BAB 25

6.4K 413 1
                                        

ADA banyak sekali pertanyaan di dalam kepala Allen saat ini. Bagaimana bisa, tiba-tiba saja ia seolah divonis akan bertunangan dengan Afiya yang adalah kakak kandung dari Ajeea. Ajeea-nya. Cintanya.

Sesampainya di rumah Roland, Allen mengikuti kakeknya itu masuk ke rumah untuk menanyainya akan semua hal yang ada di kepalanya.

Hanya kakeknya yang mengetahui segalanya.

"Kek, Allen mau bicara, bisa?" Tanya Allen setiba mereka di ruang tamu.

Roland memandanginya dengan tatapan hangat dan mengangguk. Ia berjalan lebih dulu untuk menuju ke meja kerjanya di lantai dua. Allen dengan sabar mengikutinya.

"Ayo mau bicara apa?" Tanya kakeknya seolah-olah Allen akan bertanya sesuatu yang sangat menyenangkan.

Allen duduk hadapan kakeknya.

"Apa maksud semua ini, kek? Kenapa Allen harus bertunangan dengan Afiya?" Tanya Allen.

"Bukan hanya bertunangan, Allen. Tapi menikah." Koreksi Roland.

Allen mengusap wajahnya dengan tidak sabar. "Ya, terserah apa itu, kek. Kenapa Allen harus melakukannya?"

Roland menautkan kedua telapak tangannya dan meletakkan dagunya diantara jempol dan telunjuknya.

Untuk pertama kalinya, Roland memperlihatkan sisi tidak berdayanya. Sisi yang selama ini tidak pernah ia tunjukkan ke permukaan.

"Maafkan kakek, Allen. Lagi-lagi kamu harus menanggung beban yang kakek perbuat."

Roland menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kerjanya. Kakeknya terlihat sudah tua sekali jika sedang begini.

"Sudah kakek katakan kalau kakek dan Arold Darmandira adalah teman lama?

Dulu, kakek adalah putra satu-satunya dari orangtua kakek. Saat itu kakek berumur dua puluh tahun saat orangtua kakek meninggal." Ucap Roland sambil menerawang.

Allen mengerutkan alisnya. Ia tidak pernah tahu kalau buyutnya meninggal bersamaan. Seperti orangtuanya.

"Ya, Allen. Kisah kita sama. Itulah sebabnya Kakek khawatir, apakah kamu akan menerima kepergian mereka atau tidak? Dan ternyata kamu adalah orang yang tangguh. Kamu bisa menerima dan menjalankan semuanya dengan baik. Itulah sebabnya kakek sangat bangga kepadamu. Kamu adalah lelaki yang jauh lebih baik dari Kakek di masa muda." Ucap Roland seolah tahu isi hati Allen.

"Saat itu Kakek amat dimanja oleh orangtua kakek. Dan hal itu justru membuat kakek menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab. Kepergian mereka adalah hal paling menyakitkan, Allen.

Setelah itu kakek dihadapkan dengan banyak kewajiban. Kewajiban meneruskan Four Seasons.

Kakek saat itu bukanlah orang yang bertanggung jawab hingga Four Seasons  banyak menderita kerugian karena kakek lebih menyukai anggur daripada segala macam jenis proposal.

Saat Four Seasons di ambang kehancuran, kakek bertemu dengan Arold Darmandira. Dia seusia dengan kakek namun sudah mengetuai banyak bisnis properti turunan dari orangtuanya. Kami sama-sama menyukai anggur, itulah alasan kami dekat.

Arold adalah lelaki yang mempunyai ambisi dan ia berhasil menularkannya kepada kakek namun semuanya terlambat. Four Seasons akan tamat dan nasib tiga ribu pekerja akan tamat juga.

Dengan sukarela Arold menawarkan bantuan dana untuk kakek secara cuma-cuma. Ia paham akan penyesalan kakek namun kakek tidak ingin menerimanya secara cuma-cuma. Akhirnya, setelah berpikir keras, kakek mengungkapkan pada media kalau cucu kami akan menikah suatu hari nanti. Apa lagi yang bisa kakek punya selain hal itu, Allen? Sejak saat itu, dunia mengingat janji kakek.

Nah, Allen. Setelah kamu mendengar cerita ini, apakah sekarang kamu merasa jijik kepada lelaki tua yang ada di hadapanmu ini? Lelaki yang tidak bertanggungjawab dan mengorbankan masa depan cucunya demi menyelamatkan bisnis yang dulu di sia-siakan?"  Tanya kakeknya sambil tersenyum miris.

Roland terlihat pasrah dan amat tidak berdaya dan Allen membenci kakeknya yang seperti ini. Kakeknya tidak boleh seperti ini.

Allen diam. Otaknya sibuk menyambung semua informasi yang baru saja ia dapatkan. Bagaimana kakeknya di masa muda tidaklah penting sekarang. Yang terpenting adalah, bagaimana caranya ia bisa terlepas dari perjanjian ini.

"Apa harus Allen dengan Afiya, kek? Apa kakek tahu kalau Allen sedang memiliki hubungan khusus dengan Ajeea?"

Sesaat Roland nampak terkejut.

"Kami akan menikahkan cucu pertama kami, Allen."

"Tapi kita bisa membatalkan ini, kek.."

Roland menganggukkan kepalanya. "Allen, keluarga Darmandira adalah konglomerat yang sudah turun temurun. Mereka seolah membentuk sebuah kerajaan kekayaan di dalam keluarga mereka dan memiliki protokol tersendiri di keluarganya. Mereka amat menjaga pencitraan. Dan mereka tidak menyukai pengingkaran."

"Sekarang kakek sudah memiliki banyak uang untuk membayar hutang-hutangnya kakek."

Roland tersenyum dan menganggukkan kepalanya lagi.

"Betul, Allen. Bahkan kakek bisa mengganti tiga kali lipat tapi kamu melupakan hal penting bahwa mereka sudah memiliki kekayaan sejak lama dan uang bukanlah keinginan mereka lagi. Janji dan uang bukanlah hal yang sama, Allen.

Arold tidak pernah menginginkan imbalan apapun dari apa yang dia berikan kepada kakek tapi kakeklah yang mengatakannya langsung kepada publik. Mereka selalu menjaga citra mereka, Allen dan mereka hanya menagih apa yang kakek katakan kepada media. Ini salah kakek karena melibatkan media massa, Allen. Mereka tidak ingin media menyinggung keluarga mereka."

Allen menghembuskan napasnya. "Allen cinta sama Ajeea, kek."

"Maafkan kakek, Allen."

Sekarang semuanya terasa berat. Bukan karena beban pekerjaan yang saat ini harus ia tanggung, tapi kenyataan bahwa sekarang hubungannya dengan Ajeea akan menjadi rumit.
***

Allen merebahkan tubuhnya ke kasur besarnya. Berkali-kali ia menghembuskan napas. Mengapa ia tidak bisa bebas memilih tentang kehidupannya?

Ponselnya berdering dan ia segera meraihnya.

Nama Ajeea tertera di layar ponselnya. Jarinya akan menggeser tombol berwarna hijau namu segera ia urungkan. Ia tidak bisa menerima telepon Ajeea sekarang. Ia tidak bisa mendengar suaranya.

Beberapa saat kemudian panggilan itu mati, digantikan dengan sebuah pesan dari Ajeea.

Lagi sibuk urusan kantor, ya? Telepon aku kalau kamu baca pesan aku, ya. Aku gak bisa tidur , Allen. Banyak banget hal yang bisa aku lakuin sekarang tapi Risa terlalu patuh sama mama dan sama sekali gak ngizinin aku untuk kerja. Miss you.

Allen memejamkan matanya. Ia tidak bisa membalas pesan Ajeea.

*Bersambung*

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang