30

1.6K 161 25
                                    

Cinta bisa membuat seseorang jadi bodoh, dan aku membenarkan itu. Karena setelah mengenalmu, kepintaran ku selama ini hilang seketika -Lalisa.

Aku memijat pelan kepalaku yang terasa nyut nyutan sedari tadi karena terlalu keras memikirkan kejadian yang terjadi belakangan ini. Apalagi saat ini aku belum pernah melihat wajahnya. Iya, aku bahkan sudah merindukan lelaki itu. Bodoh memang, masih saja mencintai walau telah di lukai.

Aku mengambil air mineral yang berada tak jauh dari ku itu, lalu meminumnya.

Rasa sakit di kepalaku sedikit berkurang, dan mataku pun mulai memberi tanda tanda ingin terlelap. Namun, suara pintu terbuka membuang langkah ku untuk tetap tidur. Perlahan aku membuka mata, lalu disana sudah berdiri tubuhnya yang tegap sembari baju yang sudah tak jelas lagi bentuknya, wajah yang kusut, dan dia bertambah kurus. Walau aku khawatir dengan kondisinya, aku tetap memilih menatapnya datar saja.

"Maaf baru bisa jengukin kamu, perusahaan musik saya sedang bermasalah."

"Bermasalah?" Tanyaku memperjelas ucapannya.

"Salah satu lagu di album terbaru saya di tuduh menjiplak."

Aku tertegun. Lalu tak lama Kris sudah duduk di sampingku, walau dia sudah sekacau itu, namun lelaki itu tetap memilih untuk tersenyum saat melihat ku. Dia mengelus lembut tangan ku,

"Terimakasih sudah memaafkan saya, mari membuka buku perjalanan hidup yang baru."

Aku memang memafkannya, entah lah itu kebodohan atau aku yang terlalu naif karena masih menginginkannya untuk tetap ada di sampingku untuk selamanya.

"Jadi jangan mengecewakan aku lagi Kris."

Kris mengangguk, "saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak lagi membuatmu kecewa."

Aku merasaa lega saat kami mulai berdamai dengan keadaan, seperti sekarang ini. Aku tidak pernah membayangkan hari hariku setelah memilih untuk tetap mempertahankannya. Apapun yang terjadi semoga itulah yang terbaik.

"Saya lelah, boleh saya tidur di sampingmu?"

Aku terdiam sesaat, "boleh."

Dan benar saja, tak lama sosoknya sudah berada di sampingku. Tangannya menarik ku untuk berada di dalam kurungan dada bidangnya. Aroma wangi tubuhnya seakan menghipnotisku untuk ikut masuk kedalam mimpinya. Mataku terpejam, aku menatik nafas dalam dalam untuk menyimpan segala aroma tubuhnya dalam pernapasan ku. Tuhan, aku memiliki banyak harapan padamu. Namun aku meminta satu hal, izinkan aku dan dirinya tetap satu walau kami sudah tidak utuh.

"Besok saya akan pergi sekitar tiga harian untuk mengurus masalah ini," ujarnya. Aku sontak mendongak, menatap mata terpejam nya dari sini.

"Boleh gak aku ikut?" tanyaku.

"Tetapi kita tidak keluar negeri,"

"Memangnya kemana?"

"Lombok."

Mataku bersinar sinar rasanya. Lombok memiliki keindahan nusantara, banyak pemandangan yang membuat mata segar rasanya di sana.

"Aku ikut!"

Lelaki itu tidak menjawab malah menarikku untuk memeluk dada bidangnya dengan jarak semakin dekat. Sialan, apa dia tidak tahu jika jantung ku sudah tidak karuan lagi rasanya sekarang.

✨✨✨

"Jadi sekarang kamu sudah mendingan?!"

"Maaf kemarin ngerepotin bunda, makasih udah mau ngerawat aku."

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang