepanjang perjalanan.

Namun, Kris tidak peduli.

"Besok kita pergi ke acara ulang tahun teman saya," aku menoleh kearahnya yang sedang menatapku itu, lalu mengangguk tanpa perlu membalas ucapnnya.

"Setelah itu kita pulang ke indonesia."

Aku menoleh lagi, kali ini sabarku benar benar sudah habis rasanya. Tapi kuat kuat ku redam semuanya. Ku hela nafas panjang, lalu memilih tertidur saja. Padahal, aku masih ingin lama lama disini. Aku masih ingin menikmati keindahan yang nampak disini. Namun, nyatanya keinginan hanya sebatas keinginan. Karena besok, Kris sudah mengajak ku pulang.

Disaat saat seperti ini pun, dengan bodohnya aku masih mengharapkan Kris akan menanyakan perihal diamku dan berusaha memperbaikinya.

Ku buka mata perlahan, dan melihat gelapnya malam dari jendela mobil ini. Walau sudah larut, kota ini tidak pernah tertidur. Masih ramai, dan masih sangat indah.

✨✨✨

Pagi sudah tiba, tadi malam aku tertidur lumayan nyenyak. Mungkin karena aku kelelahan. Dan sekarang, aku sedang memakai baju yang Kris beri tadi malam saat kami baru saja sampai hotel. Gaun ini tampak pas di badan ku, walau aku tidak terlalu suka memakai pakaian seperti ini.

"Sudah siap?" Aku mengangguk. Dia menatapku sebentar, dari atas hingga bawah. Aku menunduk, menunggunya mengucapkan sesuatu yang bisa mengurangi sedikit amarahku. Namun di detik berikutnya aku tidak menemukan kata kata pujian atau semacamnya itu. Hanya sebuah tarikan darinya, aku memilih tersenyum. Mencoba baik baik saja. Walau sebenarnya, aku malu pada diriku sendiri. Aku benci diriku yang terlalu berharap tinggi padanya.

Lalu aku dan Kris pun meninggalkan hotel.

"Jaga sikapmu disini," ucapnya saat kami baru saja sampai. Dia mengandeng tanganku.

Kulihat semua orang yang ada di gedung ini. Mereka luar biasa memukau, rasanya aku seperti ampas kopi disini. Penampilan, bentuk tubuh, hingga busana. Aku menunduk, rasanya aku tidak punya kelebihan untuk mendampingi Kris ditempat ini. Bahkan ada yang terang terangan menggoda Kris saat kami lewat tadi,

Akhirnya kami sampai di tempat duduknya sahabat Kris, sahabat Kris tampak sangat bahagia. Dia bersama kekasihnya mungkin, karena mereka terlihat sangat mersa.

"Kekasih barumu, Za?" Aku melihat wanita yang ada disamping sahabat Kris tersenyum simpul,

"Iya dong! Yang kemarin kandas di tengah jalan, tapi tenang, sekarang gue udah dapat penggantinya." Ujar lelaki itu sembari mengecup tangan wanita yang ada disampingnya. Wanita itu bersemu merah, aku membuang muka melihat pemandangan itu.

"Playboy nya tidak pernah berubah," Aku melihat Kris menggeleng, "dan selamat bertambah umur, semoga hidupmu bisa bermanfaat bagi orang lain." Sahabat Kris yang tidak ku ketahui namanya itu memukul lengan Kris,

"Sialan, lo kira selama ini gue nyusahin orang gitu!" Kris tertawa, lalu sahabat Kris itu menatapku dan tersenyum, "ini istri lo? Cakep juga, bolehlah kapan kapan ajakin kerumah gue." Aku tersenyum simpul mendengar ucapannya,

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang