PROLOG

17.8K 370 78
                                    

Playlist: Charlie Puth-Attention.

Author note.

Haii readers! Semoga suka ceritanya ya.. sorry kalau ada typo boleh lapor langsung:v okedeh selamat membaca.

#story

BETH:

    Sinar matahari pagi yang menerobos masuk lewat jendela membuat Beth menggeliat dan membuka mata perlahan. Sebuah pesan masuk membuatnya langsung berdiri dan berjalan malas menuju meja.

"Ahhh... dia memang selalu mempunyai ide yang bisa membuatku tersenyum dipagi hari," ucapnya sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung tajam dipipinya sambil memandangi ponselnya.

"Baiklah.. sepertinya aku harus berdandan cantik pagi ini," racaunya kemudian langsung ke kamar mandi.

     Setelah mandi dan berdandan sederhana yang membuatnya semakin cantik, Beth bergegas turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya. Beth yang terlalu bersemangat, berjalan sambil sesekali melompat dengan senyuman yang selalu mengembang di wajahnya.

"Hey!! Kenapa kau senyum-senyum seperti itu? Apakah kau kehilangan akal sehatmu?" tegur Ben yang menatap Beth aneh.

"Ayolah kak... kau ini merusak moodku saja. Kau tidak lihat? adikmu ini sudah berdandan cantik. Kau lihat ini heh? Aku cantik bukan?"

"Cantik apanya...kau terlihat seperti badut dengan make up mu itu".

"Sudahlah Ben, kau ini suka sekali menggoda adikmu. Kalian itu sudah besar masih saja suka bertengkar," sahut ibunya dengan lembut.

"Itu kak Ben duluan yang selalu menjelekkan aku mom," jawab Beth dengan nada merajuk.

"Sudahlah Beth, lagian kamu ini kenapa pagi-pagi sudah senyum-senyum seperti itu. Apakah ada sasuatu hah?" Crish, ayahnya ikut berbicara.

"Biklah-baiklah...sebenarnya aku dan Jenny akan pergi jalan-jalan di kota seharian," jelasnya sebal sambil sedikit memanyunkan bibirnya.

"Kau ini...apakah kau tidak minta ijin pada mommy dan daddy mu ini hah? Apakah kau sudah lupa dengan kami?" protes ibunya dengan wajah yang memelas.

"Mommy...aku akan meminta ijin kepada kalian. Tapi kalian sudah bertanya dulu."

"Yasudah.. kau boleh pergi. Tapi jangan lupa hubungi kami jika ada apa-apa. Berhati-hatilah," Crish menasehati putrinya karena masih belum tega melepas putrinya.

"Terimakasih dad...aku sangat menyayangi daddy".

"Kak, nanti kau harus membelikanku sesuatu jika kau pulang," adiknya, Selena yang masih berumur 3 tahun meminta dengan nada manja dan menggemaskan.

"Hahaha...iya iya adikku. Aku akan membawakanmu hadiah nanti".

"Sebaiknya kau jangan terlalu bersenang-senang seperti itu. Perusahaan ayah bisa bangkrut kapan saja. Kau mengerti?!" tegas Crish dengan wajah datarnya.

"Iya iya dad. Kau jangan khawatir. Putrimu ini sudah besar".

"Kau pulang jam berapa nanti?" tanya Ben mengintrogasi.

"Mungkin aku pulang agak malam nanti. Karena teman-temanku mengajakku ke club nanti malam," jawab Beth dengan sedikit menunduk. Beth sebenarnya tidak berani mengatakannya kepada orang tua nya.

"Kau tidak boleh ke club. Itu berbahaya," Crish melarang putrinya karena dia tau akan bahaya yang selalu mengincar keluarganya. Tidak ada yang tau tentang pekerjaan gelapnya selain dia dan istrinya, Kate.

"Ayolah suamiku.. dia sudah besar. Biarkan dia sesekali bersenang-senang di club bersama temannya," Kate membela anaknya karena tidak ingin anaknya merasa tertekan dengan larangan ini itu yang diberikan ayahnya.

"Baiklah...tapi kau harus hati-hati. Banyak pria hidung belang disana. Dan kau harus pulang sebelum jam 10," Crish memperingatkan Beth dengan tatapan tajam.

"Iya dad. Thank you mommy," ucapnya manja dan berlari untuk memeluk ibunya.

"Sudah-sudah. Cepat habiskan sarapanmu!"

    Beth baru pertama kali ini akan pergi ke club, karena ayahnya selalu saja melarangnya. Ia bahkan pernah pergi secara sembunyi-sembunyi. Tapi ketika di jalan ayahnya menelfon dan menyuruhnya pulang karena mengetahui rencananya. Beth sangat senang menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan bersama sahabatnya. Sebenarnya Beth tidak begitu menyukai uang dan belanja,tapi ia tidak bisa melewatkan waktunya untuk bersenang-senang bersama temannya.

BRYAN:

    Bryan memegangi ponselnya bingung dengan sesekali memutarnya. Saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan yang biasa ia gunakan untuk menyusun rencana bersama anak buah kepercayaannya.

"Bagaimana? Kau sudah tau kehidupan dan keluarga si tua itu?!" tanya Bryan kepada tangan kanannya dengan nada marah.

"Maaf sir, dia sangat lihay dalam menutupi identitas keluarganya. Dia punya beberapa orang ahli yang bisa menutupi identitas keluarganya dengan rapat. Itu membuat kami sulit mencari informasi mengenai keluarganya. Kami hanya tau bahwa Crish mempunyai seorang putra dan dua putri," jawab Allan, tangan kanan Bryan dengan menunduk takut.

"Kalian itu bodoh sekali. Sudah lebih dari satu bulan aku memberikan kalian misi untuk memata-matainya. Dan hanya itu yang kalian dapat? Cepat cari orang mata-mata yang profesional untuk mencari tahu tentang keluarganya! Dasar tidak berguna," Bryan memarahi anak buahnya karena jengkel. Mereka sudah melakukan misinya selama lebih dari satu bulan, tapi tidak mendapat informasi sedikitpun mengenai identitas keluarga Parker.

"Baik sir".

"Kalian harus mendapat identitas keluarganya secepatnya. Aku akan membuat pria tua itu merasakan apa yang aku rasakan dulu," tegas Bryan dengan seringai licik di wajahnya.

"Akan segera kami laksanakan sir. Kami akan mendapat identitas keluarganya secepat mungkin," jawab salah satu anak buahnya dengan masih menunduk ketakutan. Tidak ada yang berani menatap wajah bos mafia itu ketika marah. Tatapannya yang tajam seperti mengisyaratkan untuk membunuh siapapun yang berani menatapnya.

"Allan! siapkan mobilku. Malam ini kau akan ikut denganku. Kita akan bersenang-senang di club," Perintah Bryan dengan tersenyum miring dan berjalan meminggalkan ruangan.

"Tentu sir," Bryan memang selalu mengajak Allan untuk bersenang-senang di club. Allan sudah dianggap sahabat dan saudara oleh Bryan. Sebenarnya kadang-kadang Allan merasa jengkel kepada Bryan yang selalu mempermainkan wanita. Tapi Allan sangat menyayangi Bryan dan menganggapnya keluarga, karena meskipun Bryan adalah seorang bos dia tidak pernah memperlakukan pelayan dan anak buahnya dengan tidak baik jika tidak melakukan kesalahan. Dia selalu bersikap sopan meskipun terkadang sedikit arogan.

TBC.         

Hah... sudah selesai dulu lah.. maaf kalau kurang bagus. Kalian bisa memberi kritik dan saran dengan chat aku langsung. Karena aku sangat membutuhkan itu untuk memperbaiki ceritaku kedepannya.

Gimana menurut kalian?

Semoga kalian suka:v
Thanks buat yang sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung.
Don't forget little star and comment nya yaa..

ILY❤️.

Instagtam: bellaastr_

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang