BAB 17

8.6K 485 9
                                    

MEREKA berdua sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan sehari sebelum acara ulangtahun kakek Allen,  Roland Suryandri. Bukan untuk mencari kado, melainkan mencarikan baju untuk Ajeea pakai di acara itu.

"Itu kelihatan dada kamu. Aku enggak suka." Ucap Allen saat melihat pilihan Ajeea untuk yang kesekian kalinya.

"Yang pake itu siapa sih!" Ucap Ajeea kesal karena semua pilihannya ditolak oleh Allen.

Allen mengangkat bahunya sambil nyengir kuda. "Aku enggak mau kamu jadi pusat perhatian orang, sayang." Jawab Allen lembut.

Terlebih dari itu, Allen juga harus memikirkan dirinya yang pasti akan terus menegang jika Ajeea memakai baju yang menggoda.

Pelayan yang mendampingi mereka berdua hanya tersenyum geli melihatnya.

"Emang kamu kira aku mau ke bulan, harus pake baju ketutup semua gitu?  Mbak, ada baju astronot enggak?" Tanya Ajeea pada pelayan yang masih tertawa itu, membuat pelayan itu gelagapan.

"Eh—mana ada baju kayak gitu disini, mbak. Lagian masnya kok gitu sih? Ini mbaknya cantik dan seksi masa disuruh pakai baju yang tertutup? Kan sayang.." jawab pelayan brand Zara itu.

Ajeea yang merasa mendapat dukungan pun memelototkan matanya ke Allen seolah mengisyaratkan 'dengerin tuh!'

Allen berdeham. "Itulah sebabnya saya enggak mau dia pakai baju kebuka, mbak. Dia cantik dan seksi banget, saya enggak mau dia dilirik orang." Jawab Allen sabar pada pelayan itu.

"Ya udah, gak usah suruh aku ikut kek! Susah banget!" Jawab Ajeea galak.

"Aku suka lihat kamu marah." Jawab Allen membuat Ajeea semakin membulatkan matanya.

Ia memejamkan matanya sesaat, menghitung sampai tiga dan membuka matanya.

Sekali lagi ia memberengut ke arah Allen dan berjalan meninggalkan Allen.

"Jea?" Panggil Allen. Ajeea membalik badannya menatap Allen dan masih memelototi lelaki itu, membuatnya tertawa karena ekspresi Ajeea.

Lalu Ajeea kembali melanjutkan langkahnya dan memilih salah satu baju. Ia kembali mendekati pelayan yang bersama mereka.

"Mbak, saya beli yang ini ya." Ucapnya lalu matanya beralih pada Allen.

"Aku pilih yang itu dan enggak minta pendapat kamu ya. Jadi diem." Lanjutnya.
***

Setelah akhirnya Allen mengalah, mereka meninggalkan tempat itu. Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran.

"Aku enggak suka tau kalau kamu kayak gini. Aku enggak suka di kekang." Ucap Ajeea saat mereka sudah tiba di mobil.

Allen menghentikan langkahnya dan Ajeea juga mengikutinya. Mereka berdiri di depan mobil Ajeea.

"Aku bukannya ngekang kamu, Jea. Aku enggak suka tatapan cowok tiap lihat kamu. Itu aja." Ucap Allen sambil memegang pundak Ajeea di hadapannya.

"Kan aku udah jadi pacar kamu. Apa lagi yang harus di takutin?"

"Sayangnya, enggak ada cowok yang takut sama title itu. Sebelum janur kuning melengkung, masih ada kesempatan bagi semua orang." Jawab Allen lagi.

Sesungguhnya ia marah karena Ajeea memilih gaun berwarna soft pink tadi. Gaun itu memang berlengan dan menutupi kakinya namun memiliki belahan hingga paha yang akan terbuka tiap Ajeea melangkahkan kakinya, di tambah lagi dengan dadanya yang berbelahan rendah.

Namun Ajeea begitu keras kepala dan Allen sadar ia harus bersikap dewasa. Jika ia juga berkeras pada keputusannya yang melarang Ajeea memakai pakaian itu, mereka pasti akan bertengkar karena Ajeea amat keras kepala dan tidak mau kalah.

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang