Karyl yang melihat wanita yang ngosngosan berada tepat di belakangnya itu, hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Telat Bel?" tanya Karyl.
"Loh punyah air kaghak" Abel ngosngosan.
"Punya."
"Mintha dhikit Na."
Abel menyodorkan tangannya seraya meminta air kepada wanita itu.
"Punya gue ada di kelas bego. Lu sadar gak sih, ini kita di Lapangan."
"Astatang, ghue lupahh, huftt huftt."
Abel mengatur pernapasannya, sebentar lagi upacara akan segera di mulai.
****
Selepas upacara, Acak menuju ke kantin. Markas seluruh siswa untuk mengisi perut.
Ada yang aneh saat Acak melewati beberapa meja kantin, serasa siswa-siswi memperhatikan gerak gerik mereka.
Setelah sampai di salah satu meja kantin yang kosong, mereka pun duduk.
"Mau makan apa?" Cal menatap gadis dihadapannya bergantian.
"Seperti biasa."
"Seperti biasa sajalah."
"Oh, oke!"
Wanita itupun menuju ke tempat pemesanan makanan.
"Hey, kalian perhatiin gak? Kenapa yah anak-anak di kantin pada natap kita sinis? Ada masalah gitu?"
Abel menatap wajah Karyl yang berada di hadapannya satu persatu.
"Gue juga ngerasa gitu sih, tapi kayaknya tatapan itu tertuju pada salah satu diantara kita deh"
"Lah, emang siapa? Perasaan gue gak punya masalah apa-apa." Cal menjawab heran yang baru saja dari memesan makanan untuk mereka.
Mereka berdua spontan menatap Abel secara tiba-tiba. Abel yang merasa ditatap tajam oleh kedua wanita ini langsung saja membuat nyalinya menciut.
"Ka-kalian kenapa natap gue gitu? Gue gak ada masalah loh, suerr!"
Abel tampak gugup menjawab tatapan mata kedua sahabatnya itu.
"Lo mendingan jujur deh Bel, karna akhir-akhir ini lo sering banget di gosipin sama anak sekolahan, gue sih pernah denger yah beberapa kali. Katanya lo lagi deket sama senior yang udah punya istri," celoteh Karyl asal.
"Pacar kali Ryl." Cal menoyor kepala Karyl pelan.
"Ihhh sakit tau. Iya, pacar maksudnya."
"Eh nanti sore ngumpul yuk, di tempat biasa."
"Bolelah."
Pesanan mereka pun datang, wanita itu pun langsung menyantap makanan mereka masing-masing.
****
Abel berjalan di koridor menuju kelasnya, dia berpisah dengan sahabatnya karena ada urusan kecil di toilet.
Abel melewati kelas X IPS 2, ia tak sengaja mendengar pembicaraan beberapa siswi di sana. Ia diam sejenak lalu menguping pembicaraan mereka.
"Kurang kerjaan banget kan dia, dia pikir dia cantik apa? Baru juga anggota geng Acak, udah sok akrab aja sama semua cowok."
"Iya, dia kecentilan banget dah, eh kalian tau gak? Masa cowoknya si Puri di embat ama dia. Kurang kerjaan banget gak sih!"
"Ihhhh kalau gue jadi salah satu anggota gang Acak, gue keluarin aja tuh si AB CABE."
"Haha, bener tuh."
Abel yang mendengar percakapan siswi-siswi tersebut membuat nyalinya memperjuangkan Varo langsung menciut.
Abel kemudian berjalan cepat meninggalkan lokasi tempat dia mendengar pembicaraan yang semestinya tak pantas ia dengarkan.
****
Di rumah Abel tampak sepi, mungkin Ibunya sedang pergi ke butik. Abangnya ke kampus, Ayahnya kerja dan pembantunya ke Pasar.
Abel berjalan menyusuri tangga, tak lama kemudian ponselnya berdering tanda panggilan masuk.
"Halo!"
"Halo ini siapa?"
"Halo, ini siapa sih?"
"Gue...."
Wajah Abel yang tampak murung sedari tadi berubah menjadi seserius mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019
Teen FictionCoverby: @musdalifahmstkim Bagaimana menurut kalian jika seorang wanita mencintai pria yang telah memiliki kekasih? Aneska Arabella adalah gadis Kelas XI di SMA 1 Purnama, berparas cantik, cukup berprestasi mencintai seorang pria yang baru di temuin...