"JADI apa yang harus kita lakukan, ma?" Tanya Farrahia yang sepertinya akan segera pergi dari sana untuk menjenguk putri bungsunya.
"Kita sudah mengetahui hal ini, kan? Mama yakin satu-satunya hal yang kita pikirkan adalah, menghentikan pernikahan ini dan meminta Allen bertanggung jawab, bukan begitu? Karena kebahagiaan Ajeea jauh lebih penting dari pencitraan keluarga ini."
Tiga orang itu membenarkan apa Kata Ariana, terserah pada pemberitaan yang nanti akan terbit atau apapun itu. Keluarganya sangat terpandang dan takkan terpuruk hanya karena khalayak mengetahui bahwa ternyata cucu pertama Roland Suryandri dan cucu perempuan pertama Arold Darmandira tidak jadi menikah.
Toh pada akhirnya, Allen Suryandri akan tetap menikah dengan cucu keluarga Darmandira.
"Kenapa Ajeea enggak bicara sama kita semua?" Ulang Farrahia.
"Menurut kita yang sudah tua, Farrahia, memang seharusnya mereka berdua bercerita kepada kita. Tapi kita tidak bisa melupakan bagaimana cara pikir anak muda berkembang.
Mereka sudah memulai dengan begini jadi biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau. Nanti, pada saatnya, saya akan menarik Ajeea jika Allen sama sekali tidak bergerak."
Erren hanya menggenggam jemarinya menahan amarah. Ia berjanji akan membunuh siapa saja yang membuat adiknya menderita seperti sekarang.
Ia tahu bagaimana Ajeea menderita sendirian, ia mengetahui bagaimana sedih adiknya itu.
"Erren jangan bertindak bodoh dengan menghancurkan Allen. Ingat, dia adalah orang nomor satu di Four Seasons sekarang dan dengan menghancurkannya, kamu menghancurkan Ajeea juga anak yang ada di kandungannya."
"Tapi kenapa Allen enggak mau mengejar Ajeea?" Tanya Erren kesal.
"Erren kamu seperti tidak mengenal bagaimana Ajeea. Ajeea terlalu keras kepala untuk memahami keadaan Allen yang terjepit sedangkan Allen sangat mencintai Ajeea hingga dia mau melakukan apapun yang Ajeea inginkan meskipun terkadang ucapan Ajeea tidak sesuai dengan yang ada di hatinya. Dia begitu keras kepala, adikmu itu."
Erren menghela napas dan memejamkan matanya untuk sesaat. Neneknya benar. Ia tidak ingin membuat Ajeea lebih sedih lagi.
"Allen dan Ajeea sudah mengetahui semuanya. Sekarang kita hanya harus menunggu hal apa yang anak muda itu lakukan.
Karena jika Allen tidak melakukan apa-apa untuk memperjuangkan Ajeea, saya sendiri yang akan mencarikan calon untuk Ajeea. Ada banyak laki-laki yang menginginkan Ajeea meskipun dia sudah memiliki anak sekalipun."
***Berjalan di sekitar resort dan memandangi pantai ternyata efektif menghilangkan rasa lelah di dalam diri Ajeea. Meskipun perutnya masih rata, tangan kanannya selalu berada di sana dan ada sedikit perubahan dalam diri Ajeea.
Sekarang ia lebih menyukai menggunakan flat shoes karena naluri baru yang muncul dalam dirinya membuatnya takut menggunakan high heels yang biasa ia gunakan bahkan untuk berlari sekalipun karena ia tidak ingin mengambil resiko akan terjatuh dan melukai janinnya.
Allen.
Mengapa di tengah suasana yang menenangkan seperti sekarang, ia harus teringat kepada Allen?
Bagaimana keadaan lelaki itu sekarang? Apakah dia bahagia dan mungkin sekarang sedang mempersiapkan pernikahannya?
Menyedihkan adalah satu-satunya kata yang cocok untuk Ajeea sekarang. Ia amat menyedihkan, harus menanggung semuanya sendirian.
Ajeea melihat layar ponselnya yang ia pegang di tangan kiri. Ada sebuah pesan tertera di sana.
'Ajeea. Maaf karena aku enggak bisa mematuhi permintaan kamu dengan enggak menghubungi kamu. Terserah dengan kamu benci aku atau enggak. Aku enggak bisa lagi nahan diri. Ajeea, I Miss you.
Kamu tahu? Sekarang aku sudah enggak ingat ini hari apa dan tanggal berapa. Yang aku ingat hanya kamu, Ajeea. Tadi aku makan siang sama klien dan anehnya, aku justru merasa kalau lagi lunch bareng kamu di kafetaria Four Seasons.
I Miss you. Kalau sudah enggak benci sama aku lagi, please kasih tahu aku. Aku akan jelasin semuanya biar gak ada salah paham.'
Beberapa kali Ajeea menghembuskan napasnya pelan dan mencari tempat yang bisa ia jadikan tempat duduk.
Ia kembali mengambil ponselnya ketika ia sudah duduk di bawah pohon kelapa lalu menelepon Allen.
"Ajeea.. please kita butuh bicara yang panjang."
Allen menerima telepon darinya hanya sepersekian detik saat ia meletakkan benda itu ke telinganya.
"Allen.." bisik Ajeea dengan nada yang amat menyedihkan. Tiba-tiba perasaan yang mulai ia tata kembali hancur ketika mendengar suara lelaki itu.
Ia tahu jika sekarang ia amat merindukan Allen. Entah angin apa yang membuat Ajeea akhirnya mau menelepon lelaki itu.
"Ajeea.."
"Allen kamu enggak pernah mencintai aku, ya? Aku gak pernah merasa sakit setelah mencintai seseorang. And you can do that. Seberapapun bencinya aku ke kamu, aku gak bisa menghilangkan kamu.
Karena ada kamu di sini." Ucap Ajeea sambil mengelus perutnya yang masih terlihat rata meski tahu Allen tidak akan pernah melihatnya.
Ajeea merasa amat sakit hati dan ia ingin Allen merasakan apa yang ia rasakan. Bagaimana risau dan takut dirinya sekarang.
"Kamu enggak mencintai aku kan, Allen? Aku bukan prioritas kamu. Aku bukan nomor satu, aku cuma hal bodoh yang pernah kamu lewati, kan?
Aku cuma kesalahan besar di mata kamu. Kamu jahat banget."
Setelah itu Ajeea kembali memutuskan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh Allen. Ia sudah tahu jawabannya. Bahwa, lelaki seperti Allen tidak akan pernah mau bertanggung jawab.
****Bersambung*
INILAAAAMMM PUNJABI 💞💞
![](https://img.wattpad.com/cover/158409818-288-k938108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajeeallen's Role
RomanceAjeea Milly Darmandira tidak pernah memiliki pemahaman tentang konsep pernikahan. Namun bukan berarti ia tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki. Ia hanya tidak mengerti bagaimana bisa seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang ia...