Lost Control |22|

3.7K 138 17
                                        

Playlist: American Authors-Best Day of My Life.
_____________________________

Nih udah update.

⚠️WAJIB BACA⚠️

Maaf baru update karena lagi banyak tugas dan ulangan menjelang ujian.
Masalah lainnya adalah karena beberapa hari ini ada pemadaman bergilir. Jadi kan aku suka nulis malam-malam yang remang gitu:v tapi listriknya baru nyala sekitar jam 10-an jadi aku gabisa nulis karena kehabisan baterai. Sebenernya pengen banget cepet nulis dan update. Tapi kendalanya banyak banget. Tadi malam juga masih prmadaman. Tapi aku tetep nulis karena udah lama banget gak update. Eh baterainya nggak cukup dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Terus aku lanjutin pagi ini. Maapkeun:v Jadi ya udah, sekarang ini hasilnya. Silahkan dibaca.

Semoga suka part kali ini ya.
Kalau ada typo langsung comment aja.

Happy Reading!

#Story.

💞VOTE AND COMMENT💞

***

BRYAN:

Bagi Bryan, mendengar suara Beth saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Ketika Beth mau memaafkan bahkan mau bertemu dengannya Bryan sungguh senang bukan kepalang. Ia tau ia salah. Bryan bahkan malu pada Beth karena ia merasa seperti pengecut yang begitu takut.

Maka dari itu Bryan mempersiapkan pertemuan hari ini sebaik mungkin. Ia menganggapnya sebagai kencan pertama meskipun mungkin Beth hanya menganggapnya pertemuan biasa. Bahkan Bryan sudah berangkat setengah jam lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan.

Bryan sengaja karena ia tidak ingin terlambat. Tapi ada hal yang lebih penting daripada itu. Bryan ingin memberi kejutan untuk Beth. Sebuah hadiah kecil yang bisa Beth bawa kemanapun Beth pergi. Sehingga Bryan berharap Beth selalu mengingatnya dimanapun Beth berada. Supaya Beth tau bahwa Bryan selalu ada untuknya. Bryan akan selalu menemaninya dalam keadaan suka maupun duka.

Bryan menghentikan mobilnya di depan sebuah toko dengan wajah yang tersenyum tak sabar. Ketika mobilnya berhenti, beberapa pasang mata mengarah padanya. Siapa yang tak kagum dengan pria tampan dengan mobil sport mewahnya seperti Bryan.

Bryan keluar mobil dengan kacamata hitam yang menutupi mata indahnya. Menambah tingkat ketampanan pria itu. Ketika Bryan masuk ke dalam toko itu, pelayan toko yang merupakan perempuan keseluruhan menatap ke arah Bryan. Tak sedikit dari mereka yang segera merapikan penampilan dan memasang senyum semenawan mungkin untuk memikat Bryan.

Bryan mendekati salah satu pelayan itu. Membuat pelayan tersebut bergerak gelisah dan salah tingkah.

"Pesanan atas nama Robertson," ucap Bryan datar tanpa melepas kacamatanya.

"Heh..." jawab perempuan itu bingung. Pasalnya dia tidak mengerti karena terlalu fokus mengamati wajah Bryan.

"Saya ingin mengambil pesanan atas nama Robertson," ucap Bryan sekali lagi dengan tegas.

"Oh ya. Sebentar saya ambilkan," perempuan itu pun pergi dan mengambil pesanan Bryan. Kemudian memberikannya kepada Bryan, "ini tuan silahkan".

"Uangnya sudah saya transfer," ucap Bryan menerima benda kecil tersebut dan pergi keluar.

Bryan pun kembali melanjutkan perjalanan. Sesekali Bryan melirik arlojinya. Takut akan terlambat dan kembali mengecewakan Beth. Ia tak mau membuat Beth menunggu. Bryan tidak suka menunggu. Jadi ia berusaha tidak membuat Beth menunggunya. Lebih baik ia yang menunggu.

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang