CL 12

768 51 48
                                    

Sesampainya di rumah Abel. Mereka berdua langsung saja masuk dan menaiki tangga menuju kamar gadis itu. Gadis yang sedari tadi kesal dan emosi langsung saja membuka pintu kamarnya dan membanting keras pintu setelah sahabatnya memasuki kamar.

"Agghhhhh. Taik lo Ryl," teriak Abel kesal.

Untung saja Abangnya tidak sedang di rumah. Karena saat gadis itu keluar bersama Cal, dia pun keluar yang entah kemana.

"Abel, udah Bel, lo gak usah emosi kayak gini. Mungkin Karyl juga punya masalah sama seseorang, jadi dia ngelampiasin amarahnya ke elo."

Cal mencoba menenangkan Abel.

"Lo harus tenang. Jangan emosi, emosi bisa merusak segalanya Fi," lanjutnya.

"Tapi kenapa harus ke gue coba? Kenapa bukan ke orang yang bermasalah sama dia. Kenapa malah gue sih Cal, kenapa malah gue, hiksss hiksss."

"Tenang bel, tenang."

Cal mengelus pundak sahabatnya itu dan memeluk untuk menenangkannya.

****

"Abel udah pulang, Cal nganterin Abel sampe rumah katanya. Dia takut Abel kenapa-napa," ucap Kinan yang baru saja datang dari parkiran mengantar Abel dan langsung duduk di hadapan Karyl.

"Syukur deh kalau dia pulang, males banget gue lihat muka sok polosnya itu!" Karyl tersenyum tipis.

"He, lo sebenarnya ada masalah apa sih sama Abel? sampai-sampai ribut kek tadi?"

"Gue males sama Abel, gue kesel sama dia."

"Iyya, lo kesel kenapa sama dia?"

"Dia mirip sama selingkuhan pacar gue!"

"Astaga, jadi cuma gara-gara masalah muka doang yang mirip gitu? Ya Allah, gue gak ngerti lagi ada apa sama otak lo Ryl!"

Kinan teman SD Karyl menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan ucapan gadis dihadapannya itu tadi.

Sedangkan gadis itu hanya mengangguk dengan santai seolah dia tidak bersalah.

"Ya ampun Ryl, gue gak nyangka lo kaya gini ke sahabat lo. Lo jahat Ryl, jahat banget."

"Yah, kenapa lo jadi nyalahin gue sih, seharusnya tuh kalian pada nyalahin Abel. Siapa suruh mukanya mirip sama selingkuhan pacar gue, Atau bisa jadi, memang Abel selingkuhannya, kan?" gurau Karyl meyakinkan gadis dihadapannya.

Kinan  hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya bahwa gadis itu akan menuduh Abel dengan tuduhan serendah itu.

"Karyl, lo harus minta maaf sama Abel. Mumpung semuanya belum terlambat."

"Hellow, gue? Minta maaf sama dia? Gak sudi!" Karyl memasang tampang jijik.

"He Karyl, lo harusnya nyadar sama kelakuan lo. Karna kelakuan lo, Abel sampai-sampai nangis tau gak!"

"Karyl, kayaknya gue pulang aja deh."

"Hemm."

****

Dirumah Abel, Cal sibuk dengan ponselnya. Sedangkan si pemilik rumah malah tertidur karena terlalu lelah menangis.

"Assalamualaikum. Abel, Alex? Kalian ada di rumah kan?" teriak seseorang dari arah ruang keluarga.

"Eh siapa dibawah?"

Cal yang penasaran akhirnya turun ke ruang keluarga milik Abel. Dia menemukan sosok wanita dan pria yang mungkin sama usianya dengan Orang tuanya.

"Eh tante, om. Baru pulang yah?"
Cal menyalami kedua orang dihadapannya itu.

"Ehh Cal, iya tante sama om baru pulang. Abelnya mana yah?" tanya ibu Abel.

"Ada di kamar Tante, lagi tidur."

"Oh gitu yah. Kalau Alex kemana?"

"Gak tau Tan."

"Emm, ya udah deh kalau gitu. Tante mau mandi dulu yah."

"Eh iya tante. Saya juga mau ke atas, ke kamar Afi!"

"Oh iya, sayang."

****

Abel terbangun dari tidurnya. Dia melihat sekeliling dan mencari-cari sosok sahabat yang menemaninya tadi. Tapi nihil, dia tak menemukannya.

Abel keluar kamar dan menuruni anak tangga rumahnya satu persatu. Dia melihat ada 3 sosok orang yang dia kenal tengah duduk di ruang keluarga sambil menonton TV.

"Ibuuu, Ayaaah!" teriak Abel dari arah belakang dan berlalri menuju ke ruang keluarga, langsung saja Abel memeluk kedua orang tuanya.

"He sayang, baru bangun?" ucap Hermansyah kepada putri satu-satunya itu.

"Iya Ayah," jawab Abel tersenyum lebar.

"Oh iya Yah, Omah gimana kabarnya?" sambung Abel lagi yang telah duduk di tengah-tengah mereka bertiga.

"Omah udah baikan sayang," jawab Kirana sambil mengusap lembut rambut putrinya.

"Oh gitu. Syukur deh kalau Omah udah sehat-sehat aja."

"He bang, diem-diem baee. Udah pada ngopi belum?" celoteh Abel kepada Alex sambil mencolak-colek perut abangnya yang sedang sibuk bermain game sedari tadi.

"Issss, jangan ganggu dehh, gue lagi seru nih," jawab Alex yang masih saja fokus ke benda pipihnya itu.

"Udah-udah, jangan ganggu Abang kamu Sayang. Kamu udah makan belum?" tanya Kirana kepada Abel.

Yang ditanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedari bangun pagi gadis itu memang belum pernah makan apapun sampai sekarang. Abel sangat lapar, tetapi rasanya malas makan dan lebih memilih untuk kembali ke kamarnya.

COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang