CL 17

599 42 58
                                    

Varo Pov

Tiba saatnya istirahat, gue dan kawan gue Faizal bergegas menuju ke kantin. Tetapi, alangkah terkejutnya gue saat melihat Puri sudah ada di depan kelas.

"Ngapain kamu kesini?" tanyaku sambil menatap Puri.

"Makakan bareng yuk!" ajak Puri yang langsung berpindah posisi ke samping gue, lalu merangkul lengan gue.

"Gue cabut dulu yah bro!" ujar Faizal yang ninggalin gue bersama Puri di koridor.

"Ya udah, tapi kamu gak usah pegang-pegang!" ucapku. Tapi Puri menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan ucapan gue. Gue hanya pasrah dan mengikuti kemauan Puri saja.

Author Pov

Sesampainya di kantin. Varo dan Puri pun duduk di salah satu meja yang lumayan dekat dari pintu kantin.

"Aku pesanin makanan yah, kamu mau makan apa?" tanya Puri.

"Terserah!" ucap Varo singkat.

"Ya udah. Kamu tunggu dulu yah," ucap Puri lagi. Varo hanya mengangguk tanda setuju.

Tak lama kemudian gadis itu datang dengan membawa 2 mangkuk bakso di atas nampan dan menaruhnya di depan lelakinya.

Mereka berdua pun mulai menikmati bakso yang mereka pesan tadi. Sesekali gadis itu menyuapi kekasihnya. Yang disuapi hanya menerimanya tanpa berkomentar apapun.

Tak lama kemudian, Varo melihat ada 1 sosok wanita yang berlari keluar area kantin. Dia memperhatikan wanita itu dan sepertinya dia mengenalinya. Varo mengenalnya, wanita yang berlari itu adalah Abel.

Lelaki itu bertanya-tanya dalam hati, 'Kenapa Abel berlari keluar kantin? Pasti ada yang tidak beres!' ucapnya dalam hati.

Lelaki itu baru saja ingin beranjak pergi mengikuti kemana arah wanita itu berlalri. Tapi tangannya ditahan oleh Puri. Lelaki itu pasrah, dia tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan kekasihnya ini.

****

Abel masih saja menangis di bangku taman. Tiba-tiba ada sosok seseorang yang memeluknya.

"Abel, lo kenapa?" tanya seseorang itu. Gadis itu masih tidak menjawabnya, dia hanya menerima pelukan dari orang tersebut. Gadis itu menangis dan terus menangis sejadi-jadinya.

Kringg kringg kringg

Bel berbunyi, pertanda KBM akan segera dimulai. Gadis itu masih saja menangis, dia tidak kuat harus melihat lelakinya bersama dengan wanita lain, walaupun tidak ada gunanya ia menangis, karena yang dia tangisi adalah milik orang lain.

"Bel, lo cerita deh ama gue, sebenarnya ada apa? kenapa lo tiba-tiba keluar kantin dan malah lari kesini?" tanya Cal. Seseorang yang sedari tadi duduk menemani Abel adalah Naya. Sahabat terpercayanya nomor satu sebelum Karyl.

"Gue hikss, lihat Varo Cal hikss, sama Puri di-dikantin hikss hikss," jawab Abel tersendak-sendak.

"Apa? jadi tadi lo lihat kak Varo sama cewek?" tanya Cel kaget.

Abel hanya menganggukkan kepalanya.

"Emang cewek itu siapa Bel?" tanya Cal memastikan.

"Dia pacarnya Varo, cewek itu junior kita."

"Apaaaa? jadi selama ini Varo punya cewek? dan dia malah deket sama lo? gak, ini gak mungkinn," Cal menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, "Lo bercanda kan Bel?" tanyanya lagi.

"Gue serius Cal, dia udah punya cewek. Tapi Varo sayang sama gue, gue juga gak bisa bohong Cal kalau gue sayang sama Varo. Hikss," jelas Abel.

"Kalau dia sayang sama lo, dia pasti ninggalin pacarnya dan lari kepelukan lo. Tapi lo harus sadar Bel Varo tuh udah punya cewek, udah punya pacar!"

"Tapi perasaan gak bisa dibohongi Cal, gue sayang sama Varo. Gue gak tau harus gimana Cal."

"Lo jangan hubungi Varo dulu, sampai dia benar-benar gak punya pacar lagi."

Lama Abel terdiam.

"Gue gak bisa Cal."

"Jadi mau lo gimana sih Bel? lo harusnya nyadar, Varo itu milik orang lain. Gue gak mau kalau lo jadi perusak hubungan orang Bel, gue gak mau sahabat gue sampai dituding pelakor sama orang-orang. Gue gak bakalan bisa juga kalau lihat lo sedih Bel, gue sayang sama lo, lo udah gue anggap saudara gue Bel."

"Beri gue waktu Cal, beri gue waktu berpikir untuk kedepannya. Beri gue waktu gimana caranya gue bisa lupain Varo."

"Oke! tapi kalau lo punya masalah, jangan sungkan-sungkan panggil atau datang ke gue. Gue selalu ada buat lo."

"Makasih Cal, lo emang sahabat gue yang paling ngertiin gue. Makasih Bel."

"Iya sama-sama. Ya udah, yuk balik kelas, ehhhhh tunggu, inikan sudah jam palajaran. Bolos aja yukk?"

Abel hanya mengangguk. Mereka berdua pun akhirnya bolos.

 Mereka berdua pun akhirnya bolos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
COMPLICATED LOVE ✔ Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang