Lost Control |34|

2.5K 127 19
                                    

Typo+++
Jika kalian menemukan langsung mention ya.
Terima kasih.

Happy reading:)

💞VOTE AND COMMENT💞

***

Beth menatap Bryan yang berada di atasnya. Bryan terlihat mengamati tubuhnya membuatnya meremang dan malu. Ia merasa tak nyaman dengan tatapan Bryan.

"Kau sangat cantik," puji Bryan membuat Beth semakin gugup.

"Jangan menatapku seperti itu," ucap Beth merasakan tatapan tidak biasa dari Bryan. Namun Bryan malah semakin tersenyum nakal.

"Memangnya aku menatapmu seperti apa?" tanya Bryan menggoda Beth.

Beth hanya diam terus menatap Bryan dan menunggu apa yang akan dilakukan Bryan selanjutnya.

Sedangkan Bryan melanjutkan aksinya dengan kembali mendekatkan dirinya pada tubuh Beth dan menciumnya dengan ganas. Ciuman Bryan turun ke rahang Beth. Setelah itu Bryan mencium leher Beth. Beth hanya mendongakkan kepalanya pasrah. Membuat Bryan semakin leluasa menikmati leher putihnya hingga ke tulang selangkanya.

Bryan mengecup leher Beth sesekali memberi jilatan dan gigitan ringan di sana. Meninggalkan jejak basah. Ciuman Bryan semakin turun ke belahan dada Beth. Tak berlama-lama di sana, Bryan turun menelusuri perut Beth.

"Kau harus menjaga dirimu agar tidak disentuh pria sebelum kau menikah".

Disela-sela kegiatan panas itu, Beth teringat dengan ucapan ayahnya. Namun gairah menguasainya. Tangannya meremas rambut Bryan.

"Itu bukan tanda biasa. Itu adalah sebuah lambang. Jadi kau harus benar-benar menyembunyikannya".

Pesan ayahnya masih terngiang di otaknya. Membuatnya bimbang kali ini. Sedangkan Bryan tampak bersemangat menikmati perut Beth. Beth bisa merasakan sapuan nafas hangat Bryan menyapu permukaan kulitnya. Bryan kini mencoba menurunkan rok pendek Beth.

"Mereka semua mengincar orang yang memiliki tanda itu".

Beth kembali ke alam sadarnya. Ia merasakan tangan Bryan yang mencoba menarik roknya. Beth pun segera menahan tangan Bryan.

"Ada apa?" tanya Bryan mendongak.

"Aku tidak bisa melakukan ini," ucap Beth menunduk tidak berani menatap Bryan.

"Kau belum siap?" tanya Bryan dengan lembut.

"Tidak. Bukan itu. Tapi aku tidak bisa melakukan ini"

"Kenapa? Kau tidak percaya padaku?" tanya Bryan mulai kesal. Bisa-bisanya Beth mengatakan itu. Sedangkan ia selalu berusaha mati-matian untuk menahan gairahnya setiap ia dekat dengan Beth.

"Bukan itu. Aku tidak akan melakukan itu. Aku tidak bisa. Aku tidak... aku tidak mau," ucap Beth menatap manik mata Bryan. Ia bisa melihat ada kilatan gairah bercampur marah di sana.

Bryan bangkit menjauhi tubuh Beth dan mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa Beth memintanya berhenti saat gairahnya sudah berada di ubun-ubun. Rasanya ia ingin meledak. Sungguh ia selalu menahan hasratnya untuk tidak menyentuh Beth. Ia tidak tahan jika harus menahannya lebih lama lagi. Ia harus segera mendapatkan Beth.

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang