BAB 15

7.5K 516 8
                                    

AJEEA tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan dengan alasan yang tak masuk akal. Tiga hari lagi adalah hari ulangtahun Roland Suryandri dan ia mencari kado untuk orang nomor satu di Four season di pusat perbelanjaan seperti ini.

Kado apa yang pantss ia berikan untuk orang besar itu, di tempat seperti ini? Itulah kekonyolannya.

Ponselnya berdering saat ia tengah berjalan tanpa arah. Nama Allen tertera di layar ponselnya.

"Hallo?" Ucap Ajeea.

"Kamu di mana?" Tanya Allen dari seberang sana.

"Lagi di Gandaria city. Kenapa?" Tanya Ajeea. Ia tidak bisa menghilangkan senyumnya saat bicara dengan Allen meskipun hanya melalui telepon.

"Aku ke sana ya aku udah pulang sekarang."

"Kok bisa pulang cepet?-eh ya udah aku tunggu di Starbucks ya." Ucap Ajeea.

"See you."

"Hobi banget bilang see you" ledek Ajeea.

"Kan emang mau ketemu, sayang."

"Udah bisa bilang sayang?"

"Awas ya kamu kalau ketemu." Dengus Allen sambil tertawa.

"Coba aja kesini." Jawab Ajeea sambil menutup sambungan teleponnya dan berjalan menuju ke Starbucks, menunggu Allen.
***

"Kok bisa pulang jam segini?" Tanya Ajeea sambil melirik jam tangannya yang baru menunjukkan pukul tujuh malam.

"I need refreshing." Ucap Allen sambil nyengir kuda. "With you." Lanjutnya.

Ajeea mendengus. "Gombal."

"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Allen.

"Jangan ketawa ya." Ucap Ajeea sambil memasang ekspresi pura-pura mengancam, membuat Allen tertawa.

Allen menganggukkan kepalanya sambil mengangkat bahu.

"Aku ke sini mau cari kado untuk kakek kamu-jangan ketawa aku bilang!" Decaknya.

Ajeea mendengus karena Allen benar-benar tertawa, menertawai kebodohannya Karena ia mencari kado untuk bapak Roland Suryandri seolah-olah beliau adalah teman sebayanya yang bisa diberi kado baju alakadarnya.

"Lagian ngapain sih nyari kado untuk kakek aku? Dia enggak punya keinginan apapun semenjak dia sadar kalau dia udah tua, Jea." Ucap Allen setelah ia selesai dengan tawanya.

Ajeea kembali mendengus kesal.

"Jea." Panggil Allen dengan nada yang lebih serius.

Ajeea mendongakkan kepalanya dari minuman yang ia pandangi.

"Kalau aku ngomong sesuatu yang bikin kamu gak seneng, apa kamu marah?" Tanya Allen.

Ajeea melepaskan cup kopinya dan memandangi Allen lebih dalam lagi, seolah mencari tahu apa yang akan dikatakan oleh Allen.

"Tergantung. Kalau kamu nyakitin hati aku, ya aku marah dong."

Allen menghela napas mendengar jawaban Ajeea, sementara Ajeea merasa bingung dan penasaran dalam waktu yang bersamaan.

"Jadi ya ada di kamu, kira-kira bakal nyakitin aku atau enggak." Lanjutnya.

'kayaknya aku yang bakal sakit hatinya.' batin Allen.

"Jea, aku mau bahas soal hubungan kita."

Akhirnya Allen mengatakannya, ia memuji dirinya sendiri karena ia mengucapkannya lebih tegas dari yang ia bayangkan.

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang