BAB 18

7.3K 470 8
                                    

MALAM ini adalah acara ulangtahun orang nomor satu di Four Seasons hotel. Ballroom utama hotel itu sudah disulap menjadi tempat acara ulangtahun yang amat megah. Seluruh jajaran divisi saling bekerjasama untuk membuat malam ini menjadi berkesan.

Ajeea dan Allen  sudah sampai di hotel setelah tadi mereka pulang untuk berganti busana.

"Jea tunggu." Ucap Allen saat Ajeea akan membuka pintu mobil Allen. Ajeea menghentikan aktifitasnya dan memandangi Allen.

Perlahan Allen melepaskan seat belt nya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Ajeea.

"Len, ini banyak orang." Kata Ajeea sambil memundurkan tubuhnya hingga punggungnya  menyentuh pintu.

Bagaimana bisa Allen akan menciumnya di parkiran yang amat terang dan penuh dengan orang-orang?

"Tau kok." Jawab Allen menahan gelinya. Ia tahu apa yang Ajeea maksud. "Aku enggak mau cium kamu. Aku masih waras. Ini masih terlalu sore." Lanjutnya.

"Jadi ngapain deket-deket?"

"Aku cuma mau kamu pakai ini." Tiba-tiba Allen meraih tangan kiri Ajeea dan memasukkan sebuah cincin berlian ke jari manis gadis itu.

Ajeea menahan napas saat Allen memasukkan cincin itu ke jari manisnya. Jantungnya berdetak cepat.

"Len?" Panggil Ajeea pelan. Allen tidak menjawab. Ia memandangi jari manis Ajeea yang sudah dihiasi cincin itu untuk beberapa saat.

"Jea, kalau aku minta kamu pakai cincin ini, bisa?" Tanya Allen yang masih memusatkan perhatiannya pada cincin itu. Berharap jika dirinya benar-benar melamar Ajeea.

Ajeea diam.

"Aku enggak bisa ngelarang kamu untuk gak pakai baju itu. Aku gak punya haknya. Tapi bisa kamu pakai cincin itu untuk malem ini aja? Karena cincin itu bakal jadi penangkal mata jahat para cowok yang pasti bakal berfantasi soal kamu. Mereka bakalan tahu diri karena malam ini enggak cuma orang hotel yang Dateng. Ada banyak tamu dari kolega bisnis kakek.

Aku enggak akan bilang kalau itu cincin dari aku dan aku belum melamar kamu kok tenang aja. Ini cuma buat bikin mereka sadar kalau Ajeea sudah taken.  Biarin mereka nanya sendiri, siapa cowok yang beruntung yang berhasil masukin cincin itu di jari manisnya kamu." Jelas Allen.

Ajeea tersenyum. "Segitu cemburunya ya kamu?" Tanya Ajeea sambil bernapas lega, ternyata Allen hanya ingin dirinya memakai cincin ini untuk malam ini saja.

Betapa lucunya seorang Allen Suryandri dimatanya.

Allen tertawa dan memandangi wajah cantik Ajeea yang dipoles amat tipis namun menampakkan kecantikan itu.

"Aku bahkan bisa ngilangin orang yang bikin aku cemburu." Jawab Allen.

"Dasar lebay." Jawab Ajeea mencubit lengan Allen. Sekarang ia lebih sering mencubit.

"Tapi cantik juga ya. Aku suka." Lanjut Ajeea sambil memandangi jarinya.
***

Allen dan Ajeea berjalan beriringan meniti red carpet, membuat semua mata memandangi mereka. Beruntung acara ini tidak dibuka untuk umum, jadi tidak ada satupun media massa yang meliput.

Ajeea tampil dengan gaun berwarna soft pink berlengan dan berdada rendah  yang kemarin ia beli bersama Allen. Panjang gaun itu melewati mata kakinya namun ada belahan hingga ke pahanya, membuat kaki kirinya terlihat tiap ia melangkahkan kakinya yang dibungkus Stiletto berwarna nude yang senada dengan Sling bag di tangannya.

Jika biasanya ia membiarkan rambutnya tergerai, kali ini ia menggelung  rambutnya hingga menampakkan lehernya.

"Kamu cantik banget dan banyak yang lirik." Bisik Allen.

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang