Setelah selesai mengisi perut, Varo dan Abel pun beranjak pergi. Tetapi tiba-tiba saja ada yang menarik tangan cowok itu dari arah belakang. Kedua insan itu pun berbalik melihat ke arah seseorang yang dengan kasar menarik tangan cowok tersebut.
Varo tampak tercengang saat melihat seseorang yang menarik tangannya itu, wajah yang tadinya biasa saja sekarang berubah menjadi pucat pasih.
"Sayang kamu mau ke mana?" tanya cewek berambut sebahu sambil merangkul lengan Varo genit.
Sayang? Apa ini pacarnya Varo. Kalau dilihat-lihat dari caranya megang Varo sih iya, tapi masa sih pacarnya ini? gumam Abel dalam hati.
"Ehh, a-anu, gue mau balik ke kelas." Cowok itu berusaha melepaskan rangkulan tangan gadis itu.
"Cepet banget sih, kan gue mau makan bareng!"
"Tapi gue mau ke kelas, mau ngerjain tugas nih."
"Tunggu dulu! Gue mau nanya sama lo, ..." wanita itu menjeda sedikit perkataannya, "cewek ini siapa?" Sontak saja cowok itu kaget karena dia lupa kalau Abel ada di sebelahnya dari tadi.
"Emm anu, dia itu temen gue, emm udah ya gue mau balik ke kelas dulu." Varo melepaskan rangkulan tangan cewek itu dan menarik tangan Abel untuk ikut dengan dia. Abel tak protes saat lelaki itu menyeretnya seperti hewan piaraan.
***
Setalah berjalan keluar kantin dan menurut Varo sudah agak jauh dari kantin dan sepi, ia pun berhenti sejenak.
"Abel gue mau bilang kalau ...." belum selesai Varo berbicara sudah di potong ucapannya oleh Abel.
"Pacar lo kan?"
Abel melipat kedua tangannya itu ke depan dada sambil menatap lelaki di depannya dengan acuh.
"Gue bisa jelasin ini." Lagi-lagi Abel memotong ucapan Varo.
"Jujur aja kali!"
"Emmm iya."
Varo gugup bukan main, takut jika cewek ini membencinya, takut kalau cewek ini marah dan menjauhinya.
"Terus kenapa lo gugup kek gini? Kaya baru ketemu hantu aja lo." Abel penasaran dengan sikap cowok ini tetapi tetap memasang wajah sok datarnya.
"Gue pikir lo bakalan marah sama gue."
"Ngapan juga gue harus marah, lo kan bukan pacar gue. Buat apa coba, buang-buang waktu gue aja."
"Jadi, kalau lo jadi pacar gue, lo marah gitu sama cewek yang deketin gue? Hemm?"
Abel membulatkan matanya, "Paan sih! Gaje."
"Hehe, maaf!" Abel tampak sok malas, padahal dalam hati sejujurnya dia sangat cemburu melihat kelakuan cewek itu tadi. Entah kenapa dia menjadi seperti itu.
"Maafin gue Bel, jujur gue sayang sama lo."
Varo yang tiba-tiba saja memeluk Abel dengan mengucapkan kalimat tersebut. Abel pun kaget atas perlakuan cowok itu, dia pun mendorong dada bidang cowok itu agar menjauh dan melepaskan pelukannya.
"Lo kenapa sih," bentak Abel sedikit marah tapi dalam hatinya dia sangat senang dan juga sakit menerima perlakuan dan ucapan cowok itu atas dirinya.
"Maafin gue Bel, maafin gue. Sebenarnya dah lama gue mau putus ama Puri, tapi gue gak bisa, Bel."
Cowok itu memegangi tangan Abel dan berjongkok di hadapan gadis itu seraya memohon. Abel yang melihat kelakuan lelaki itu pun tak tahan menompang air matanya yang entah sejak kapan sudah mulai membanjiri wajah mulusnya itu.
"Gue sebenarnya, juga sayang sama lo Varo," kata Abel sesunggukan. Cowok yang mulanya menunduk seraya mendengar ucapan cewek yang tengah berdiri dihadapannya langsung saja berdiri dan memeluk cewek itu erat.
"Gue sayang sama lo Bel, gue sayang sama lo, sayang banget." Varo mengusap rambut dan punggung cewek itu pelan seraya menenangkannya.
Abel tak membalas pelukan Varo.
Baru saja Abel mengenal lelaki itu, tetapi entah kenapa ia tertarik dengan Varo sebegitu mudahnya. Varo pun melepas pelukannya dan mengusap air mata Abel lembut menggunakan jari telunjuknya itu.
"Abel, lo mau kan nungguin gue?"
Abel pun mengangguk pelan dan berkata, "Iya."
Melihat mata Varo, Abel melihat ketulusan ucapan pria ini. Cewek itu langsung tersenyum manis melihatnya.
***
Setelah sampai di kelas, ternyata teman Abel sudah menunggu kedatangan cewek itu sejak tadi.
"Lo dari mana aja sih? dicariin juga," ucap Karyl kesal.
"Iya, lo dari mana aja sih Abel?"
Abel diam.
"Hey anak Ayam, lo dari mana sih, ditanyain malah diem lo!"
"Gue dari kantin, lo kan lihat sendiri tadi."
Abel mengusap wajahnya pelan lalu menunduk, segera ia menuju bangkunya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan, ia tidak ingin membuat teman-temannya berfikir macam-macam.
"Abel, Bel, lo kenapa sih? Cerita dong sama kita, lo kan sahabat kita. Sahabat tuh jangan ada yang ditutup-tutupin kali," Karyl mengusap pelan punggung Abel.
Abel memilih tetap diam, air matanya perlahan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019
Teen FictionCoverby: @musdalifahmstkim Bagaimana menurut kalian jika seorang wanita mencintai pria yang telah memiliki kekasih? Aneska Arabella adalah gadis Kelas XI di SMA 1 Purnama, berparas cantik, cukup berprestasi mencintai seorang pria yang baru di temuin...