Typo berkeliaran.
Jika kalian menemukannya langsung mention aja ya.
***
Bryan membawa pria itu ke markasnya. Lebih tepatnya ke ruang penyiksaan dengan pencahayaan remang-remang. Membuat suasana di ruangan tersebut terasa semakin mencekam. Pria tersebut diikat dengan posisi duduk. Tangannya diikat di sisi kanan dan kiri pada pegangan kursi. Begitu juga kakinya yang terikat rapat dengan kaki kursi. Mulutnya tertutup kain dan diikat ke belakang.
Bryan menyiramkan segelas air ke wajah pria itu. Pria itu pun langsung terbangun dan terbatuk-batuk karena air yang masuk ke hidungnya.
"Sudah bangun?" tanya Bryan bersidekap di depan pria itu.
Pria itu masih terbatuk sambil menatap tajam Bryan. Bryan hanya tersenyum sinis.
"Lepaskan aku!" ucap pria itu setelah pernafasannya kembali normal.
"Tenang saja. Aku akan melepaskanmu. Bahkan aku dengan senang hati akan membantu melepaskan nyawamu," jawab Bryan tertawa.
"Apa maumu?" tanya pria itu.
"Apa tujuanmu dan teman-temanmu menyerangku di siang hari?" tanya Bryan.
"Kami menjalankan perintah," jawab pria itu.
Bryan menyalakan rokoknya dan menyesapnya kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah pria itu. Bryan menghembuskannya tepat di dapan wajah pria itu. Pria itu pun terbatuk karena asap putih yang keluar dari mulut Bryan.
"Katakan dengan jelas. Jangan membuatku marah!" ucap Bryan dengan keras.
"Kami mendapat perintah dan kami hanya menjalankannya. Itu saja," jawab pria itu.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Bryan.
"Aku tidak tau," jawab pria itu berbohong.
"Siapa yang memberikan perintah kepadamu," tanya Bryan lagi.
"Aku bilang, aku tidak tau!" jawab pria itu dengan kesal.
"Kau membuatku marah," geram Bryan.
Bryan mendekati pria itu dan menyentuhkan ujung rokoknya yang terbakar di tangan pria itu.
"Aaarggghhh..." teriak pria itu kesakitan.
"Aku tanya sekali lagi. Siapa yang menyuruhmu?"
"Aku tidak tau," jawab pria itu tidak mau mengaku.
"Kau benar-benar membuatku marah," ucap Bryan.
Kemudian pintu ruangan tersebut terbuka.
"Apakah sudah selesai?" tanya Allan masuk bersama Derick.
"Pria ini membuatnya rumit," jawab Bryan tanpa mengalihkan pandangannya menatap pria di depannya.
"Sepertinya kau butuh cara lain agar dia mau mengatakannya," ucap Derick membuat Bryan tertarik dan menoleh ke arah Derick dengan senyum iblisnya.
Bryan berjalan ke sisi kanan ruangan menuju sebuah meja. Di atasnya ada berbagai macam pisau. Lengkap dari pisau kecil hingga pisau berukuran besar. Dengan berbagai fungsi pisau yang berbeda. Bryan mengambil pisau berukuran sedang berwarna perak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control [On Going]
Romance[Follow-Read-Vote] Langsung baca dijamin ketagihan. Beth Parker berumur 21 tahun yang ingin mandiri tanpa mengandalkan kekuasaan ayahnya yang merupakan seorang CEO sekaligus pemimpin mafia klan Ramonav. Tanpa Beth ketahui, ia bekerja di sebuah per...
![Lost Control [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/150225838-64-k469668.jpg)