Lost Control |27|

3.1K 116 20
                                    

Typo is everywhere.
Langsung mention jika kalian menemukan typo.

💞VOTE AND COMMENT💞

***

Seorang Bryan tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Ia benar-benar akan melakukan apapun yang telah ia katakan.

Seperti saat ini, Bryan mengatakan akan segera menuntaskan beberapa serangga yang telah mengusiknya. Jadi di sinilah Bryan sekarang. Bersama Allan dan Derick untuk melakulan tugas gelapnya. Mereka semua siap dengan senjata mereka masing-masing. Allan dan Derick bersiaga menunggu aba-aba dari Bryan.

Mereka telah tiba di sebuah rumah yang terletak jauh dari keramaian orang. Terpencil dan sangat gelap. Di dalam sebuah hutan. Tak tanggung-tanggung, Bryan mendatangi markas penyerangnya untuk segera membantai mereka semua.

Mobil mereka berhenti cukup jauh dari rumah itu. Seterusnya mereka berjalan mengendap untuk mendekat.

"Kau dan Allan lewat pintu depan. Aku akan masuk dari pintu belakang," ucap Bryan memberi perintah.

"Baiklah. Kami akan mengalihkan perhatian para pengawalnya. Lalu kau akan masuk untuk menggeledah seisi rumah itu," jawab Derick.

"Aku tau. Jangan mengajariku," balas Bryan.

"Ck! Kau ini. Aku mengingatkanmu. Siapa tau kau lupa dengan tujuan kita jika nanti kau melihat wanita cantik di dalam sana," goda Derick membuat Bryan melirik tajam ke arahnya.

"Tutup mulutmu! Aku tidak akan tergoda dengan wanita telanjang sekali pun karena aku hanya mencintai Beth. Ingat itu," geram Bryan.

"Sudahlah. Jangan membahasnya sekarang. Kita sedang berburu di sini dan kalian membicarakan wanita telanjang? Ayolah, siapa yang akan menghangatkan ranjangku setelah ini?" sahut Allan dengan tampang bodohnya.

"Bukan urusanku bodoh. Fokus pada musuh," balas Bryan.

Mereka pun berpencar. Allan dan Derick menuju pintu depan. Sedangkan Bryan menuju pintu belakang.

Derick mengetuk pintu di depannya dengan tenang. Begitu juga dengan Allan yang tampak datar. Mereka telah terlatih menghadapi situasi seperti ini. Tak terlihat raut takut sedikit pun di wajah mereka.

Pintu terbuka dan muncul dua orang pria bertubuh kekar lengkap dengan pakaian hitamnya.

"Siapa kalian?" tanya pria itu.

"Kami? Kami orang yang tersesat dan butuh bantuan," jawab Derick sambil terkekeh yang tersengar mengerikan.

Kedua pria itu tampak saling tatap kemudian menutup pintu. Namun sebelum pintu itu benar-benar tertutup, Allan berhasil mencegahnya dan mendorong kedua pria tersebut hingga masuk ke dalam rumah.

Allan mengeluarkan pistolnya. Begitu juga dengan Derick. Mereka menembak tepat di kepala musuhnya dan ada yang tepat di jantungnya. Membuat para musuhnya mati seketika. Tapi bukankah tempat ini adalah markas mereka? Menembak dua muncul lebih banyak lagi.

"Aauuuchh... sepertinya kita akan berolahraga malam ini," ucap Allan meregangkan ototnya dengan seringai yang menghiasi wajahnya.

Mereka pun memulai aksinya. Saling tembak. Saling pukul. Suara tembakan saling bersahutan. Jeritan kesakitan terus menggema. Hingga terjadi pertumpahan darah hebat. Cairan merah segar dengan bau khas yang menyengat menggenang di mana-mana.

Sedangkan Bryan masuk melalui pintu belakang dengan langsung mendobraknya. Kosong. Tentu saja. Para penjaga sibuk mengahalau Derick dan Allan. Bryan berjalan menyusuri setiap sudut rumah itu. Ia memasuki setiap ruangan di sana. Tapi ia tidak menemukan siapa pun.

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang