CL 35

335 29 8
                                    

Sang surya belum menampakkan dirinya, tetapi Abel sudah sadar dari mimpi indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang surya belum menampakkan dirinya, tetapi Abel sudah sadar dari mimpi indahnya. Ia berjalan ke arah jendela, membuka jendela itu perlahan dan menghirup udara segar. Embun-embun terlihat begitu jelas menempel di kaca jendelanya. Pagi hari memang sangat nyaman untuk menikmati udara segar.

Ia kemudian berjalan ke kamar mandi, menenggelamkan dirinya bath up.

Setelah selesai dengan ritual paginya, ia berjalan santai menuju ke arah lemari. Mengambil pakaian dalam dan juga seragam sekolahnya.

Gadis itu kemudian duduk di kursi depan meja rias, bibir ranumnya dipolesi dengan warna pink untuk menambah kepercayaan diirnya. Tentunya untuk kepercayaan diri bertemu dengan Varo.

Setelah menyelesaikan aksi colak colek di wajah, ia kembali duduk dan bersandar di kursi depan meja komputernya. Benda pipih berwarna gold rose itu di utak atiknya, membuka aplikasi chat dan menekan satu nama di sana.

Varo💕: Kamu udah bangun belum?

Wajah gadis itu tiba-tiba saja merona, kekasihnya itu memang sangat perhatian.

●Udah dong, malahan aku udah siap nih dari tadi.

Varo💕: Wah, senagnya. Pacarku udah cantik dong.

●Berarti kemarin-kemarin aku gak cantik dong? _-

Varo💕: Kemarin cantik sekarang lebih cantik, bukan bukan, lebih lebih lebihhhhh cantik pokoknya. :*

Abel benar-benar merona. Ia kegirangan seperti orang gila.

●Jangan gombalin anak gadis pagi-pagi.

Varo💕: Siapa yang gombalin? Emang bener kok kalau pacarku Aneska Arabella ini adalah gadis tercantik yang pernah kutemui sekaligus most wanted di sekolah.

●Ahh, sudalah. Kamu jadi gak jemput aku?

Varo💕: Iya, hampir lupa. Aku mandi dulu yah sayang, terus siap" dan otw jemput kamu.

●Oke, tapi jangan lama-lama.

Varo💕: Iya sayangku :*
Read

Gadis itu menenggelamkan wajahnya yang memerah ke dalam rengkuhan bantal, ia merasa sangat malu dan tersanjung dengan kelakuan Varo. Kekasihnya itu sangat suka membuat pipinya jadi mirip kepiting rebus sepertinya.

30 menit Abel menunggu, tetapi belum juga ada tanda-tanda bahwa lelaki itu akan menjemputnya.

Ponselnya berdering, dengan sigap Abel meraih ponselnya dan mengangkat panggilan dari Varo. Ia tahu bahwa panggilan itu berasal dari  Varo karena nada dering khusus telah ia sematkan untuk panggilan dari kekasihnya itu.

"Halo."

"Halo sayang."

"Kamu di mana sih? Aku dah nunggu kamu loh setengah jam. Kamu lagi ngapain emang? Jadi gak sih jemput aku?"

Tidak ada jawaban dari seberang, Abel heran sekaligus cemas.

"Halo, kamu gapapa kan? Kamu baik-baik aja kan?"

"Bel, sebenarnya aku gak bisa jemput kamu, soalnya aku mau...." Abel memotong percakapan lelaki itu.

"Iya, aku ngerti. Aku emang gak ada pentingnya untuk kamu, aku emang gak seberuntung Puri. Iya, kamu jemput Puri saja, aku berangkat sendiri."

"Bel, maa...." tutt tutt tutt. Sambungan telepon terputus, kini air mata gadis itu telah membanjiri wajahnya. Ia berusaha untuk tidak menangis dan memahami kondisi Varo, tetapi hatinya tidak bisa. Ia ingin sekali menyuruh Varo untuk menjauhi Puri, tetapi apa dayanya menjadi yang kedua. Ia tidak bisa melarang Varo untuk tetap berhubungan dengan Puri.

Suara klakson menghentikan tangisannya, ia heran dengan seseorang yang berada di halaman rumahnya. Ia merasa tidak pernah memesan ojol untuk menjemput dan mengantarkannya ke sekolah.

Tok tok tok

Suara ketukan dari pintu membuatnya menyatukan alis heran. Ia baru saja ingin melangkah mendekati pintu tetapi suara ibunya mengagetkannya.

"Bel, ada tamu tuh. Bukain pintu! Ibu lagi masak." Abel menggerutu kesal, "Iya buuuuuu," teriaknya penuh kekesalan.

Abel kini melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu.

Ceklek

Mata Abel membulat seketika, ia kaget dengan kehadiran sosok yang ada dihadapannya. Sepertinya akhir-akhir ini Abel sering terkena serangan kaget.

"Lo? Ngapain lo di sini? Gue kan gak nyuruh lo jemput gue!" ucap Abel sedikit membentak karena yang menjemputnya saat itu adalah Aksa.

Aksa tersenyum. Abel memutar bola matanya malas, ia berkacak pinggang dan menatap Aksa tajam.

"Jawab! Ngapain lo ke sini?"

Aksa menarik pinggang Abel agar mendekat dengan dirinya. Gadis itu memberontak, ia ingin teriak meminta bantuan kepada ibunya tetapi mulutnya tiba-tiba di bekap oleh Aksa.

"Mmphm mhphhmmphh."

"Ngomong apa? Gue gak denger."

"Mmbphhhmhpp."

"Gue bukain, tapi lo janji gak akan teriak."

Abel mengangguk.

Mulutnya dibuka, segera ia menghirup pasokan oksigen sebanyak-banyaknya.

"Lo gila apa?"

"Sttssh! Jangan berisik."

"Mau lo apa sebenernya?"

"Gue cuma mau ngantar jemput lo ke sekolah."

"Gila lo yah! Gue kan dah pernah bilang kalau gue gak mau boncengan sama lo. Gue udah punya cowok, ngertu kan?"

Aksa diam. Senyuman muncul di sudut bibirnya. Ia kemudian mendekatkan dirinya ke Abel. Wanita itu mundur ketakutan.

"L-lo mau ngapain ha? Jangan main-main yah lo? Ib ... mphhhhh."

"Diem Bel. Gue cuma mau nganterin lo ke sekolah, apa susahnya sih ngikut? Kalau lo gak ikut ke sekolah bareng gue, gue yakin 100% Puri bakal tau hubungan lo dengan Varo dan gue yakin Varo bakal ninggalin lo dan lebih milih Puri. Ngerti?"

Abel melepaskan tangan Aksa yang membekap mulutnya.

"Gue gak takut. Minggir, gue mau ke sekolah. Bay!" Abel berjalan meninggalkan Aksa di samping rumahnya.

Aksa berdecak kesal penuh emosi, ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Lihat aja Bel, lo bakal nyesel sama keputusan lo sekarang."

Senyuman muncul di sudut bibir Aksa, ia kemudian berjalan meninggalkan lokasi rumah orang yang dicintainya.

Di dalam rumah, Abel tidak tinggal diam. Mulutnya hampir saja berbusa karena sepanjang jalan ia mengomel tiada hentinya. Tau sajalah siapa yang membuat gadis bermanik cokelat itu sampai seperti itu. Aksa. Lelaki yang paling menjengkelkan yang pernah ia temui. Sudah berapa kali Abel menolak berhubungan dengannya, tetapi lelaki itu selalu saja punya cara mengganggu hidupnya.

Abel mengambil kunci mobil dan tasnya, ia kemudian berjalan meninggalkan rumah tanpa pamit kepada orang tuanya.

COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang