Abel telah berada di rumah, karena memang ia sudah tidak apa-apa lagi.
Jam sekarang menunjukkan pukul 12:31, tandanya sebentar lagi Cal pulang dan menjenguknya di rumah. Itu katanya, yang pagi tadi mengirimkan pesan untuk memberitahu kalau dia mau menjenguknya nanti setelah pulang sekolah.
Gadis itu nampak berfikir sejenak, akankah Karyl datang untuk menemuinya. Sepertinya mustahil, karena ia mengetahui sifat Karyl. Dia adalah orang yang tidak akan pernah meminta maaf, walaupun itu jelas kesalahannya.
Gadis itu berbaring di tempat tidur kesayangannya.
Tenott tenott
Tak lama suara bel berbunyi, Abel ingin turun ke bawah tetapi bi Ijah melarangnya. Gadis itu hanya mengangguk dan kembali memasuki kamarnya.
Tak lama kemudian seperti ada sesuatu yang menabrak tubuhnya dari belakang.
Bukkk
Tubuh itu tak menjauh sedikit pun dari tubuhnya. Ada yang memeluknya dari arah belakang. Gadis itu tampak berpikir bahwa itu adalah Cal sahabatnya sebelum ia berbalik. Tetapi setelah ia membalikkan badannya, ia tampak kaget karena yang memeluknya barusan adalah ...
"Karyl?" ujar Abel pelan tetapi masih bisa di dengarkan oleh sahabatnya yang lain yang berdiri di abang pintu kamarnya.
"Abel, maafin gue, gue salah sama lo hikss," ujar Karyl menangis.
"Eh kenapa lo minta maaf? Lo gak salah apa-apa," jawab Abel.
"Abel gue salah, gue ngaku salah udah jahatin lo," Karyl masih saja menangis.
"Gak usah minta maaf Ryl," Abel lalu memeluk sahabatnya itu.
Cal tampak senang melihat kedua insan yang sempat adu mulut kemarin kembali seperti dulu lagi.
Mereka pun bersenang-senang di kamar Abel sambil menonton film horor yang mereka mainkan di DVD.
Tenott tenott
Suara bel berbunyi lagi, Abel hendak turun tapi lagi-lagi bi Ijah masih saja melarangnya.
"Biar bibi aja non."
"Oh oke! Makasih bi."
Gadis itu kembali masuk ke kamarnya melanjutkan film horor yang di nontonnya tadi bersama gadis-gadis rempong di sana.
Tokk tokk tokk
"Yah masuk!" ucap Abel mempersilahkan tanpa melihat ke arah pintu.
"Hai!" sapa seseorang dari arah pintu.
Gadis itu berbalik dan, "Lo?" sontak gadis itu kaget dan membuat semua gadis rempong itu heran dan langsung saja melihat ke arah sosok yang berdiri di depan mereka.
"Eh iya. Ganggu gak?" jawab Varo. Seseorang yang membuat para gadis itu kaget adalah Varo.
"Eh gak kok, sini masuk dan gabung ajah kali."
Jawaban Cal sotak membuat sahabatnya itu menoleh ke arahnya.
"Gue salah ngomong yah, kok kalian liatin gue serem amat. Mirip setan di film horor itu tau gak!" sambung Cal lagi sambil menunjuk kearah Tv yang sedang memutar film horor.
"Kalau gue ganggu, yah ga papa. Gue balik aja. Pamit yah Bel!" ujar Varo yang berbalik ingin meninggalkan kamar Abel.
"Tunggu! Jangan pulang, kamu.... ka-kamu boleh gabung kok," suara tersebut membuat Varo tersenyum tipis, karena asal suara tersebut dari wanita kesayangannya. Orang yang sangat dicintainya, tapi masih belum bisa dimikikinya. Kedua gadis rempong itu kembali menganga melihat pernyataan gadis itu.
"Oke, jadi aku gabung yah?" ujar Varo lagi.
"Eh iya, duduk sini," jawab Cal bergeser sedikit, memberikan ruang lelaki itu duduk di dekat Abel.
Varo hanya tersenyum tipis melihat gadis disampingnya menonton film horor yang sangat-sangat serius.
"Aggghhhhhhh!" teriak mereka semua yang kaget melihat hantu di film itu muncul tiba-tiba. Terutama Abel, teriakannya yang paling nyaring. Tetapi, ia tidak hanya teriak, melainkan dia juga memeluk tubuh seseorang yang ada di sampingnya itu.
"Cah elah, takut sampe segitunya."
"Hangat gak tuh, hehe."
"Mantul Bel."
"Eh lu masih nyaman yah di keteknya Varo?
Goda sahabatnya, tetapi ada 1 kata yang membuat gadis itu terdiam sejenak.
'Varo?' Serunya dalam hati.
Nama itu membuat Abel sontak kaget. Gadis itu langsung saja melepaskan pelukannya dan melihat ke arah sosok yang dia peluk tadi.
"Eh sorry, gak sengaja. Gue pikir Cal," ucapnya gugup. ia pikir yang dia peluk itu Cal sahabatnya.
"Gak papa kok, sengaja juga gak papa," goda Varo sambil memberikan senyuman mautnya itu.
"Cieeeeeeeee, unchhh unchhhh," sahut gadis-gadis remopong nan kepo itu bersamaan, membuat pipi gadis itu tiba-tiba berubah warna menjadi merah seperti tomat.
Lelaki itu terkekeh kecil melihat pipi gadis yang sudah memerah seperti buah tomat yang sudah matang.
****
Kedua sahabatnya sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa Varo yang baru saja packing-packing dan meminta izin kepada Abel dan keluarganya untuk pulang.
Gadis itu mengantar Varo sampai ke pintu gerbang rumahnya. Lelaki itu tidak langsung pulang, ia lantas berbisik ke telinga gadis yang berdiri di hadapannya, "Jaga diri kamu, Aku sayang kamu princes."
Kalimat yang sontak membuat gadis itu melebarkan matanya seketika. Ia merasa malu, lagi-lagi pipinya berubah menjadi seperti buah tomat yang telah matang.
Lelaki itu kemudian mencium kening gadisnya lembut, dan setelah itu mengacak-acak lembut rambutnya.
Gadis yang di perlakukan seperti itu oleh lelakinya merasa jantungnya tiba-tiba saja ingin meledak.
"Aku pulang yah, jangan lupa pesan aku. Bye inces," ujar Varo lalu masuk ke mobil kemudian meninggalkan lokasi rumah Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019
Teen FictionCoverby: @musdalifahmstkim Bagaimana menurut kalian jika seorang wanita mencintai pria yang telah memiliki kekasih? Aneska Arabella adalah gadis Kelas XI di SMA 1 Purnama, berparas cantik, cukup berprestasi mencintai seorang pria yang baru di temuin...