CL 10

904 65 70
                                    

Tiba di rumah, Abel masuk ke kamar dan langsung merebahkan tubuh mungilnya di atas tempat tidur tanpa melepaskan seragamnya terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba di rumah, Abel masuk ke kamar dan langsung merebahkan tubuh mungilnya di atas tempat tidur tanpa melepaskan seragamnya terlebih dahulu.

Pukul 19:56

Abel belum juga bangun dari tempat tidurnya. Sesekali ia terbangun tetapi lebih memilih untuk memejamkan matanya kembali. Abel prustasi berat karena kelakuan Varo di sekolah yang membuatnya salah mengambil tindakan.

Ingin meninggalkan tetapi terlalu sayang, ingin memperjuangkan tetapi sudah jadi milik oang lain.

Abel pusing dengan kelakuan cowok itu. Tak terasa air matanya keluar lagi, Abel menangis dalam diamnya sambil memikirkan Varo yang tak dapat dia miliki saat ini.

Ceklek

"Dek, bangu...n!" ucapan Alex terpotong karena melihat adiknya sedang menagis.

"Dek lo kenapa? Abel, lo kenapa nangis?" tanya Alex.

"Abanng, hiksss."

Abel mengadu kepada Alex dan langsung saja bangun untuk memeluk tubuh kakaknya.

"Abang, hiks, Abel pusing, Bang, Abel pusing harus bagaimana," lanjutnya.

"Tenang dek, tenang. Siapa yang ngelakuin ini ke eli? Cepet bilang ke Abang dek siapa orangnya, biar Abang hajar dia!"

"Hiks, Abang jangan, hikss, bang. Gue yang salah."

"Ya udah, lo jangan nangis." Abel melepaskan pelukannya.

"Kesel."

"Kalau gitu, jangan nangis dong sayang."

Bfffttttttt

"Hufttt."

Alex mendengar suara tak asing itu langsung saja menoleh ke arah Abel.

"Abelll!" teriakan Alex dapat menggetarkan seisi ruangan itu.

"Apa sih? Sakit kuping gue." Abel merasa sok tidak bersalah.

"He, lo lihat sendiri kelakuan lo pe'a!"

"Kelakuan apa? Emang Abel salah gitu?" Abel masih memasang tampang tidak bersalah.

"Kemeja gue ada ingus lo, ih, bersiin gak?"

"Gak, gak mau. Buang aja tuh kemeja."

"Enak aja lo, ini pemberian seseorang tau."

"Udah ah, abang keluar aja dari kamar gue, males lihat muka Abang, huss husss sana," kata Abel sambil mengibas-ngibaskan tangannya seolah mengusir cantik Alex.

"Kan, gak ada terima kasihnya." Alex mengacak-acak rambut adiknya lalu pergi meninggalkan Abel.

Abel pun memilih masuk ke kamar mandi miliknya itu untuk melaksanakan ritualnya di sana.

***

Abel turun ke bawah untuk mengambil sesuatu yang dapat mengganjal perut. Cewek itu membuka preezer yang berada di dapur lalu mengambil cemilan yang cukup untuk dia makan sambil menikmati serial tv kesukaannya.

Abel menuju ke ruang keluarga mereka, di ruang keluarga Abel melihat Abangnya yang duduk sendiri sambil menonton. Abel duduk di samping Alex yang sedang serius menonton film Action. Sebenarnya di kamar mereka masing-masing memiliki tv, tapi mereka semua lebih senang berkumpul di sana.

"Bang, momy, dady belum pulang?"

"Belum."

"Ini udah malem loh, apa dady dan momy lembur lagi?" Abel memasang tampang cemberut.

"Oh iya, gue sampai lupa, tadi mom nelpon kalau dia sama dady nginep di rumah Omah."

"Emangnya Omah kenapa bang?"

"Omah sakit."

"Jadi gimana keadaan Omah, bang?"

"Omah udah agak mendingan sih. Kata Ibu, Omah cuman kecapean saja. Kamu kan tau kalau Omah itu gak suka diem. Udah punya Bi Asih masih aja mau kerja-kerja."

"Omah mah gitu banget, gak mau dibilangin. Oh iya bang, gimana tuh sama ehemm ehemmnya," tanya Abel sambil menaik turunkankan alisnya.

"Ehemm ehemm apa? Jangan aneh-aneh deh lo!"

"Itu tuh yang fotonya pernah abang upload di insta storynya, abang,"

"Ohh dia, dia itu orangnya gak pekaan. Gue pusing harus bagaimana lagi supaya dia bisa peka sama perasaan gue."

"Ya elah bang, bang. Itu mah gampang caranya."

"Gimana caranya?" tanya Alex serius.

"Cari di google!"

"Ngeselin banget lo!" Alex menyentil dahi adiknya itu hingga memerah.

"Sakit tau, bang!" Abel mengelus dahinya.

"Biarin, sapa suruh jahilin gue," ucap Alex meninggalkan Adiknya itu dan berjalan menuju kamarnya.

"Dasar ya! Untung abang gue dan ganteng, kalau gak udah gue jitak balik."

"Gue denger kali!" teriak Alex dari lantai atas rumahnya.

"Hehe sorry abangku yang gantengnya gak ketulungan, Abel selaku adikmu yang cantik dan manis ini meminta maaf sebesar-besar..."

Bukkkk

Abel melihat ke arah suara itu, ternyata Alex menutup pintunya agak keras supaya cewek remaja itu bisa berhenti mengoceh.

"Tuh kan, Abang!" teriak Abel kesal karena kelakuan Alex.

Abel mematikan tvnya dan bergegas menuju kamar untuk tidur karena sudah larut malam. Abel memang memiliki hobi aneh, yaitu tidur dan makan, tetapi tidak gendut juga.



Thanks for reading!

COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang