"REN, dengerin gue setidaknya sebelum lo mukul gue lagi."
Reno mengepalkan tangannya menahan amarah yang akan memuncak. Membiarkan Allen menjelaskan.
Allen segera berbicara untuk menjelaskan selama Reno diam. Ia berusaha menjelaskan secepat dan sedetail mungkin.
"Gue bener-bener mencintai Ajeea." Tutupnya.
Reno diam sesaat, sepertinya sedang mencerna penjelasan dari Allen. Membandingkan apakah jawaban lelaki itu benar adanya atau hanya alibi seorang brengsek yang hobinya mempermainkan wanita.
"Apa alasan lo gak ngebawa Ajeea pulang? Lo bisa bawa dia ke sini dan jelasin dengan keluarga kalian."
Allen menghela napasnya. Teori itu memang sangat brilian. Tapi ini berbeda situasi. "Kandungan Ajeea sedikit lemah, Ren. Gue gak bisa bawa dia kesini dan malah menambah beban pikiran dia dengan kenyataan baru ini."
"Lo gak bisa nyembunyiin ini dari dia."
Allen dapat melihat kemarahan di mata Reno. "Udah gue peringatin, Lo bisa hancurin setiap cewek tapi jangan main-main dengan Ajeea!"
"Memang harusnya enggak gini. Tapi, Ren. Apa lo pernah mencintai seseorang sampe lo berani melakukan hal yang enggak seharusnya lo lakukan demi menjaga dia tetap aman?"
***Ajeea benar-benar merasa muak berada di sini. Ia merasa tangan kirinya sudah kebas, jemarinya tidak bisa lagi di tekuk karena cairan infus terus masuk menembus kulitnya.
Ada banyak wanita hamil di dunia ini dan sepertinya dirinya adalah wanita hamil yang paling lemah dan menyedihkan. Dan Ajeea membenci semua ini.
Saat sedang sibuk merutuki betapa lemah dirinya sekarang, ponsel Ajeea berdering. Ibunya menelepon. Tiba-tiba jantungnya berdegup tak karuan.
Perlahan jemarinya menyapu tombol berwarna hijau yang ada di layar ponselnya.
"Hallo, ma?"
"Jea, how are you?" Tanya ibunya dari ujung sana.
"Baik, ma." Sepertinya ibunya belum mengetahui kabar kehamilannya.
"Mama sudah tahu mengenai hubungan kamu dengan Allen saat di bandara kemarin. Apa yang kalian lakukan sudah cukup membuat mama mengerti."
Ajeea diam mendengarkan ibunya. Ia mengerutkan alisnya, merasa ada yang aneh. Mengapa ibunya berkata demikian seolah-olah hubungannya dengan Allen adalah sebuah kesalahan?
"Ajeea, sebentar lagi Afiya akan menikah."
"Ya, ma. Ajeea sudah tahu." Jawab Ajeea.
"Sepertinya kamu belum mengetahui berita ini seutuhnya, Ajeea." Terdengar helaan napas dari Farrahia di ujung sana.
Kerutan di dahi Ajeea makin dalam. "Apa yang Ajeea belum tahu, ma?"
"Afiya akan menikah dengan Allen."
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Lima detik dan sepertinya Ajeea belum mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh ibunya. Afiya akan menikah. Benar, ia tahu jika Afiya akan menikah.
Afiya akan menikah dengan Allen. Apakah Afiya akan menikah dengan lelaki yang bernama Allen juga?
"Allen? Ternyata ada banyak Allen di Jakarta ya, ma?" Tanya Ajeea bingung.
"No, dear. We talk about one person. Just one Allen in our conversation."
***Ariana Darmandira yang kebetulan masih berada di Kuta segera datang kembali ke rumah sakit Siloam karena mendapat kabar dari personal assistan Ajeea bahwa kondisi Ajeea sedang drop.
"Apa yang membuat kamu begini, Ajeea?" Tanya Ariana cemas.
Meskipun harus kejam dengan meminta Ajeea pergi ke luar negeri beberapa waktu lagi, Ajeea tetaplah cucu kesayangannya dan janin di perut Ajeea adalah cicitnya.
Lagipula ia melakukan hal itu demi kebaikan Ajeea. Ia tidak ingin cucunya menjadi makanan para wartawan yang pasti akan menghujat lewat pertanyaan hingga membuat Ajeea depresi.
Ajeea hanya menggelengkan kepalanya. Wajahnya yang sudah bersinar kini kembali pucat.
"Nenek, apa kak Afiya akan menikah dengan Allen Suryandri?" Tanya Ajeea.
"Ya, Ajeea. Mereka akan menikah dan itu harus dilakukan. Ada sebuah perjanjian di dalam pernikahan mereka." Jawab neneknya.
Secara impulsif Ajeea menyentuh perutnya. Ia merasa sangat pusing dan bingung.
Ternyata inilah alasan Allen tidak membiarkannya untuk pulang ke Jakarta. Ternyata karena ia akan menikah dengan Afiya.
Lelaki serakah, kata hatinya. Semua lelaki itu sama.
Ia benar-benar kehilangan segala sesuatu tentang diri Allen dalam ingatannya bahkan sekarang Allen tidak lagi memiliki wajah dalam pikirannya.
"Ada apa, Ajeea? Nenek tidak pernah melihat kamu menjadi selemah ini. Kamu adalah putri Darmandira dan tidak seharusnya kamu seperti ini." Ucap neneknya bingung karena Ajeea hanya melamun.
"Nek, apa pernikahan Afiya itu penting?" Tanya Ajeea yang berusaha membuat neneknya tidak curiga.
"Sangat penting, Ajeea. Ini tentang citra keluarga. Sangat sulit mempertahankan citra keluarga yang memiliki nama besar seperti ini. Dan juga nenek harap kamu mengerti mengapa nenek memintamu pergi ke luar negeri sebentar lagi."
***'Ajeea, where are you? Aku baru dapat telepon dari pihak rumah sakit kalau kamu minta untuk pulang. Tapi kamu gak pulang ke apartemen kamu. Please take your phone. I Miss you.'
Ajeea hanya membaca pesan dari Allen. Setelah neneknya pergi, ia meminta Risa mengurus kepulangannya. Ia benci dengan keadaan seperti ini.
Semuanya salah, ia sekarang seperti tidak menjadi dirinya sendiri. Ia menjadi lemah hanya karena Allen.
Setelah mengetahui semuanya, ia berjanji akan hidup dan bahagia tanpa Allen.
"Bu, apartemen di Ayana sudah siap." Kata Risa sambil membantu Ajeea untuk masuk ke apartemen barunya.
Ia sama sekali tidak akan menggunakan apapun yang di berikan Allen. Ia adalah putri dari keluarga Darmandira. Ia memiliki segalanya, ia bisa melakukan apapun.
"Bu, pak Allen menelepon ke nomor ibu terus."
Ajeea memandangi ponselnya yang terletak di atas meja apartemen barunya. Ia sedang duduk bersama Risa di ruang tamu dan ia menyukai interior apartemen ini.
"Biarin aja, Ris. Saya capek. Enggak peduli juga." Jawab Ajeea seolah tidak peduli dengan Allen namun Risa tahu, di balik sikap itu, punggung Ajeea menandakan kalau diri bosnya itu juga merindukan Allen.
"Dia itu manusia jahat."
*Bersambung*
Jangan lupa teken bintangnya yaaaah.
Sending out love to all of you,
INILAM♥️💞💞

KAMU SEDANG MEMBACA
Ajeeallen's Role
RomansaAjeea Milly Darmandira tidak pernah memiliki pemahaman tentang konsep pernikahan. Namun bukan berarti ia tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki. Ia hanya tidak mengerti bagaimana bisa seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang ia...