32

1.4K 132 2
                                    

Happy reading! Jangan lupa klik ⭐️ nya dulu ya:)

Kalau pun memang sudah begini jalannya, selain menerima, kita bisa apa?

"Kita nginap disini?" Tanyaku padanya, lalu lelaki itu mengangguk.

"Iya. Kamu tidak apa apakan?"

Aku tertawa, "Ya enggak lah. Ini bagus kok, tempatnya lebih dekat dengan alam."

Aku juga tidak tahu ini dimana, namun tempatnya lumayan jauh dari perkotaan lebih bisa dibilang daerah terpencil. Karena sunyi sekali, hanya ada suara teriakan anak anak di ujung sana yang sedang bermain air di bawah air terjun yang terlihat sangat segar, ibu ibu yang mencuci pakaiannya dengan tangan, dan anak lima orang anak perempuan yang sedang tertawa sembari menenun sebuah kain. Aku... aku senang sekali. Disini sepertinya lebih indah, aku tidak menyangka akan menemukan tempat seperti ini.

"Disini tidak ada ac atau pun kipas angin, listrik pun hanya hidup jika malam saja. Apa masih ingin tinggal? Jika tidak, Je dan yang lainnya masih menunggumu di depan sana."

"Kris, bahkan jikapun boleh aku mau disini selamanya aja."

Kris tersenyum, "baiklah."

"Jaga perilaku mu selama disini, tata krama dalam berbicara sangat di jaga di tempat ini."

"Tenang saja bos! Aku akan menjaga ucapan ku," aku memberikan gerakan hormat padanya, "aku mau kesana? Kamu mau ikut?" Dia menggeleng,

"Selama disini saya masih harus bekerja Lisa, kamu bersama..., nah itu dia."

Tak lama ada seorang gadis berkepang dua, memiliki mata yang sangat indah, datang menghampiri kami. Dia tersenyum saat menatapku, aku pun membalasnya dengan senyum canggung.

"Namanya Ayu, dia akan menemanimu selama disini. Dan Ayu, ini istri saya, Lisa. Saya mohon kamu menjaganya selama saya tidak ada."

"Lho emangnya kamu mau kemana?"

"Lisa, ini berbahaya. Kamu disini saja, doakan semoga secepatnya saya bisa menemukannya dan kita bisa kembali lagi dengan selamat."

Aku menelan ludah samar, kenapa ceritanya jadi begini? Bukannya katanya hanya menemui orang yang membantunya membuat lagu itu ya, lalu? Lalu kenapa, jadi menyeramkan seperti ini? Tapi tidak apa apa! Aku merasa tertantang. Setelah itu lelaki itu pergi entah kemana dengan salah satu warga disini, meninggalkan ku sendiri bersama dengan gadis cantik disamping ku ini.

"Saya Ayu," ujarnya sembari mengulurkan tangan, "santai saja mbak, saya lancar kok berbahasa seperti mbak." Aku mengangguk cepat,

Aku hanya takut belum bisa beradaptasi dengan orang baru. Aku hanya tersenyum simpul saja membalas ucapannya.

"Ayo saya antar untuk berkeliling di tempat ini, ini hanya tampak depannya saja mbak. Bagian Utara akan lebih indah kok pemandangannya," ujar gadis itu.

"Ah gak, aku cuma mau lihat lihat dekat sini aja kok Yu, kita kesana yuk," aku mencoba sok kenal dengan nya, entah dia berpikir seperti apa. Lalu kulihat gadis itu malah tersenyum,

"Nah kayak gitu lah mbak! Gak usah takut, toh aku gak bakalan gigit," aku tertawa. Semoga saja kamu bisa berteman dekat.

Lalu kami berjalan kesana, warga disini ramah ramah, bahkan saat kami lewat saja tak henti hentinya mereka menyapa Ayu dengan bahasa yang kurang ku mengerti. Tapi terlihat indah, aku suka jadi ilmuku semakin bertambah.

"Mereka ngomong apa Yu?" Tanyaku ketika kami sudah sampai di air terjun yang dipenuhi oleh anak anak dan ibu ibu itu.

"Mereka ngerase aneh aja, jadinya mereka kepo sama mbak terus nanya deh sama aku, mbak itu siapa, soalnya mbak beda dari yang lain."

Aku mangut mangut, "maaf ya Yu, aku malah ngerepotin kamu."

"Ya enggak lah mbak, aku malah seneng jadi pusat perhatian kayak tadi hahaha. Apalagi berada di samping manusia kayak bidadari kayak mbak,"

Aku tertawa saat dia memujiku sangat sangat berlebihan seperti itu. Apa dia tidak tahu, bahwa dirinya itu cantik juga? Bahkan memiliki kecantikan tersendiri yang membuat aku kagum? Dan sekedar info, wanita disini memiliki mata yang indah dan bulat besar. Aku bahkan iri dengan kecantikan tersendiri dari mereka itu.

"Berlebihan deh kamu Yu hahaha, aku biasa aja gini padahal. Oh iya, boleh gak aku megang air nya? Seger banget kelihatannya,"

"Boleh kok, tapi untuk wanita yang sudah bersuami tidak boleh menyentuh air bagian sini, kita ke sana sedikit ya."

Aku jadi takut bertindak kalau begini, takut salah langkah kan bisa berbahaya.

"Bukan apa apa kok mbak, air bagian kanan kononnya bisa membuat wanita itu jadi mudah memiliki keturunan dan awet muda caranya yaitu airnya mbak minum," dia mengambil air itu dengan tangganya lalu meminumnya begitu saja. Aku tertegun, wah indah sekali!

Aku lantas mengambil air itu lalu meminumnya, air nya terasa segar sekali. Aku tertawa pelan, aku semakin suka tempat ini rasanya. Banyak keanekaragaman yang jarang ku temui di tempatku sana.

"Semoga mbak betah ya tinggal disini selama beberapa haru kedepan,"

"Pasti dong! Aku menjawab dengan tawa riang.

✨✨✨

"Lisa, dengarkan saya." Aku memutar tubuhku agar menghadapnya dengan jelas.

"Dia berdarah dingin, atau saya juga belum bisa memastikan dia itu memiliki jiwa psikopat atau bukan, namun selama mengenalnya beberapa tahun saya rasa, dia memiliki jiwa itu. Jadi, kamu harus selalu hati hati."

Aku menatapnya tanpa berkedip, "oh oke. Tapi sumpah, kamu nakutin aku." Kris menatapku tanpa ekspresi apa apa.

"Saya lebih takut kamu kenapa-napa. Padahal kamu sudah saya bilang ikut rombongan Je saja,"

"Kalau ada kamu sih aku gak akan kenapa napa! Hehehe,"

"Tapi ini bukan buat bercandaan. Saya serius, nyawa kita taruhannya. Dia itu bukan seperti manusia lainnya, apapun dilakukannya untuk menggeser posisi saya sekarang."

Aku memejamkan mata erat, aku sebenarnya takut sekali. Namun, aku tidak ingin menambah beban baginya. Jadi aku hanya menampilkan senyum lebarku saja, lalu mengelus pelan wajahnya.

"Jangan mancing saya,"

Wajahku bersemu merah seketika, lalu dengan segera aku membalikan badan untuk membelakangi nya. Jantungku berdetak lebih cepat, keringat dingin mengalir dari dahiku, kakiku juga bergerak gelisah. Namun tak lama suara tawa darinya membuatku bertambah malu. Tak lama dia menarik ku agar semakin dekat dengannya,

"Semoga masalah ini cepat selesai ya," aku mengangguk, "sudah sekarang kamu tidur. Jangan terlalu memikirkannya," aku kembali mengangguk.

Aku mulai memejamkan mataku, dan saat aku benar benar ingin terlelap samar samar aku mendengar suara langkah kaki yang menginjak sesuatu. Jantungku kembali bergerak cepat, Kris segera berdiri.

"Tenang, jangan panik. Saya sudah tahu,"

Sekuat tenaga aku meyakinkan diriku bahwa semua ini tidak seperti bayangan ku. Kami pasti akan baik baik saja, itu pasti orang yang lewat saja. Namun dugaanku salah, saat ada kumpulan asap dari arah dapur sana. Nafasku kembali memburu, Kris menarik ku untuk segera berdiri. Namun tubuhku terasa keluh, apa apaan ini. Kenapa aku harus merasakan kejadian seperti ini untuk ketiga kalinya. Api, aku tidak suka si jago merah itu.

"Saya tidak menyangka dia bergerak secepat ini."

Kamu saja tidak menyangka, apalagi aku?! Yang hampir mati ketakutan seperti ini.

✨✨✨

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang