BAB 4

10.7K 751 19
                                    

Acara makan malam keluarga besar Darmandira memang selalu rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali untuk mempererat tali silaturahmi dan absen dalam acara itu adalah sebuah  pelanggaran besar.

Malam ini Ajeea memilih gaun backless berwarna hijau lumut  yang menyandang merk yang sama dengan gaun ibunya. Burberry. Ibunya amat menyukai brand yang satu itu dan bisa di katakan jika hampir semua yang Farrahia dan kedua putrinya pakai adalah keluaran Burberry.

Ajeea memadukan gaunnya dengan sling bag Prada hitam dan toe pump shoes Christian Louboutin hitam kesayangannya.

Tuan dan nyonya besar dari keluarga Darmandira sudah berada di kursi mereka saat keluarga Garen dan Farrahia tiba di Amuz Gourmet Resto. Di meja mereka sudah ada adik-adik Garen beserta keluarga mereka.

"Ma, pa." Sapa Garen sambil mendekati tuan dan nyonya besar Darmandira.

Mereka saling bersalaman satu sama lain dan memulai makan malam mereka.
***

Seusai makan malam, mereka mulai bertukar cerita. Arold dan Ariana memiliki tiga anak, Garen—ayah Ajeea adalah anak pertama sekaligus satu-satunya anak lelaki. Sherie adalah anak kedua dan Criele adalah anak ketiga.

Karena Garen adalah anak laki-laki satu-satunya, otomatis semua kekayaan Arold adalah miliknya namun Arold dan Ariana tak membiarkan dua putri mereka terbengkalai. Mereka menikahkan dua anak mereka dengan kolongmerat yang takkan membuat anak mereka sengsara seujung rambut pun.

Ajeea menyukai kedua bibinya. Mereka adalah bibi yang baik, begitu juga dengan suami-suami mereka dan anak-anak mereka yang merupakan sepupunya.

Hidup di keluarga seperti ini memang tak terlepas dari kemewahan yang terkadang menyulitkan mereka.

Sama seperti dirinya dan kedua kakaknya, sepupu-sepupunya pun memiliki kisah hidup yang tak jauh berbeda. Mereka sama-sama di giring untuk memiliki kehidupan sesuai keinginan orangtuanya dan diantara mereka semua, dirinyalah yang paling melenceng dari standar keluarga Darmandira.

Terlepas dari semua itu, Ajeea amat menyukai kakek neneknya itu. Baginya, pasangan suami istri itu adalah pasangan tergila yang pernah ia temui di usia mereka yang sudah jauh dari kata muda.

"Saya sangat bangga dengan keluarga besar saya." Ucap Ariana membuat semua orang di sana diam.

Meskipun para suami di keluarga ini adalah pebisnis yang sukses dan sangat di perhitungkan di dunia bisnis, namun di dalam keluarga, istri yang selalu memegang kendali.

"Garen berhasil membawa bisnis keluarga menjadi lebih kuat dan Eren benar-benar berbakat membangun anak perusahaan keluarga ini. Begitu juga dengan Farrahia yang sangat pintar dalam dunia investasi.

Begitu juga dengan kedua menantu kami, Gion dan Jaren. Kalian berhasil memiliki bisnis yang sangat besar, dan anak-anak perempuan kami yang pastinya adalah sosok istri kuat demi suami mereka. Saya bangga, wanita di keluarga ini tidak hanya menghamburkan uang suami mereka tapi juga memiliki bisnis sendiri.

Kami juga sangat bangga pada cucu-cucu kami yang sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Arold, apa lagi yang kita inginkan selain semua hal itu?" Tutur Ariana dengan bangga. Meskipun usianya memasuki tujuh puluhan namun ia masih memiliki aura kecantikan yang kuat.

"Aku tidak ingin apapun lagi, Ariana." Sahur Arold.

Ajeea tersenyum melihat kakek neneknya itu. Mereka selalu mengumbar kemesraan di manapun juga.
***

"Jadi bagaimana dengan 'hidup yang kamu mau?'" tanya Arold pada Ajeea saat mereka duduk berdua.

"Ajeea bahagia kek." Jawab Ajeea dengan bahagia.

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang