Typo merajalela.
Langsung mention aja jika kalian menemukan.
Terima kasih❤️.Happy reading:)
💞VOTE AND COMMENT💞
***
Bryan berdiri di balkon kamarnya. Tangannya memegang segelas anggur putih. Ia menerawang ke depan sambil sesekali menyesap minumannya. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. Akhirnya ia masuk ke kamarnya dan mengambil ponselnya di atas nakas.
Terdapat tujuh panggilan tidak terjawab dari Beth. Bryan menelpon balik Beth. Ia mendekatkan ponselnya itu ke telinganya sambil berjalan kembali ke balkon. Ia hanya mengenakan kaos putih polos yang membuat otot-otot tubuhnya tercetak jelas dengan celana hitam panjang.
Bryan menelpon Beth berkali-kali namun tidak ada jawaban.
"Mungkin dia sedang tidur," gumam Bryan mematikan ponselnya dan kembali menyesap anggur putihnya.
Ketika Bryan masih menikmati minumannya sesorang mengetuk pintu kamarnya. Bryan pun masuk dan meletakkan gelasnya di atas meja. Kemudian membuka pintu untuk mengetahui siapa yang datang.
"Kau sudah siap?" tanya Allan dengan tampang bodohnya.
Sahabat Bryan yang satu ini memang sedikit berbeda. Terkadang ia terlihat bodoh. Tapi ketika berhadapan dengan musuh tampangnya menjadi sama mengerikannya dengan Bryan. Dia seperti bunglon yang biaa mengubah warna kulitnya dengan mudah. Bedanya kalau Allan mudah mengubah ekspresinya.
"Siap untuk apa?" tanya Bryan tidak tau maksud Allan.
"Ayolah. Kau pemimpinnya. Tidak mungkin kau lupa kan?"
"Aku tidak tau," jawab Bryan malas.
"Kau ini. Coba ingat-ingat kembali," ucap Allan.
"Tidak. Aku tidak ingat. Lagipula aku sedang memikirkan Beth. Jadi sulit untuk memikirkan yang lain," jawab Bryan sinis.
"Ahh... aku lupa kau sedang jatuh cinta. Seperti apa rasanya?" tanya Allan.
"Rasanya seperti kau melupakan dunia. Hanya ada dia di... tunggu dulu. Kenapa jadi membahas itu. Lupakan. Apa yang kau maksud tadi?"
"Hahaha... kau mudah sekali terpancing. Baiklah aku akan memberi taumu. Malam ini kita harus mengirimkan beberapa senjata ke Irlandia," jawab Allan menjelaskan.
"Lalu apa masalahnya? Kau bisa mengirimkannya dengan beberapa pengawal seperti sebelumnya," balas Bryan sedikit emosi.
"Dasar kau ini! Kau bilang kemarin kau sendiri yang akan mengawasi pengirimannya. Sekarang kau tidak mau?" tanya Allan kesal.
"Tidak. Tidak jadi. Lakukan saja. Jangan sampai membuat ulah. Selesaikan semuanya dengan rapi. Jangan meninggalkan jejak. Jika ada yang tau segera bungkam mereka," perintah Bryan.
"Iya iya aku tau. Tidak usah memberi tauku pun aku sudah tau," balas Allan.
"Lalu kenapa kau masih di sini? Cepat pergi sana!"
"Ck! Kau ini. Selalu saja marah," ucap Allan meninggalkan Bryan.
Bryan menutup pintunya dengan keras dan kembali masuk ke kamarnya.
***
Parker's mansion, NYC.
At 11:25 a.m.Hingga jam sebelas malam Beth masih sibuk berlatih dengan kakaknya dan juga ayahnya yang sesekali ikut turun tangan. Namun selebihnya kakaknya yang lebih banyak melatihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control [On Going]
Любовные романы[Follow-Read-Vote] Langsung baca dijamin ketagihan. Beth Parker berumur 21 tahun yang ingin mandiri tanpa mengandalkan kekuasaan ayahnya yang merupakan seorang CEO sekaligus pemimpin mafia klan Ramonav. Tanpa Beth ketahui, ia bekerja di sebuah per...