Ketika sampai di parkiran, Ajeea langsung masuk ke dalam Audi kesayangannya dan mulai menyalakannya.
"Sial, kenapa sih?" Decaknya karena mobilnya itu tak kunjung menyala.
Ajeea menghembuskan napasnya dan membuka pintu mobilnya. Ia keluar menuju ke depan dan membuka mesin mobilnya.
"Aduh, mau gimana nih? Gue gak ngerti sama mesin gini." Ucapnya sambil menggigit jarinya.
Ia mengeluarkan ponsel dari saku jeans nya dan menelepon Rambang.
"Ambang lo masih di hotel gak?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Gue udah pulang. Kenapa?"
Ajeea kembali berdecak kesal "enggak ada apa-apa." Jawabnya. Percuma menjelaskan panjang lebar kepada Rambang karena ia sudah pulang ke rumahnya dan membutuhkan waktu lama bagi Rambang kembali ke hotel karena rumah Rambang berada di daerah Kebayoran Lama.
"Kenapa sih Jea? Gue ke sana ya?" Tanya Rambang lagi.
"Enggak usah, gak ada apa-apanya kok. Gue mau tanya aja. Udah ya. Bye!" Ajeea tidak ingin mengganggu waktu beristirahat sahabatnya itu. Apalagi ini sudah jam sembilan malam. Waktu yang tepat untuk bersantai.
Tapi sekarang bagaimana?
"Bu Ajeea?" Panggil seseorang yang membuatnya terlonjak kaget.
Ajeea membalikkan badannya. "chef Allen?" Ajeea balik memanggil.
"Ada apa Bu? Mobilnya mogok ya?"
"Iya mobil saya mogok dan saya harus cepat pulang." Ucap Ajeea panik. Ibunya pasti akan memarahinya jika ia pulang lebih lama lagi.
Allen memandangi wajah panik Ajeea.
"Biar saya bantu ya Bu. Saya cek dulu." Tawar Allen. Len, ini kedua kalinya dalam satu hari lo menawarkan diri Lo ke Ajeea.' batin Allen.
"Emangnya bisa, chef?" Tanya Ajeea ragu.
Allen tersenyum namun Ajeea tak bisa melihatnya karena Allen membelakangi lampu. Dua kali pula Ajeea meremehkannya dan anehnya, kali ini pun ia merasa tak tersinggung.
"Saya lihat dulu ya." Jawab Allen lalu mengambil alih mesin Audi milik Ajeea.
"Bisa, chef?" Tanya Ajeea setelah lima menit berlalu.
"Saya lagi coba, Bu."
Ajeea lalu diam, memberikan waktu untuk Allen fokus pada pekerjaannya namun ia tidak bisa diam, ia terus berdecak dan menggerutu sendiri.
"Kalau aja saya enggak lupa waktu di ruangan saya tadi. Pasti gak gini jadinya. Mama saya bakalan marah banget." Gerutu Ajeea sambil menggigit jarinya. Tingkah Ajeea membuat Allen tersenyum gemas.
"Memangnya nyonya Farrahia Darmandira itu galak ya Bu?" Tanya Allen. Ia tidak bisa menjaga mulutnya untuk tidak bertanya. Bukan karena ia penasaran dengan sifat nyonya Farrahia, tetapi ia tidak tahan untuk tidak bicara dengan Ajeea.
"Chef kenal mama saya?"
Allen kembali tersenyum "siapa yang enggak kenal sama keluarga Darmandira, Bu?" Ajeea pun ikut tersenyum.
"Mama saya itu disiplin, chef. Oh iya, jangan panggil saya ibu dong. Saya masih muda. Panggil Jea aja ya, chef." Jawab Ajeea yang baru menyadari kalau selama ini Allen memanggilnya ibu.
"Enggak apa-apa ya Bu saya panggil nama aja?"
"Enggak apa-apa dong. Saya kan bukan siapa-siapa. Kalau saya guru, baru panggil ibu." Jawab Ajeea sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajeeallen's Role
Любовные романыAjeea Milly Darmandira tidak pernah memiliki pemahaman tentang konsep pernikahan. Namun bukan berarti ia tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki. Ia hanya tidak mengerti bagaimana bisa seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang ia...