19

1.6K 164 10
                                    

Harus ku lalui dulu, lorong gelap tanpa cahaya untuk bisa menggapaimu. Namun, setelah tergapai pun nyatanya aku dan kamu tidak akan pernah bisa menjadi kita. Aku sadar, kamu masih sangat jauh dan aku sudah tak mampu lagi melanjutkan langkah.

Aku mencoba tetap tenang di tengah situasi seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba tetap tenang di tengah situasi seperti ini. Walau tetap saja, rasanya aku ingin membalas cacian mereka. Menuduh ku yang tidak tidak, lalu mempermalukan ku seperti ini! Dan Orang yang ku kira bisa menjadi benteng pelindung, malah menghilang entah kemana. Semuanya membuat ku ingin menangis.

Kalau aku tahu, bahwa negara impian ku ini membawaku pada peristiwa seperti ini maka aku tidak akan pernah mau kesini lagi.

"Dengar kan aku! Jangan pernah berani berani lagi menggoda pacarku! Atau-

Aku tidak tahan lagi mendengar segala ucapan tanpa tahu yang sebenarnya itu. Aku menatap mata mereka satu satu, dimana letak kemanusiaan mereka?

"Aku tidak pernah menggoda pacarmu! Dia hanya mengada ngada. Coba kau periksa kejiwaannya, mungkin dia gila. Hal yang tidak ada pun ditambah tambahkannya. Itulah ciri orang gila. Dan untuk kalian semua, memangnya kalian punya bukti yang kuat sehingga bisa mengatakanku seperti itu?"

Lalu setelah itu aku segera beranjak pergi. Rasanya darahku mendidih oleh panasnya amarah. Ingin ku cakar satu satu wajah mereka.

Dan Kris, aku membencimu. Sangat.

Lalu saat aku hampir keluar dari pintu, tiba tiba mataku tertutup oleh sesuatu hingga semuanya terasa gelap. Aku terdiam, lalu sesaat kemudian aku meronta. Apa apaan ini! Apa tidak cukup mereka mempermalukan tadi? Ya Tuhan, cukup.

"Aksa tolong, tolong anggap aku sahabatmu untuk kali ini saja," lirihku, mungkin saja Aksa ingin menolongku disaat saat sekarang. Karena hanya dialah satu satunya orang yang ku kenal disini.

Namun nihil, tidak ada yang menjawab ucapanku. Aku seolah berdiri di ruang kosong tanpa sosok manusia. Tiada suara, tiada cahaya. Iya benar benar hampa. Tanpa bisa ku cegah aku menangis. Aku tidak kuat lagi, hari ini tidak akan pernah ku lupakan atas penderitaannya. Aku benar benar kecewa, orang yang dekat denganku pun nyaris membuatku mati tanpa rasa.

Semesta menjatuhkanku tanpa memberi aba aba terlebih dahulu. Sehingga aku tidak siap akan semuanya.

Aku tersentak saat sebuah tangan membuka benda yang menutup mataku. Aku masih memejamkan mataku, belum ingin melihat setiap luka yang akan datang.

"Buka matamu, Lisa."

Suara Kris.

Itu pemilik yang membuatku kecewa dengan sangat. Namun, hal itu menambah rasa ingin ku untuk tidak membuka mata.

"Woy cepetan buka tuh mata, pegel nih gue megangin kue ulang tahun lo."

Aku terdiam, menikmati keterkejutan yang datang secara bergantian. Apa lagi ini? Ya Tuhan, bahkan di dalam mimpi pun aku tidak pernah membayangkan akan diberi kejutan "terindah" seperti ini. Saking indahnya membuatku seperti korban penganiayaan.

Say Something!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang