Lost Control |5|

8.3K 213 33
                                    

Playlist: Avanged Sevenfold-Victim.

Haii readers!
Selamat membaca ya.
Sorry kalau ada typo.
Semoga suka.
Kalau suka give me a little star ya..

Langsung aja deh.

#Story

_____
BETH:

Beth memakai pakaian yang cukup sederhana, tapi ekspresi Bryan benar-benar berlebihan. Beth merasa tidak enak karena Bryan membelikannya baju dengan harga yang fantastis. Ia menyukai baju itu karena bahannya nyaman dan pas di tubuhnya tapi itu semua sebelum Beth mengetahui harganya. Beth berpikir untuk menggantinya suatu saat nanti dengan hasil kerjanya sendiri, meskipun dia ragu.

Setelah selesai dengan urusan di butik, mereka kembali ke kantor untuk melanjutkan kerja. Di kantor, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya ada suara keyboard laptop yang ditekan dengan cepat.

Pekerjaan Beth tidak banyak karena ini hari pertamanya bekerja. Melihat Bryan yang masih saja sibuk menatap laptopnya, Beth ikut menyibukkan dirinya. Tapi pandangannya teralihkan ketika mendengar suara pintu dibuka dengan keras secara tiba-tiba.

"Hay darling! Kenapa akhir-akhir ini kau jarang menemuiku? Aku merindukanmu,"  ucap seorang wanita yang tiba-tiba masuk dan langsung duduk di pangkuan Bryan.

"Aku sedang sibuk Brenda. Pergilah!" jawab Bryan sedikit mendorong tubuh wanita itu agar menjauh.

"Tapi aku ingin bersamamu," kata wanita itu menggoda sambil mengalungkan tangannya manja di leher Bryan.

Beth yang melihat itu hanya bisa memutar bola matanya malas. Baru tadi pagi Bryan menciumnya, sekarang dia malah bermesra-mesraan dengan wanita lain di depan matanya. Bryan memang tampan, tidak heran banyak wanita cantik dan seksi yang mendekatinya.

Beth terus mengucapkan nama Brenda dalam hatinya. Entah mengapa ia melakukannya. Tapi Beth hanya ingin tau siapa si Brenda ini hingga berani masuk tanpa permisi. Dilihat dari sikapnya yang begitu manja pada Bryan, Beth menarik sebuah kesimpulan bahwa wanita bernama Brenda itu adalah kekasih Bryan.

Beth menghadap ke laptop di depannya, tapi matanya melirik ke arah dua orang yang sedang bermesraan itu. Ia mencoba mengabaikannya tapi suara manja dan menggoda wanita itu membuatnya penasaran. Beth terkejut dan kesabarannya benar-benar berakhir ketika dua orang itu berciuman. Beth merasa diacuhkan dan memutuskan untuk keluar ruangan dengan wajah dipenuhi emosi.

Beth tidak memperdulikan Bryan yang terus memanggil namanya. Ia tetap berjalan tanpa menoleh pada Bryan sedikit pun. Beth melangkahkan kakinya menuju kedai kopi dekat perusahaannya. Ia membeli secangkir kopi untuk menenangkan pikirannya.

Entah mengapa melihat Bryan dengan Brenda, Beth merasa seperti ada sebuah duri kecil menancap di hatinya. Beth hanya butuh penenang saat ini, dan keputusannya untuk ke kantin memanglah tepat

"Hai, boleh aku bergabung?"  tanya seorang pria yang membawa secangkir kopi di tangannya.

Beth hanya diam dan mengangguk sebagai jawaban.

"Kau pecinta kopi?" tanya pria itu lagi sambil menatap Beth dan kopi di depan Beth bergantian.

"Iya. Kau juga?" tanya Beth sekedar basa-basi.

"Sepertinya kau sudah tau jawabannya," jawab pria itu sambil menunjukkan gelas kopi di tangannya.

"By the way...siapa namamu?"

"Beth. Beth Stewart," jawab Beth singkat dengan wajah datar.

"Aku Darren William," ucap pria itu mengulurkan tangannya.

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang