Lost Control |35|

3.1K 134 28
                                    

Double up nih ya.
Gak banyak yang minta sih.
Tapi aku gamau mengecewakan mereka yang minta double up.

Typo sedang marak.
Langsung mention aja jika kalian menemukan.
Terima kasih.

Happy reading:)

💞VOTE AND COMMENT💞

***

Bryan tampak resah mencari keberadaan Beth. Ketika ia sadar Beth telah pergi tadi, ia langsung berlari menyusulnya. Tapi ia tidak menemukan Beth dimana pun. Akhirnya ia kembali ke ruangannya dengan wajah yang tertunduk lesu.

Ia merogoh ponselnya di dalam saku celananya. Kemudian mengetikkan beberapa pesan yang ia kirim untuk Beth.

"Bagaimana aku bisa lepas kendali seperti itu. Aku benar-benar bodoh," gumam Bryan memejamkan matanya dan bersandar pada kursinya lelah.

Ia kembali mengecek ponselnya. Namun masih tidak ada jawaban dari Beth.

Bryan mengambil penanya dan mencoba untuk mengerjakan beberapa berkas yang menumpuk di atas meja.

One minute.

Two minutes.

Five minutes.

"Aaargghhh..." Bryan melempar penanya frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar.

Tangannya kembali meraih ponsel yang tak jauh dari jangkauannya. Kali ini bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman lega.

Maafkan aku. Aku pulang dulu. Ada yang harus aku bicarakan dengan keluargaku. Soal cuti itu, tolong ijinkan aku. Aku benar-benar minta maaf.

Beth Stewart.

Akhirnya sebuah pesan masuk membuatnya lega. Jantung yang tadi bergemuruh tak karuan kini kembali berdetak normal. Jiwanya yang tadi memberontak kini telah kembali tenang. Hatinya yang tadi merasa resah kini kembali bahagia.

Bryan tersenyum membaca pesan itu. Tapi Bryan tidak membalas pesan Beth. Sebagai gantinya ia menelpon Beth.

"Halo"

Mendengar suara Beth membuatnya benar-benar merasa lega.

"Kau tidak marah padaku?"

"Tentu saja aku marah padamu"

"Jadi kau masih marah padaku sekarang?"

"Aku memang marah padamu. Tapi itu tadi. Sekarang tidak"

"Kau memang sangat baik"

"Dengar Bryan, aku ingin membicarakan ini baik-baik. Kau harus mengerti"

"Baiklah. Mau membicarakannya kapan?"

"Bisakah kita membicarakannya setelah aku cuti. Aku benar-benar akan sibuk seminggu ke depan. Bahkan mungkin kita tidak bisa bertukar pesan maupun melakukan panggilan suara seperti ini"

"Sesibuk itu kah?"

"Hem. Sepertinya begitu"

"Baiklah. Aku sudah tenang bisa mendengar suaramu lagi. Kupikir kau akan marah dan tidak mau menemuiku lagi"

"Aku mencintaimu Bryan"

Bryan termenung mendengar ucapan Beth. Sungguh ia senang luar biasa.

"Apa kau bilang?" tanya Bryan menggoda Beth agar mengucapkannya lebih tegas sekali lagi.

"Aku mencintaimu Mr.Robertson"

Lost Control [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang