BAB 13

7.3K 516 8
                                    

"Makasih untuk malam ini ya, Len." Ucap Ajeea saat mobil Allen berhenti di depan rumahnya.

Allen masih terlihat berbeda namun ia berusaha menutupi hal itu.

"Sama-sama. Maaf ya, kita baru bisa jalan sekarang." Jawab Allen.

"Enggak apa-apa Len." Ajeea baru saja akan membuka pintu mobil saat Allen memanggilnya.

"Jea?"

Tangan Ajeea yang sudah memegang seat belt pun ia lepaskan dan ia menatap Allen yang menatapnya dengan serius.

"Enggak jadi."

Jawaban Allen membuatnya mengerutkan alis.

"Bicara aja, Len. Aku denger kok."

"Enggak kok. Enggak penting. See you." Tutur Allen lagi.

Ajeea sudah melepas seat belt nya dan hendak membuka pintu namun sekali lagi ia urungkan, bukan karena Allen memanggilnya lagi, namun ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Len, makasih ya."

"Buat apa?" Tanya Allen.

"You look after me." Jawab Ajeea.

Allen diam, sementara Ajeea melanjutkan, "Aku tahu seberapa sulit kamu nahan keinginan kamu buat nyentuh aku tapi kamu kesampingkan itu semua. Aku udah beberapa kali pacaran dan tujuan semua cowok itu ya tubuh aku walaupun aku sama sekali enggak niat buat kasih ke mereka. Makasih ya."

Allen tersenyum dan menyentuh pucuk kepala Ajeea dengan lembut. "I just want you to be safe and happy with me. Just that." Jawab Allen tulus.

Ajeea merasakan ketulusan dari ucapan Allen tadi. Ia merasa hangat di hatinya saat mendengar jawaban itu, yang membuat tangannya terulur ke arah Allen, melingkarkannya di leher lelaki itu, mendekatinya dan mencium bibirnya.

Membuat hati Allen yang sudah bersiap menghilang dari kehidupan Ajeea setelah ini memutar haluan. Ia masih memiliki kesempatan.
***

Ajeea berbaring di kasurnya. Ia tidak bisa tidur. Ini diluar rencananya, mengapa tadi ia bisa mencium Allen seperti wanita murahan?

Awalnya Ajeea menyangka jika ajakan Allen hanyalah sebatas ajakan makan malam biasa, namun saat tanpa sengaja ia melihat Allen mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sakunya, ia tahu kemana acara makan malam itu akan bermuara.

Ia memutar otak, bagaimana cara agar jangan sampai Allen menyodorkan kotak itu kepadanya dan beruntungnya, ada sebuah insiden kecil yang menyelamatkannya, yang bisa ia jadikan sinyal jika dirinya tidak berniat memperdalam hubungan ini.

Seharusnya rencana itu sudah berhasil. Seharusnya, setelah ini ia akan pergi dengan perlahan atau Allen yang akan mundur teratur dari hidupnya karena ia tahu Allen adalah lelaki yang pintar dan tahu apa arti dari ucapannya tadi dan ia bisa melanjutkan hidupnya karena ia sama sekali tidak merasa menyakiti hati Allen. Ia hanya memainkan logika untuk mengatakan secara tidak langsung.

Namun melihat perubahan dalam diri Allen membuatnya sedikit terusik. Allen yang biasanya ramah dan menyenangkan menjadi lebih diam dan ia tidak menyukainya. Bagian dalam dirinya menyalahkan apa yang telah ia perbuat.

Lalu ia membuat kesalahan dengan mengatakan jika Allen berbeda dari lelaki lainnya meskipun itu benar adanya namun ia tidak seharusnya mengatakan kepada Allen, seolah memberi sinyal jika Allen masih harus berjuang dan ia mencium Allen, dan bodohnya lagi ia membiarkan Allen membalasnya.
***

"Bu Ajeea, pak Reno tadi menelepon saya, dia minta ibu ke ruangannya." Ucap Risa membuat Ajeea mengangkat kepalanya.

Mengapa Reno memanggilnya?

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang