BAB 3

11.4K 759 13
                                        

"Sumpah! gue gak sabar lagi ketemu Executive Chef kita. Dia pasti ganteng banget kalau menurut analisa Cecil." Kata seorang wanita salah satu bagian dari Line Cook.

"Katanya badannya bagus."

"Ganteng pasti!"

Dan banyak kalimat pujian lain yang menyusul dari wanita-wanita lainnya.

"Ehm.. ehm.." suara dehaman milik seorang lelaki yang mempunyai warna suara dalam dan tegas terdengar, membuat semua orang terdiam dan menolehkan wajah mereka ke sumber suara.

"Astaga.." kata itu seolah menjadi koor yang dilantunkan mereka semua tatkala melihat si pemilik suara itu.

Seorang lelaki amat tampan dengan pahatan wajah dan bentuk tubuh yang amat sempurna berdiri di depan mereka.

"Hallo semua. Saya rasa, saya perlu pengenalan terlebih dahulu. Nama saya Allen Suryandri, yang sepertinya sudah kalian semua tahu kalau saya adalah executive chef baru di sini. Semoga kita bisa saling membantu dan bekerjasama." Ucapnya dengan tenang. Ia menampilkan senyum terbaiknya.

Mereka akan menjadi partner kerjanya, dan ia akan membangun hubungan yang baik dengan mereka semua karena baginya, hubungan yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang baik.

"Sepertinya sekarang kita harus mulai bersiap untuk memasak makan siang. Ada yang bisa memberikan saya daftar menu yang sudah reservasi meja?" Tanyanya. Ia ingin memiliki hubungan yang baik namun ia tetap akan menjaga image-nya sebagai seorang pemimpin dengan berbicara bahasa baku.

Seorang lelaki yang mengenalkan dirinya sebagai sous chef  memberikannya daftar menu makanan yang sudah mereservasi.

"Chef Allen, kenalkan saya Junar. Saya adalah Sous chef nya. Maafkan teman-teman wanita saya ya chef. Maklum, mereka tidak pernah melihat lelaki yang hanya ada dalam visualisasi mereka menjadi nyata." Ucap Junar dengan nada menyenangkan.

Dalam hatinya ia bernapas lega, Karena setidaknya, sous chef nya seorang laki-laki karena jika perempuan, ia akan risih karena  di ikuti oleh seorang perempuan yang memandanginya dengan tatapan memuja dan sepertinya ia mendapatkan sous chef yang menyenangkan.
***

Ajeea sedang duduk di mejanya dengan tenang sambil menatap laptopnya saat telepon di mejanya berdering.

"Ya?" Ucap Ajeea.

"Bu Ajeea? Pak Reno ingin bicara. Bisa saya sambungkan ke ibu sekarang?" Tanya Risa, sekretarisnya.

"Ya bisa." Jawab Ajeea.

"Hallo Ajeea?"

"Ya, pak Reno? Ada apa?" Tanya Ajeea  mengerutkan alisnya. Ada apa direktur HRD itu meneleponnya?

"Plis deh Jea, jangan panggil saya bapak  Kalau lagi gak ada orang." Dengus Reno yang merasa usianya masih 23 tahun seperti dirinya. padahal usia direktur HRD nya itu sudah memasuki tigapuluhan.

Ajeea dan Reno memang saling mengenal lebih dari profesionalitas pekerjaan karena Reno sering bertanya ini itu soal Ferri. Apakah sekarang Reno ingin bertanya soal Ferri?

"Iya ada apa Ren?" Ulang Ajeea.

"Gue lagi gak nanya soal Ferri. Tapi tenang aja, gue gak akan nyerah untuk ngedapetin dia."

"Kok Lo tau jalan pikiran gue?"

"Iya lah. Pasti Lo mikirnya gitu. Kan gue selalu ngehubungin Lo tiap mau tanya tentang Ferri aja. Oh iya gue tuh mau ngomong kalau tadi executive chef baru kita udah masuk. Kalian harus secepatnya mengadakan rapat demi menu-menu makanan untuk para pelanggan. Kan Lo sama dia harus membangun hubungan secepatnya."

Ajeeallen's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang